Ilustrasi perayaan tukar hadiah | Pexels/Antoni Shkraba

Musim Liburan Jadi Momen Bagi-bagi Hadiah, Cek Istilahnya di Berbagai Negara

01 January 2025   |   11:42 WIB
Image
Aldehead Marinda Merfonsina Uparatu Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Musim liburan akhir tahun adalah momen yang umum diisi oleh tradisi giving gifts, pemberian hadiah atau tukar kado di berbagai budaya di dunia. Praktik ini tidak hanya mencerminkan semangat berbagi tetapi juga mewujudkan kebiasaan dan makna unik yang sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain. 

Tiap negara tentu memiliki nama dan tradisi unik masing-masing untuk proses pemberian hadiah atau tukar kado akhir tahun sekaligus awal tahun baru. Di China misalnya, dikenal dengan tradisi Hongbao. Di Negeri Tirai Bambu, perayaan tahun baru, yang bertepatan dengan Festival Musim Semi menjadi momen untuk menampilkan pertukaran amplop merah yang disebut “hongbao”.

Amplop-amplop ini, yang biasanya berisi uang, diberikan terutama kepada anak-anak dan orang-orang yang belum menikah. Di Indonesia, katanya semakin disederhanakan menjadi angpao dan merujuk pada perilaku dan budaya yang mirip dengan negara asalnya. 

Warna merah melambangkan keberuntungan dan dipercaya dapat mengusir roh jahat. Tindakan memberikan hongbao tidak hanya berunsur finansial, tetapi juga menyampaikan harapan untuk kemakmuran dan kebahagiaan di tahun yang akan datang.

Baca juga: Perayaan Tahun Baru Identik dengan Kembang Api, Ternyata Begini Sejarahnya

Beralih ke Jepang dengan tradisi Oseibo dan Otoshidama. Jepang merayakan pemberian hadiah melalui dua tradisi yang berbeda. Oseibo terjadi pada Desember dan melibatkan pemberian hadiah untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada mereka yang telah mendukung diri kita sepanjang tahun. Hadiah yang umum diberikan adalah makanan atau hidangan musiman.

Sementara itu, Otoshidama dirayakan pada malam tahun baru, dengan anak-anak menerima uang dalam amplop yang dihias indah. Tradisi ini makin menumbuhkan kemeriahan dan keruan atau penghargaan di antara keluarga yang merayakan.

Di Skotlandia, tahun baru disambut dengan tradisi yang dikenal dengan nama First Footing atau pijakan pertama. Orang pertama yang memasuki rumah setelah tengah malam pada tersebut dipercaya membawa keberuntungan untuk tahun yang akan datang.

Orang ini sering membawa hadiah simbolis seperti batu bara (untuk kehangatan), roti (untuk rezeki), atau wiski (untuk kegembiraan), yang menyoroti pentingnya tradisi bertukar hadiah sesuai dengan harapan besarnya selama waktu perayaan ini.

Selanjutnya dari budaya India yang beragam, yang menampilkan tradisi pemberian hadiah unik selama festival seperti Diwali dan Pongal. Selama Diwali (umumnya terjadi antara Oktober-November) keluarga-keluarga saling bertukar manisan, buah-buahan kering, dan barang-barang dekoratif untuk merayakan festival cahaya.

Demikian pula, selama Pongal (setiap 14 atau 15 Januari), yang menandai musim panen di India Selatan, hadiah-hadiah berwarna-warni seperti pakaian dan permen dipertukarkan di antara para anggota keluarga sebagai tanda kasih sayang dan rasa syukur.

Terakhir di Italia, khususnya di Naples, orang-orang merayakan malam tahun baru dengan membuang barang-barang lama dari jendela mereka. Tindakan ini diasosiasikan dengan proses melepaskan masa lalu dan memberi ruang untuk awal yang baru di tahun yang baru.

Selain itu, menghadiahkan pakaian dalam berwarna merah merupakan hal yang lazim dilakukan karena dipercaya dapat membawa keberuntungan untuk tahun yang akan datang, bagi masyarakat setempat. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Kenalan dengan Treb Heining, Confetti Master di Balik Meriahnya Malam Tahun Baru di New York

BERIKUTNYA

Perayaan Tahun Baru Identik dengan Kembang Api, Ternyata Begini Sejarahnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: