Mantan Presiden AS Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun
30 December 2024 |
09:52 WIB
Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter meninggal dunia di rumahnya di Plains, Georgia, pada Minggu (29/12/2024) waktu setempat. Kabar duka ini disampaikan oleh The Carter Center melalui unggahan di akun media sosial X resmi mereka.
Jimmy Carter wafat pada usia 100 tahun, menjadi presiden AS dengan usia terpanjang dalam sejarah Negeri Paman Sam. "Pendiri kami, mantan Presiden AS Jimmy Carter, meninggal sore ini di Plains, Georgia," demikian tulis akun X @CarterCenter pada Minggu (29/12/2024).
Baca juga: Profil Mantan Dirjen UNESCO Amadou Mahtar M'Bow, Meninggal Dunia Usia 103 Tahun
Tidak diketahui penyebab pasti kematian Jimmy Carter. Akan tetapi, Carter diketahui selama dua tahun terakhir menjalani perawatan paliatif di rumahnya, setelah dirawat di rumah sakit karena mengidap penyakit kanker kulit. Carter baru saja merayakan ulang tahunnya yang memasuki satu abad pada 1 Oktober 2024.
"Ayah saya adalah pahlawan, tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi semua orang yang percaya pada perdamaian, hak asasi manusia, dan cinta tanpa pamrih,” kata Chip Carter, putra mantan Presiden AS Jimmy Carter, dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Guardian.
Meskipun hanya menjabat satu kali masa jabatan dari 1977 hingga 1981, Jimmy Carter meninggalkan jejak yang panjang selama karier pasca-kepresidenannya. Hal ini termasuk memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002, atas kerja The Carter Center dalam memerangi penyakit cacing Guinea di Afrika dan memantau pemilihan umum di seluruh dunia.
Melansir dari Al Jazeera, Carter juga terus menjadi sukarelawan di organisasi pembangunan rumah Habitat for Humanity hingga akhir hayatnya, membangun reputasinya sebagai sosok yang aktif di bidang pengabdian masyarakat dan kerendahan hati yang membuatnya mendapat pujian dari berbagai kalangan politik.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden AS Joe Biden menyebut Carter sebagai seorang pemimpin, negarawan, dan kemanusiaan yang luar biasa. Dengan belas kasih dan kejernihan moralnya, kata Biden, Carter berupaya memberantas penyakit, menciptakan perdamaian, memajukan hak-hak sipil dan hak asasi manusia, mendorong pemilihan umum yang bebas dan adil, memberi rumah bagi para tunawisma, serta selalu memperjuangkan hak-hak yang paling lemah.
"Dia menyelamatkan, mengangkat, dan mengubah kehidupan orang-orang di seluruh dunia," kata Biden, seraya menambahkan bahwa dia memerintahkan pemakaman kenegaraan resmi untuk mantan presiden tersebut.
Sementara itu, Presiden AS terpilih Donald Trump menulis di platform Truth Social miliknya dengan kalimat, "kita semua berutang budi kepada Carter," tulisnya.
Begitupun dengan beberapa mantan presiden AS yang masih hidup saat ini juga turut memberikan kesannya terhadap Carter. Eks Presiden AS Bill Clinton mengatakan Carter sebagai sosok yang bekerja tanpa kenal lelah untuk dunia yang lebih baik.
Sementara itu, mantan Presiden AS Barack Obama menyebut Carter mengajari semua orang tentang arti menjalani hidup yang penuh keanggunan, martabat, keadilan, dan pelayanan. Adapun, Mantan Presiden AS George W. Bush mengatakan kehidupan Carter akan memberikan inspirasi bagi warga Amerika dari generasi ke generasi.
Namun, tekanan Perang Dingin dan kesulitan ekonomi dalam negeri membebani masa kepresidenannya, yang semakin terpuruk setelah 52 warga Amerika disandera di Kedutaan Besar AS di Teheran tahun 1979. Penantang dari Partai Republik, Ronald Reagan, akhirnya berhasil mengalahkan Carter dalam pemilihan umum tahun 1980.
Meski begitu, Carter mengawasi beberapa kemenangan diplomatik besar saat menjabat, termasuk membantu mencapai kesepakatan antara Presiden Mesir saat itu Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin, yang memulihkan hubungan diplomatik dan ekonomi antara kedua negara, pada tahun 1978. Kesepakatan Camp David dicapai dengan syarat Israel mengembalikan Semenanjung Sinai ke Mesir.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (29/12/2024), Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan peran penting Carter dalam mencapai perjanjian perdamaian antara Mesir dan Israel akan tetap terukir dalam catatan sejarah, dan pekerjaan kemanusiaannya merupakan contoh standar cinta, perdamaian, dan persaudaraan yang tinggi.
Meskipun perjanjian itu tidak menyelesaikan masalah Palestina, Carter secara terus terang menjadi pendukung hak-hak Palestina.
Carter dianugerahi hadiah Nobel perdamaian untuk upaya tak kenal lelah selama puluhan tahun dalam bidang hak asasi manusia dan penciptaan perdamaian. Pekerjaan kemanusiaannya dilakukan di bawah Carter Center yang berpusat di Atlanta, yang didirikannya pada awal 1980-an, bersama sang istri, Rosalynn Carter.
Carter berkeliling dunia sebagai utusan perdamaian, pemantau pemilu, dan advokat kesehatan masyarakat. Dia mengunjungi Korea Utara pada 1994 dan Kuba tahun 2002. Carter Center dianggap membantu menyembuhkan kebutaan sungai, trachoma, dan penyakit cacing Guinea, yang jumlahnya meningkat dari jutaan kasus di Afrika dan Asia pada tahun 1986 menjadi hanya sedikit kasus saat ini.
Carter juga merupakan seorang pengkritik invasi Irak tahun 2003, perang pesawat tanpa awak, pengawasan pemerintah tanpa surat perintah, dan penjara di Teluk Guantanamo. Dia dikagumi sekaligus dikritik, atas keterlibatannya dalam upaya perdamaian Timur Tengah, dengan mendesak solusi dua negara dalam pidato dan buku-bukunya, termasuk Palestine: Peace Not Apartheid.
Pada 2006, Carter menerbitkan buku Palestine: Peace Not Apartheid, menggunakan label yang tidak diadopsi oleh kelompok-kelompok hak asasi utama Human Rights Watch dan Amnesty International selama lebih dari satu dekade. Dia juga merupakan kritikus vokal terhadap kelompok pro-Israel di AS.
Dalam sebuah unggahan di X pada Minggu, (29/12/2024), penulis Assal Rad menggambarkan Carter sebagai salah satu dari sedikit presiden AS yang berbicara jujur tentang Palestina.
Sementara itu, Human Rights Watch mengatakan Carter telah memberikan contoh yang kuat bagi para pemimpin dunia untuk menjadikan hak asasi manusia sebagai prioritas, dan dia terus memperjuangkan hak asasi manusia setelah dia meninggalkan jabatannya.
Baca juga: Bob Bryar, Mantan Drummer My Chemical Romance Meninggal Dunia Usia 44 Tahun
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Jimmy Carter wafat pada usia 100 tahun, menjadi presiden AS dengan usia terpanjang dalam sejarah Negeri Paman Sam. "Pendiri kami, mantan Presiden AS Jimmy Carter, meninggal sore ini di Plains, Georgia," demikian tulis akun X @CarterCenter pada Minggu (29/12/2024).
Baca juga: Profil Mantan Dirjen UNESCO Amadou Mahtar M'Bow, Meninggal Dunia Usia 103 Tahun
Tidak diketahui penyebab pasti kematian Jimmy Carter. Akan tetapi, Carter diketahui selama dua tahun terakhir menjalani perawatan paliatif di rumahnya, setelah dirawat di rumah sakit karena mengidap penyakit kanker kulit. Carter baru saja merayakan ulang tahunnya yang memasuki satu abad pada 1 Oktober 2024.
"Ayah saya adalah pahlawan, tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi semua orang yang percaya pada perdamaian, hak asasi manusia, dan cinta tanpa pamrih,” kata Chip Carter, putra mantan Presiden AS Jimmy Carter, dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Guardian.
Our founder, former U.S. President Jimmy Carter, passed away this afternoon in Plains, Georgia. pic.twitter.com/aqYmcE9tXi
— The Carter Center (@CarterCenter) December 29, 2024
Meskipun hanya menjabat satu kali masa jabatan dari 1977 hingga 1981, Jimmy Carter meninggalkan jejak yang panjang selama karier pasca-kepresidenannya. Hal ini termasuk memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002, atas kerja The Carter Center dalam memerangi penyakit cacing Guinea di Afrika dan memantau pemilihan umum di seluruh dunia.
Melansir dari Al Jazeera, Carter juga terus menjadi sukarelawan di organisasi pembangunan rumah Habitat for Humanity hingga akhir hayatnya, membangun reputasinya sebagai sosok yang aktif di bidang pengabdian masyarakat dan kerendahan hati yang membuatnya mendapat pujian dari berbagai kalangan politik.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden AS Joe Biden menyebut Carter sebagai seorang pemimpin, negarawan, dan kemanusiaan yang luar biasa. Dengan belas kasih dan kejernihan moralnya, kata Biden, Carter berupaya memberantas penyakit, menciptakan perdamaian, memajukan hak-hak sipil dan hak asasi manusia, mendorong pemilihan umum yang bebas dan adil, memberi rumah bagi para tunawisma, serta selalu memperjuangkan hak-hak yang paling lemah.
"Dia menyelamatkan, mengangkat, dan mengubah kehidupan orang-orang di seluruh dunia," kata Biden, seraya menambahkan bahwa dia memerintahkan pemakaman kenegaraan resmi untuk mantan presiden tersebut.
Sementara itu, Presiden AS terpilih Donald Trump menulis di platform Truth Social miliknya dengan kalimat, "kita semua berutang budi kepada Carter," tulisnya.
Begitupun dengan beberapa mantan presiden AS yang masih hidup saat ini juga turut memberikan kesannya terhadap Carter. Eks Presiden AS Bill Clinton mengatakan Carter sebagai sosok yang bekerja tanpa kenal lelah untuk dunia yang lebih baik.
Sementara itu, mantan Presiden AS Barack Obama menyebut Carter mengajari semua orang tentang arti menjalani hidup yang penuh keanggunan, martabat, keadilan, dan pelayanan. Adapun, Mantan Presiden AS George W. Bush mengatakan kehidupan Carter akan memberikan inspirasi bagi warga Amerika dari generasi ke generasi.
Karier Jimmy Carter
Jimmy Carter memasuki pemilihan presiden AS pada 1976 sebagai seorang Demokrat Selatan yang moderat. Nama dan elektabilitasnya meningkat secara tidak terduga di tengah kemarahan atas keterlibatan AS dalam perang Vietnam, dan masa jabatan presiden Richard Nixon yang penuh skandal.Namun, tekanan Perang Dingin dan kesulitan ekonomi dalam negeri membebani masa kepresidenannya, yang semakin terpuruk setelah 52 warga Amerika disandera di Kedutaan Besar AS di Teheran tahun 1979. Penantang dari Partai Republik, Ronald Reagan, akhirnya berhasil mengalahkan Carter dalam pemilihan umum tahun 1980.
Meski begitu, Carter mengawasi beberapa kemenangan diplomatik besar saat menjabat, termasuk membantu mencapai kesepakatan antara Presiden Mesir saat itu Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin, yang memulihkan hubungan diplomatik dan ekonomi antara kedua negara, pada tahun 1978. Kesepakatan Camp David dicapai dengan syarat Israel mengembalikan Semenanjung Sinai ke Mesir.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (29/12/2024), Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan peran penting Carter dalam mencapai perjanjian perdamaian antara Mesir dan Israel akan tetap terukir dalam catatan sejarah, dan pekerjaan kemanusiaannya merupakan contoh standar cinta, perdamaian, dan persaudaraan yang tinggi.
Meskipun perjanjian itu tidak menyelesaikan masalah Palestina, Carter secara terus terang menjadi pendukung hak-hak Palestina.
Carter dianugerahi hadiah Nobel perdamaian untuk upaya tak kenal lelah selama puluhan tahun dalam bidang hak asasi manusia dan penciptaan perdamaian. Pekerjaan kemanusiaannya dilakukan di bawah Carter Center yang berpusat di Atlanta, yang didirikannya pada awal 1980-an, bersama sang istri, Rosalynn Carter.
Carter berkeliling dunia sebagai utusan perdamaian, pemantau pemilu, dan advokat kesehatan masyarakat. Dia mengunjungi Korea Utara pada 1994 dan Kuba tahun 2002. Carter Center dianggap membantu menyembuhkan kebutaan sungai, trachoma, dan penyakit cacing Guinea, yang jumlahnya meningkat dari jutaan kasus di Afrika dan Asia pada tahun 1986 menjadi hanya sedikit kasus saat ini.
Carter juga merupakan seorang pengkritik invasi Irak tahun 2003, perang pesawat tanpa awak, pengawasan pemerintah tanpa surat perintah, dan penjara di Teluk Guantanamo. Dia dikagumi sekaligus dikritik, atas keterlibatannya dalam upaya perdamaian Timur Tengah, dengan mendesak solusi dua negara dalam pidato dan buku-bukunya, termasuk Palestine: Peace Not Apartheid.
Pada 2006, Carter menerbitkan buku Palestine: Peace Not Apartheid, menggunakan label yang tidak diadopsi oleh kelompok-kelompok hak asasi utama Human Rights Watch dan Amnesty International selama lebih dari satu dekade. Dia juga merupakan kritikus vokal terhadap kelompok pro-Israel di AS.
Dalam sebuah unggahan di X pada Minggu, (29/12/2024), penulis Assal Rad menggambarkan Carter sebagai salah satu dari sedikit presiden AS yang berbicara jujur tentang Palestina.
Sementara itu, Human Rights Watch mengatakan Carter telah memberikan contoh yang kuat bagi para pemimpin dunia untuk menjadikan hak asasi manusia sebagai prioritas, dan dia terus memperjuangkan hak asasi manusia setelah dia meninggalkan jabatannya.
Baca juga: Bob Bryar, Mantan Drummer My Chemical Romance Meninggal Dunia Usia 44 Tahun
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.