Memaknai Kembali Perjuangan Pergerakan Kongres Perempuan Indonesia Masa Kini & Nanti
Dipilihnya Hari Ibu pada tanggal ini pun karena bertepatan dengan Kongres Perempuan. Kala itu, para perempuan dari berbagai organisasi pergerakan Indonesia berkumpul bersama untuk turut memberi sumbangsih bagi kemerdekaan Indonesia.
Tak hanya itu, para perempuan juga menyuarakan hak kesetaraan serta memperkuat pemberdayaan secara bersama-sama. Pergerakan-pergerakan perempuan ini telah memberi sumbangsih besar bagi terbentuknya bangsa Indonesia juga peran kaum hawa secara umum saat ini.
Baca Juga: Marcella Zalianty Bahas Pendalaman Karakter di Pentas 'Karena Aku Perempuan'
Aktris Niniek L. Karim (dari kanan) bersama dengan Jurnalis Andini Weningtyas Effendi, Ketua Umum Ikatan Wanita Pemgusaha Indonesia (IWAPI) Nita Yudi dan Moderator Kadek Sonia Piscayanti saat diskusi bertema Perempuan Indonesia Kini dan Nanti di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu (22/12/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti )
Ketua umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Nita Yudi mengatakan Kongres Perempuan telah menjadi fondasi yang penting bagi perjuangan kaum hawa sekarang. Pasalnya, pergerakan-pergerakan para perempuan terdahulu ini telah turut menggaungkan hak-hak persamaan yang kini makin dirasakan wanita modern.
Kendati demikian, bukan berarti perempuan sekarang hanya perlu berpangku tangan. Sebab, menurutnya, estafet perjuangan perempuan masih belum berakhir. Menurutnya, setiap masa punya tantangannya sendiri.
“Kalau kita lihat dahulu perempuan pada 1928 punya peran untuk turut mengisi bagaimana upaya merebut kemerdekaan, hari ini tantangannya berbeda. Hari ini perempuan perlu mencari peran untuk mengisi kemerdekaan, agar Indonesia menjadi negara yang lebih maju lagi,” tuturnya dalam diskusi di Karena Aku Perempuan: Kelahiran Sebuah Pergerakan, Minggu (22/12/2024).
Menurut Nita, setelah Kongres Perempuan pertama, ada banyak pencapaian yang terjadi. Perempuan mulai tak lagi dianggap sebagai warga kelas dua. Selain itu, perempuan juga makin berdaya dengan berbagai profesi yang bisa mereka jalani.
Dia menyebut saat ini ada banyak posisi penting di sebuah perusahaan yang dipimpin oleh perempuan. Tak hanya di bidang swasta, sekarang makin banyak pula perempuan yang aktif menduduki posisi tinggi di pemerintahan.
Di luar itu, yang membuatnya senang, makin banyak pula perempuan yang berdaya dan menjadi pengusaha. Menurutnya, perempuan pada akhirnya punya andil yang besar pula dalam upaya transisi Indonesia dari negara berkembang, ke negara maju.
“Saat ini begitu terbuka kesempatan perempuan untuk mengekspresikan diri. Sekarang saatnya semuanya ada di tangan kita sendiri,” imbuhnya.
Sementara itu, jurnalis perempuan Andini Weningtyas Effendi mengatakan apa yang dinikmati oleh kaum Hawa saat ini tak bisa dilepaskan dari andil masa lalu. Mungkin, kata dia, yang dirasakan perempuan saat ini merupakan mimpi para wanita atau nenek moyang terdahulu kita.
Kini, setelah 96 tahun Kongres Perempuan pertama, Andini merasa perjuangan perempuan masih akan belum berakhir. Menurutnya, tantangan perempuan sekarang ialah bagaimana mengisi peran-peran yang telah terbuka, sekaligus menentukan bagaimana posisi kaum hawa menyongsong 100 tahun Kongres Perempuan pertama.
Aktris Niniek L. Karim (dari kanan) bersama dengan Jurnalis Andini Weningtyas Effendi, Ketua Umum Ikatan Wanita Pemgusaha Indonesia (IWAPI) Nita Yudi dan Moderator Kadek Sonia Piscayanti saat diskusi bertema Perempuan Indonesia Kini dan Nanti di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu (22/12/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti )
Andini berharap, ke depan makin banyak perempuan yang mengisi peran-peran penting dalam upaya memajukan Indonesia. Menurutnya, tak perlu ada lagi mengkotakkan perempuan ke urusan-urusan domestik semata.
“Aku berharap Indonesia ada di satu titik basa-basinya ke perempuan bukan lagi kapan nikah atau pacarnya siapa. Namun, apa kontribusimu kepada bangsa ini. Gak ada lagi embel-embel ‘pengusaha wanita’, ‘astronot wanita’, atau ‘jurnalis wanita’. Make it genderless,” tegasnya.
Sementara itu, aktris kawakan Niniek L Karim mengatakan perempuan masih kerap kali dianggap cantik hanya karena hidung yang mancung atau persoalan fisik. Saat ini, sudah saatnya perempuan dianggap cantik karena inner beauty atau kecerdasannya.
Menurutnya, perempuan Indonesia masa kini pun mesti lebih jeli dan mempelajari sejarah pergerakan para wanita dahulu. Sebab, Indonesia pernah melahirkan banyak perempuan hebat di dunia.
Dia mencontohkan Roehana Koeddoes. Sepanjang hidupnya, dia telah banyak memperjuangkan berbagai hal. Ruhana membangun sekolah untuk perempuan di Koto Gadang, Sumatera Barat, bernama Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS). Selain itu, dia juga mendirikan surat kabar Soenting Melajoe sebagai wadah bagi kaum perempuan untuk menuangkan pemikiran.
Baca Juga: Teater Pandora Siap Pentaskan Lakon Constellations di Museum MACAN
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.