Apa Itu Food Allergen? Jadi Penyebab Australia Tarik 3 Varian Indomie dari Peredaran
20 December 2024 |
07:29 WIB
Pemerintah Australia mengambil tindakan untuk menarik tiga varian produk mi instan asal Indonesia, Indomie. Keputusan ini diambil oleh Food Standards Australia, badan pengawas yang bertanggung jawab untuk mengawasi keamanan pangan di negara tersebut.
Dalam publikasi resmi mereka di laman Food Standards, disebutkan bahwa alasan utama penarikan produk ini adalah karena adanya kekhawatiran akan alergen (food allergen) yang tidak dinyatakan dalam varietas produk Indomie tertentu. Alergen merupakan senyawa yang dapat memicu tubuh menimbulkan reaksi alergi.
Secara spesifik, produk yang ditarik oleh pemerintah Australia ini mencakup Indomie Rasa Soto Mie, Indomie Rasa Ayam Bawang, dan Indomie Mi Goreng Rasa Rendang.
Baca juga: BPOM Jamin Kandungan Etilen Oksida pada Indomie Kuah Masih Aman
Indomie Rasa Soto Mie ditarik dari pasar Australia karena dinilai tidak secara eksplisit menyebutkan alergen susu di dalam produknya, meskipun berpotensi mengandung bahan yang berasal dari susu.
Selanjutnya, Indomie Rasa Ayam Bawang dinilai tidak menyebutkan adanya alergen berupa kandungan telur atau bahan dasar unggas, yang dapat menimbulkan risiko bagi mereka yang alergi terhadap telur atau ayam. Adapun, Indomie Mi Goreng Rasa Rendang juga tidak memiliki label yang jelas mengenai zat-zat yang berpotensi menyebabkan alergi seperti susu atau kedelai.
Kelalaian pencantuman senyawa di dalam rangkaian produk Indomie ini membuat Food Standards Australia memperingatkan konsumen bahwa individu yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu atau telur dapat mengalami reaksi yang merugikan saat mengonsumsi ketiga seri Indomie itu.
Untuk mengurangi risiko tersebut, badan pangan di sana menginstruksikan distributor untuk segera menarik produk-produk itu dari rak-rak toko di berbagai toko bahan makanan Asia yang ada di Australia.
Dilansir dari Food Allergy, istilah food allergen atau alergen merupakan protein yang ditemukan dalam makanan yang memicu respons kekebalan tubuh yang tidak normal pada individu yang rentan. Alergen yang umum termasuk susu, telur, kacang tanah, kacang pohon, kedelai, gandum, ikan, dan kerang-kerangan.
Faktanya, kedelapan makanan ini menyumbang sekitar 90 persen dari semua reaksi alergi di banyak negara. Prevalensi alergi makanan menurut Allergen Bureau mengalami peningkatan, terutama di negara-negara Barat. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 8 persen anak-anak dan 2 persen orang dewasa terkena dampak dari alergi dari sejumlah protein umum di atas.
Ketika seseorang yang memiliki alergi makanan mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi, sistem kekebalan tubuh mereka menghasilkan antibodi yang dikenal sebagai imunoglobulin E (IgE).
Antibodi ini memberi sinyal kepada sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan bahan kimia seperti histamin, yang menyebabkan gejala yang dapat muncul dalam beberapa menit atau beberapa jam setelah dikonsumsi. Gejalanya dapat berupa gatal-gatal, pembengkakan, gangguan pencernaan, dan pada kasus yang parah bisa terjadi kesulitan bernapas atau kehilangan kesadaran.
Saat ini, tidak ada obat khusus yang dapat seutuhnya mengobati alergi makanan yang dihadapi individu. Strategi manajemen yang paling efektif adalah menghindari makanan penyebab alergi secara ketat. Hal ini membutuhkan kewaspadaan dalam membaca label makanan dan memahami daftar bahan makanan yang akan dikonsumsi.
Implikasi dari alergi makanan tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga menimbulkan tantangan yang signifikan bagi industri makanan. Oleh sebab itu, produsen makanan diwajibkan secara hukum untuk memberi label alergen utama dengan jelas untuk melindungi konsumen.
Baca juga: NewJeans Didapuk Jadi Global Brand Ambassador Indomie
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dalam publikasi resmi mereka di laman Food Standards, disebutkan bahwa alasan utama penarikan produk ini adalah karena adanya kekhawatiran akan alergen (food allergen) yang tidak dinyatakan dalam varietas produk Indomie tertentu. Alergen merupakan senyawa yang dapat memicu tubuh menimbulkan reaksi alergi.
Secara spesifik, produk yang ditarik oleh pemerintah Australia ini mencakup Indomie Rasa Soto Mie, Indomie Rasa Ayam Bawang, dan Indomie Mi Goreng Rasa Rendang.
Baca juga: BPOM Jamin Kandungan Etilen Oksida pada Indomie Kuah Masih Aman
Indomie Rasa Soto Mie ditarik dari pasar Australia karena dinilai tidak secara eksplisit menyebutkan alergen susu di dalam produknya, meskipun berpotensi mengandung bahan yang berasal dari susu.
Selanjutnya, Indomie Rasa Ayam Bawang dinilai tidak menyebutkan adanya alergen berupa kandungan telur atau bahan dasar unggas, yang dapat menimbulkan risiko bagi mereka yang alergi terhadap telur atau ayam. Adapun, Indomie Mi Goreng Rasa Rendang juga tidak memiliki label yang jelas mengenai zat-zat yang berpotensi menyebabkan alergi seperti susu atau kedelai.
Kelalaian pencantuman senyawa di dalam rangkaian produk Indomie ini membuat Food Standards Australia memperingatkan konsumen bahwa individu yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu atau telur dapat mengalami reaksi yang merugikan saat mengonsumsi ketiga seri Indomie itu.
Untuk mengurangi risiko tersebut, badan pangan di sana menginstruksikan distributor untuk segera menarik produk-produk itu dari rak-rak toko di berbagai toko bahan makanan Asia yang ada di Australia.
Apa itu Food Allergen?
Dilansir dari Food Allergy, istilah food allergen atau alergen merupakan protein yang ditemukan dalam makanan yang memicu respons kekebalan tubuh yang tidak normal pada individu yang rentan. Alergen yang umum termasuk susu, telur, kacang tanah, kacang pohon, kedelai, gandum, ikan, dan kerang-kerangan. Faktanya, kedelapan makanan ini menyumbang sekitar 90 persen dari semua reaksi alergi di banyak negara. Prevalensi alergi makanan menurut Allergen Bureau mengalami peningkatan, terutama di negara-negara Barat. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 8 persen anak-anak dan 2 persen orang dewasa terkena dampak dari alergi dari sejumlah protein umum di atas.
Ketika seseorang yang memiliki alergi makanan mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi, sistem kekebalan tubuh mereka menghasilkan antibodi yang dikenal sebagai imunoglobulin E (IgE).
Antibodi ini memberi sinyal kepada sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan bahan kimia seperti histamin, yang menyebabkan gejala yang dapat muncul dalam beberapa menit atau beberapa jam setelah dikonsumsi. Gejalanya dapat berupa gatal-gatal, pembengkakan, gangguan pencernaan, dan pada kasus yang parah bisa terjadi kesulitan bernapas atau kehilangan kesadaran.
Saat ini, tidak ada obat khusus yang dapat seutuhnya mengobati alergi makanan yang dihadapi individu. Strategi manajemen yang paling efektif adalah menghindari makanan penyebab alergi secara ketat. Hal ini membutuhkan kewaspadaan dalam membaca label makanan dan memahami daftar bahan makanan yang akan dikonsumsi.
Implikasi dari alergi makanan tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga menimbulkan tantangan yang signifikan bagi industri makanan. Oleh sebab itu, produsen makanan diwajibkan secara hukum untuk memberi label alergen utama dengan jelas untuk melindungi konsumen.
Baca juga: NewJeans Didapuk Jadi Global Brand Ambassador Indomie
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.