Setelah Hiatus, Yos Suprapto Gelar Pameran Angkat Isu Kedaulatan Pangan di Galnas
19 December 2024 |
07:30 WIB
Setelah hiatus beberapa tahun, seniman Yos Suprapto kembali ke panggung seni rupa. Terbaru, perupa gaek berambut perak itu, bakal menggelar seteleng tunggal bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan, di Galeri Nasional Indonesia, pada 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025.
Masih mengetengahkan isu sosial, politik, dan lingkungan, dalam pameran ini, Yos akan menyuarakan kritik dan harapan terkait kedaulatan pangan dan budaya agraris Indonesia. Karya-karyanya akan mengkritisi kebijakan pertanian yang menggunakan pupuk sintetis, atau revolusi hijau yang populer sejak zaman Orba.
Baca juga: Mengintip Keseruan Workshop Seni Grafis Cukil Kayu di Galeri Nasional
Yos Suprapto mengungkap, ekshibisi ini bukan sekadar pameran seni, tetapi juga ajakan untuk merenungkan kembali pentingnya metode pertanian berkelanjutan. Sebab, tanpa metode tersebut, lambat laun tanah-tanah pertanian bakal rusak, sehingga impian akan kedaulatan pangan hanya akan menjadi pepesan kosong.
"Pameran ini lahir dari penelitian panjang saya selama lebih dari sepuluh tahun terhadap tanah produktif di Indonesia. Hasilnya menunjukkan hilangnya budaya agraris yang mandiri akibat ketergantungan pada pupuk sintetis," katanya dalam taklimat tertulis pada awak media, Rabu, (18/12/24).
Selaras, Dosen FSRD dan Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Suwarno Wisetrotomo, mengungkap, karya-karya Yos Suprapto bakal memuat ledakan pemikiran yang lantang sekaligus simbolik. Menurutnya, ekspresi dalam karya Yos memiliki keberagaman kesan dan pesan—langsung dan lantang, tetapi juga lembut dan simbolik.
Suwarno menjelaskan, seteleng ini nantinya juga akan mengungkai narasi visual yang mengalir laiknya alur sebuah novel. Lewat sapuan warna pada kanvas-kanvas yang dihadirkan di ruang pamer, sang seniman akan mengajak pengunjung berimajinasi untuk menyelami kisah-kisah di balik setiap karyanya.
"Dalam pameran bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan, lukisan-lukisan Yos tampak bercerita, dan mengangkat isu-isu yang tidak hanya menggugah, tetapi juga berpotensi mengusik kenyamanan kita," kata kurator seni terkemuka itu.
Sekilas Tentang Yos Suprapto
Dikenal sebagai perupa yang tidak pernah lepas dari isu sosial, Yos mulai aktif di dunia seni rupa sejak era 1970-an. Rekam jejaknya dimulai lewat pameran tunggal bertajuk Bersatu dengan Alam di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 1994.
Arkian, pada 2001, Yos kembali menggelar pameran tunggal Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa di Galeri Nasional Indonesia. Lewat seteleng ini, perupa kelahiran 26 Oktober 1952 itu, melontarkan kritik atas budaya kekerasan dalam realitas kebangsaan kontemporer.
Gebrakan Yos juga terus berlanjut lewat pameran Republik Udang di Tembi Gallery, Yogyakarta pada 2005. Dalam pameran tersebut, Yos mengkritisi isu korupsi di lingkungan elit birokrasi yang semakin marak di Indonesia pasca reformasi 1998.
Sempat hiatus lebih dari satu dekade, Yos kembali ke medan seni rupa lewat pameran tunggal bertajuk "Arus Balik Cakrawala, di Galeri Nasional Indonesia, pada 2017. Selain pameran tunggal, Yos juga terlibat pula dalam pameran bersama, salah satunya Mata Hati Demokrasi di Taman Budaya Surakarta pada 2002.
Pameran Tunggal Yos Suprapto Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan terbuka untuk umum setiap hari mulai 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, pukul 09.00-19.00 WIB.
Genhype yang ingin mengunjungi pameran ini dapat memperoleh tiket dengan melakukan registrasi langsung di lokasi (on site). Informasi lebih lanjut tentang pameran ini dapat diakses melalui akun Instagram @galerinasional.
Baca juga: Puluhan Karya Pemenang Basoeki Abdullah Art Award Bakal Dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia
Editor: Dika Irawan
Masih mengetengahkan isu sosial, politik, dan lingkungan, dalam pameran ini, Yos akan menyuarakan kritik dan harapan terkait kedaulatan pangan dan budaya agraris Indonesia. Karya-karyanya akan mengkritisi kebijakan pertanian yang menggunakan pupuk sintetis, atau revolusi hijau yang populer sejak zaman Orba.
Baca juga: Mengintip Keseruan Workshop Seni Grafis Cukil Kayu di Galeri Nasional
Yos Suprapto mengungkap, ekshibisi ini bukan sekadar pameran seni, tetapi juga ajakan untuk merenungkan kembali pentingnya metode pertanian berkelanjutan. Sebab, tanpa metode tersebut, lambat laun tanah-tanah pertanian bakal rusak, sehingga impian akan kedaulatan pangan hanya akan menjadi pepesan kosong.
"Pameran ini lahir dari penelitian panjang saya selama lebih dari sepuluh tahun terhadap tanah produktif di Indonesia. Hasilnya menunjukkan hilangnya budaya agraris yang mandiri akibat ketergantungan pada pupuk sintetis," katanya dalam taklimat tertulis pada awak media, Rabu, (18/12/24).
Selaras, Dosen FSRD dan Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Suwarno Wisetrotomo, mengungkap, karya-karya Yos Suprapto bakal memuat ledakan pemikiran yang lantang sekaligus simbolik. Menurutnya, ekspresi dalam karya Yos memiliki keberagaman kesan dan pesan—langsung dan lantang, tetapi juga lembut dan simbolik.
Suwarno menjelaskan, seteleng ini nantinya juga akan mengungkai narasi visual yang mengalir laiknya alur sebuah novel. Lewat sapuan warna pada kanvas-kanvas yang dihadirkan di ruang pamer, sang seniman akan mengajak pengunjung berimajinasi untuk menyelami kisah-kisah di balik setiap karyanya.
"Dalam pameran bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan, lukisan-lukisan Yos tampak bercerita, dan mengangkat isu-isu yang tidak hanya menggugah, tetapi juga berpotensi mengusik kenyamanan kita," kata kurator seni terkemuka itu.
Sekilas Tentang Yos Suprapto
Dikenal sebagai perupa yang tidak pernah lepas dari isu sosial, Yos mulai aktif di dunia seni rupa sejak era 1970-an. Rekam jejaknya dimulai lewat pameran tunggal bertajuk Bersatu dengan Alam di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 1994.
Arkian, pada 2001, Yos kembali menggelar pameran tunggal Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa di Galeri Nasional Indonesia. Lewat seteleng ini, perupa kelahiran 26 Oktober 1952 itu, melontarkan kritik atas budaya kekerasan dalam realitas kebangsaan kontemporer.
Gebrakan Yos juga terus berlanjut lewat pameran Republik Udang di Tembi Gallery, Yogyakarta pada 2005. Dalam pameran tersebut, Yos mengkritisi isu korupsi di lingkungan elit birokrasi yang semakin marak di Indonesia pasca reformasi 1998.
Pameran Tunggal Yos Suprapto Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan terbuka untuk umum setiap hari mulai 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, pukul 09.00-19.00 WIB.
Genhype yang ingin mengunjungi pameran ini dapat memperoleh tiket dengan melakukan registrasi langsung di lokasi (on site). Informasi lebih lanjut tentang pameran ini dapat diakses melalui akun Instagram @galerinasional.
Baca juga: Puluhan Karya Pemenang Basoeki Abdullah Art Award Bakal Dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.