Ilustrasi Gen Z pilih berbelanja di pusat perbelanjaan | Pexels/YIMING TANG

Survei EY: 63% Gen Z Pilih Belanja di Mal daripada Online Musim Liburan Ini

13 December 2024   |   19:32 WIB
Image
Aldehead Marinda M. U. Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Laporan tahunan Ernst & Young menyebut 63% Gen Z lebih memilih belanja di mal dibandingkan e-commerce saat musim liburan.Dilansir melalui CNBC, hanya 50% yang berencana menggunakan platform daring, menandai perubahan signifikan dalam perilaku konsumen.

Salah satu alasan utama preferensi Gen Z untuk berbelanja secara langsung di pusat-pusat perbelanjaan adalah keinginan untuk mendapatkan interaksi yang penuh pengalaman. Tidak seperti generasi sebelumnya, yang mungkin lebih menyukai belanja daring karena kenyamanannya, Gen Z menghargai aspek sosial dalam berbelanja.

Hal ini termasuk kegiatan untuk menghabiskan waktu bersama teman, menikmati pilihan hiburan, dan terlibat dalam ragam aktifitas yang dapat menjadi bahan postingan di media sosial.

Baca juga: Mengenal Kebiasaan Doom Spending yang Bikin Belanja Impulsif, Begini Kiat Mencegahnya

Kebutuhan akan akses langsung ke produk adalah faktor pendorong lainnya. Sekitar 30% pembeli Gen Z lebih memilih berbelanja di toko untuk mendapatkan barang secara instan, sementara 28% lainnya menghargai pengalaman langsung dalam melihat dan mencoba produk sebelum membeli produk incaran tersebut.

Hal ini sangat kontras dengan model belanja daring yang harus melibatkan proses menunggu pengiriman. Belanja seacara daring otomatis menghilangkan pengalaman melihat, menyentuh hingga mencoba beragam produk karena terbatas pada tampilan katalog di dalam layar.

Hasil laporan yang menunjukan bahwa Gen Z semakin menyukai toko fisik turut membuat para peritel mengevaluasi kembali strategi mereka dalam melakukan penjualan.

Merek pakaian seperti Abercrombie & Fitch mencatat bahwa meskipun lini produk untuk milenial menghasilkan penjualan daring signifikan, produk yang ditargetkan untuk Gen Z justru memiliki persentase penjualan daring yang lebih rendah.

Menyadari hal ini, perusahaan berencana mengadopsi strategi promosi offline yang lebih agresif, seperti pop-up store dan acara tanda tangan bersama selebritas, untuk menarik perhatian pasar Gen Z, menurut laporan CNBC.

Bukan itu saja, Los Angeles Times mencatat pergeseran ini turut berimplikasi pada perubahan  cara pusat perbelanjaan dirancang dan dioperasikan. Para ahli ritel sampai menyarankan agar mal tidak hanya berfungsi sebagai tujuan belanja, tetapi juga sebagai pusat komunitas di mana interaksi sosial guna mendukung pola perilaku Gen Z saat ini.

Terlepas dari tren yang positif ini, sejumlah toserba tradisional masih berjuang menghadapi kemunduran pengunjung dan nilai penjualan. Dilansir dari Retail Dive, beberapa pusat perbelanjaan harus bersaing tidak hanya dengan raksasa e-commerce seperti Amazon, tetapi juga beradaptasi dengan perubahan ekspektasi konsumen terkait kenyamanan dan pengalaman berbelanja mereka melalui toko fisik. 

Apakah Genhype dengan jenjang usia Gen Z termasuk dalam konsumen dengan perilaku belanja serupa? Bagaimana rencana belanja liburan kalian musim ini, apakah kembali ke mal atau tetap setia dengan e-commerce

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Daftar Pemain Film Hutang Nyawa yang Jadi Sorotan, Ada Rachel Vennya

BERIKUTNYA

Daftar Pemenang The Game Awards 2024, Astro Bot Sabet Piala GOTY 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: