Doom Spending (Sumber Foto: Freepik)

Mengenal Kebiasaan Doom Spending yang Bikin Belanja Impulsif, Begini Kiat Mencegahnya

27 September 2024   |   22:00 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Doom spending telah menjadi sebuah fenomena yang memprihatinkan, terutama di kalangan milenial dan generasi Z. Istilah ini merujuk pada kebiasan belanja impulsif yang dilakukan orang-orang saat merasa cemas dan khawatir akan kondisi finansial masa depan. 

Mereka menggelontorkan nominal yang fantastis demi membeli barang-barang yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan. Tujuannya untuk menghilangkan stres dan mengalihkan perhatian dari masalah. Namun, kesenangan jangka pendek ini justru bisa menciptakan masalah keuangan besar dalam jangka panjang. 

“Doom spending adalah respon orang-orang terhadap ketidakpastian ekonomi, baik kondisi finansial pribadinya maupun negaranya yang tidak pasti di masa depan," ujar Giovanna González, penulis buku Cultura & Cash: Lessons From the First Gen Mentor for Managing Finances & Cultural Expectations, dikutip dari About Schwab

Baca juga: 7 Isu yang Jadi Perhatian Anak Muda di Media Sosial, Aktivisme sampai Finansial

Lebih lanjut dia mengungkapkan, generasi muda banyak bertanya ‘Apa gunanya menabung untuk masa depan?'. Pada akhirnya mereka mulai berpikir, ‘Saya akan menghabiskan uang sekarang dan tidak perlu khawatir soal rencana jangka panjang seperti pensiun atau membeli rumah'.

Berdasarkan data Intuit’s Prosperity Index Study, sebanyak 73 persen generasi Z ragu untuk menetapkan tujuan finansial jangka panjang mereka, termasuk merencanakan dana pensiun. Namun, tak hanya kelompok itu saja, lebih dari seperempat orang Amerika Serikat juga mengaku menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak diperlukan sebagai cara untuk melarikan diri dari stres.

Apabila Genhype, tergoda untuk melakukan doom spending, yuk ikuti strategi berikut ini supaya kondisi finansial tetap stabil untuk jangka panjang tanpa mengorbankan masa kini.
 

1. Cegah transaksi impulsif

Teknologi era modern memudahkan kita bertransaksi dalam berbelanja. Misalnya dengan penggunaan kartu debit, kredit, dompet digital, aplikasi m-banking, sampai platform e-commerce yang seringkali menawarkan promo besar-besaran. Jangan biarkan kemudahan itu membuat boros, sebaliknya kita bisa mencoba mempersulit prosesnya.

Saat belanja di e-commerce, biasanya kita hanya perlu beberapa kali klik lalu transaksi disetujui. Sekarang cobalah hapus informasi tentang kartu debit, kredit, dan e-wallet yang tersimpan secara otomatis di platform belanja tersebut. Apabila memang sudah yakin membeli, cobalah menunggu 24 jam sebelum mengonfirmasi pembayaran.

Dengan proses transaksi yang kini jadi lebih rumit dan panjang, Genhype mungkin akan berpikir ulang untuk belanja. 
 

2. Batasi penggunaan media sosial

Untuk mencegah doom spending, hentikan kebiasaan doom scrolling, yakni kebiasaan memantau media sosial dan platform pemberitaan lainnya dengan berlebihan. Doom scrolling membuat orang-orang terobsesi dengan berita-berita negatif, khususnya terkait situasi perekonomian negara. 

Meskipun tak ada salahnya untuk mengikuti berita terbaru, tapi kalau berlebihan bisa membuat pesimis dengan masa depan. Selain itu, media sosial juga membuat publik terpapar dengan gaya hidup mewah orang-orang, sehingga menciptakan efek FOMO. Padahal apa yang mereka perlihatkan di dunia maya belum tentu sesuai dengan kenyataannya.
 
Cobalah untuk rehat sejenak dari gadget, lakukan aktivitas seperti olahraga atau bersosialisasi dengan orang-orang. Selain menciptakan pola pikir yang lebih positif, algoritma media sosialmu juga mulai memperlihatkan lebih banyak konten yang menyenangkan.
 

3. Biasakan menabung walaupun sedikit

Cobalah menyisihkan 10 sampai 15 persen dari pemasukan untuk tabungan dana pensiun masa depan. Kalaupun tidak memungkinkan saat ini, tidak apa-apa untuk menabung dalam jumlah sedikit daripada tidak sama sekali.

Selain itu, cobalah untuk membuat target jumlah tabungan yang realistis supaya mudah dicapai. Ini akan menciptakan rasa bangga tersendiri dan memotivasi kebiasaan menabung dengan konsisten. Seiring waktu kita akan terdorong untuk menabung lebih banyak dan menetapkan goals yang lebih besar dalam hidup. 

Baca juga: Awas, Stres Finansial Bisa Pengaruhi Psikologi Keluarga

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 
 

SEBELUMNYA

Beetlejuice 2 Masuk Jajaran Film Terlaris 2024, Kalahkan Transformers One

BERIKUTNYA

Batik Danar Hadi Rilis Koleksi Kembang Parang, Kolaborasi Didiet Maulana sampai Wilsen Willim

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: