Begini Proses Pembuatan Susu Ikan, Bakal Masuk Menu Makan Bergizi Gratis
11 December 2024 |
19:53 WIB
Pembicaraan tentang minuman berprotein susu ikan kembali mencuat, setelah produk tersebut digadang-gadang akan masuk dalam menu program makan bergizi gratis. Susu ikan merupakan produk yang dinilai memiliki kandungan yang baik untuk tubuh.
Dikutip dari laman BRIN, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Perairan Darat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ekowati Chasanah, mengatakan bahwa susu ikan yang dimaksud sebenarnya lebih tepat disebut sebagai bubuk ikan atau ikan powder.
Jadi, susu ikan bukan berasal dari kelenjar ikan. Dengan begitu, penyebutan susu ikan sebenarnya kurang tepat karena tidak dihasilkan oleh kelenjar susu seperti yang ada di mamalia.
Dia menuturkan, teknologi produksi bubuk ikan memiliki beberapa metode, seperti surimi, konsentrat ikan, dan hidrolisat protein ikan (HPI). Dalam prosesnya, Surimi dibuat dengan mencuci daging ikan yang telah dihancurkan hingga hanya menyisakan protein miofibril. Surimi tersebut dapat dikeringkan menjadi bubuk.
Baca juga: Mengenal Susu Ikan, Cek Manfaat Kesehatan & Cara Penyajiannya
Sementara itu, dalam metode konsentrat ikan, bubuk ikan dapat dihasilkan melalui proses pencucian dengan alkohol untuk menghilangkan bau dan lemak, atau dengan cara pengukusan dan pengeringan.
Metode konsentrat ikan dan surimi dalam menghasilkan bubuk ikan memiliki kelemahan lantaran tidak dapat larut dalam air. Berbeda, dalam metode HPI, terdapat pemanfaatan enzim untuk memecah protein ikan menjadi peptida yang lebih pendek, sehingga menghasilkan produk yang larut dalam air dan siap diserap oleh tubuh.
Proses Produksi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Proses ini dimulai dengan mencuci dan melumatkan bahan baku ikan seperti selar, sarden, kuniran, dan lele sebelum dihidrolisis.
Hidrolisis dilakukan dalam suhu 55 derajat Celsius selama 7 jam dengan enzim lokal yang memiliki aktivitas 500 U per 25 gram ikan. Setelah proses hidrolisis, enzim dihentikan dengan pemanasan pada suhu 90°C selama 10 menit, lalu campuran disentrifugasi. Supernatan yang dihasilkan merupakan HPI, sementara residunya berupa protein ikan yang tidak larut air.
Tahap hidrolis merupakan kunci utama dalam pembuatan HPI lantaran protein dipecah menjadi peptida dan asam amino yang lebih kecil. Faktor-faktor seperti jenis bahan baku, durasi hidrolisis, dan derajat hidrolisis (DH) berpengaruh terhadap karakteristik akhir HPI yang dihasilkan.
Terkait bahan baku pembuatan bubuk ikan, berbagai jenis ikan dan hasil laut dapat digunakan seperti ikan selar, petek, lemuru, dan kepala udang.
Baca juga: Lima Manfaat Susu untuk Kesehatan, dari Cegah Stunting hingga Osteoporosis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dikutip dari laman BRIN, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Perairan Darat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ekowati Chasanah, mengatakan bahwa susu ikan yang dimaksud sebenarnya lebih tepat disebut sebagai bubuk ikan atau ikan powder.
Jadi, susu ikan bukan berasal dari kelenjar ikan. Dengan begitu, penyebutan susu ikan sebenarnya kurang tepat karena tidak dihasilkan oleh kelenjar susu seperti yang ada di mamalia.
Dia menuturkan, teknologi produksi bubuk ikan memiliki beberapa metode, seperti surimi, konsentrat ikan, dan hidrolisat protein ikan (HPI). Dalam prosesnya, Surimi dibuat dengan mencuci daging ikan yang telah dihancurkan hingga hanya menyisakan protein miofibril. Surimi tersebut dapat dikeringkan menjadi bubuk.
Baca juga: Mengenal Susu Ikan, Cek Manfaat Kesehatan & Cara Penyajiannya
Produk susu ikan (Sumber gambar: Wikimedia Commons/Vayalov)
Metode konsentrat ikan dan surimi dalam menghasilkan bubuk ikan memiliki kelemahan lantaran tidak dapat larut dalam air. Berbeda, dalam metode HPI, terdapat pemanfaatan enzim untuk memecah protein ikan menjadi peptida yang lebih pendek, sehingga menghasilkan produk yang larut dalam air dan siap diserap oleh tubuh.
Proses Produksi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Proses ini dimulai dengan mencuci dan melumatkan bahan baku ikan seperti selar, sarden, kuniran, dan lele sebelum dihidrolisis.
Hidrolisis dilakukan dalam suhu 55 derajat Celsius selama 7 jam dengan enzim lokal yang memiliki aktivitas 500 U per 25 gram ikan. Setelah proses hidrolisis, enzim dihentikan dengan pemanasan pada suhu 90°C selama 10 menit, lalu campuran disentrifugasi. Supernatan yang dihasilkan merupakan HPI, sementara residunya berupa protein ikan yang tidak larut air.
Tahap hidrolis merupakan kunci utama dalam pembuatan HPI lantaran protein dipecah menjadi peptida dan asam amino yang lebih kecil. Faktor-faktor seperti jenis bahan baku, durasi hidrolisis, dan derajat hidrolisis (DH) berpengaruh terhadap karakteristik akhir HPI yang dihasilkan.
Terkait bahan baku pembuatan bubuk ikan, berbagai jenis ikan dan hasil laut dapat digunakan seperti ikan selar, petek, lemuru, dan kepala udang.
Baca juga: Lima Manfaat Susu untuk Kesehatan, dari Cegah Stunting hingga Osteoporosis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.