Eksklusif Candra Darusman: Dinamika Penjurian AMI Awards 2024 & Sorotan Pendatang Baru
04 December 2024 |
14:31 WIB
1
Like
Like
Like
Anugerah Musik Indonesia (AMI) akan dihelat dengan megah di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada Rabu (4/12/2024). Acara AMI Awards 2024 ini akan menjadi gelaran ketiga di bawah komando Yayasan AMI periode 2022-2027 yang dipimpin Candra Darusman.
Sejak pertama kali didirikan pada 1996, Yayasan AMI terus memberikan kontribusi nyata dalam memajukan industri musik Tanah Air. Tahun ini, AMI Awards memasuki tahun penyelenggaraan ke-27 kali.
Baca juga: AMI Awards 2024 Beri Sorotan untuk Karya-karya Musisi Muda Bertalenta
Memasuki periode yang cukup spesial, AMI tahun ini mengusung tema Musik Generasi Baru. Tema besar ini dipilih sebagai bentuk perayaan atas keberagaman musik sekaligus cerminan semangat generasi muda yang terus berinovasi dan mengisi wajah musik Indonesia kiwari.
Candra Darusman mengatakan dalam tiga tahun terakhir, komite selalu berusaha terus menyajikan wadah penghargaan yang inklusif, independen, dan penuh kredibilitas untuk menjaga marwah AMI yang telah dibangun bertahun-tahun oleh pendahulu.
Kendati demikian, setiap penyelenggaraan selalu memiliki dinamikanya masing-masing. Baru-baru ini, menjelang malam puncak AMI Awards 2024, Candra Darusman menyampaikan tentang dinamika penjurian, potret musik Indonesia, juga sorotan pada musisi-musisi muda yang makin mewarnai industri. Berikut petikan wawancaranya:
AMI Awards 2024 akan menjadi gelaran ketiga yang dikomandoi Anda sejak 2022 lalu. Apa yang selalu membuat Anda excited setiap pelaksanaannya?
Selalu excited, ya. AMI itu dibangun untuk memberi penghargaan kepada para insan musik. Tugas kami dalam setiap penyelenggaraannya ialah memastikan marwah AMI yang telah dibangun bertahun-tahun tetap terjaga. Dalam artian, dari sisi independensi, kepastian prosedur, dan fasilitasi para nomine dengan baik.
Tentu, dalam prosesnya, kami tidak pernah sempurna dalam menyelenggarakannya. Ada saja yang tidak puas misalnya. Ya, ini seperti sebuah pertandingan saja. Akan tetapi, yang membuat kami optimis adalah protes itu makin sedikit setiap tahunnya.
Di luar itu, sekali lagi, karena AMI adalah penghargaan insan musik, harapan kami yang lebih excited tentu adalah pelaku musik itu sendiri. Tentu, kami akan gembira, kalau nomine dan pemenang nantinya juga bahagia ketika mendapatkan piala AMI.
Di tengah produksi musik yang melimpah karena berbagai kemudahannya, menurut Anda peran sebuah ajang penghargaan, dalam hal ini AMI Awards, mengambil peran sepenting apa bagi sebuah ekosistem musik di Indonesia?
Seiring dengan makin melimpahnya produksi musik, peserta yang mengikuti AMI Awards juga meningkat. Sekarang, sudah lebih di angka 6.000. Ini bisa dimaknai bahwa AMI Awards tetap relevan dan masih diharapkan oleh para penerima dalam mendapatkan pengakuan penghargaan ini. Sebab, sejak awal, AMI selalu konsisten menjadi ruang melihat barometer musik Indonesia dalam satu tahun terakhir.
Ajang ini mencoba memotret prestasi dari dunia musik setahun ke belakang. Tahun ini, yang menarik juga ada lebih dari 60 kategori. Saya rasa, ini adalah satu-satunya penghargaan yang punya nominasi begitu banyak. Perlu diperhatikan juga, tidak selalu yang menang adalah mereka yang hebat secara kuantitatif. Sebab, ini adalah kombinasi antara kuantitatif dan mutu.
Dari 62 kategori yang dikompetisikan, ada enam nominasi baru. Apa sih pertimbangan memunculkan nominasi baru?
Tahun ini kami ada enam kategori baru, di antaranya seperti “jazz alternatif", "soul r&b alternatif", "dangdut elektro", "koplo", "orkestra", "teater musikal", "film scoring", "blues", "rearansemen" dan "video musik. Penambahan-penambahan baru ini selalu berdasarkan pada dinamika yang terjadi pada kesenian musik di Indonesia.
Setidaknya, ada dua faktor besar. Pertama adalah minat dari pelaku musik terhadap genre atau kecenderungan artistik baru. Saat ini, ada banyak musisi yang mengambil eksplorasi baru itu dan hal tersebut membuat karya mereka tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori yang sudah ada. Faktor kedua adalah ada tidaknya kategori yang dimaksud. Sebab, bisa jadi kita memunculkan apa yang sudah pernah ada, bisa jadi membuat kategori baru.
Fokusnya memang pada dinamika kekaryaan para musisi-musisi kita. Artinya, jika melihat sebaliknya, sebuah kategori juga bisa dihapus, bila para pelaku musik yang meminati hal tersebut berkurang. Di tahun ini, misalnya, kami menghadirkan kategori koplo. Kami memutuskan memisahkannya dari kategori dangdut. Pada tahun depan, kami juga berencana membuat kategori baru, yakni musik kontemporer. Ini akan menjadi perhatian kami agar musik kontemporer tidak diabaikan.
Bagaimana proses keseruan penjurian AMI Awards 2024?
Prosesnya dimulai dari pendaftaran karya produksi single maupun album yang dirilis komersial pada 1 Juli 2023-30 Juni 2024. Karya yang masuk ini kemudian akan diseleksi oleh Tim Kategorisasi. Ini adalah tim yang dibentuk oleh AMI yang berisi pakar musik. Mereka bertugas untuk memilah musik berdasarkan kategori yang telah dibuka.
Setelah pengelompokan tersebut, kami melakukan voting. Yang berhak melakukan voting adalah anggota Yayasan AMI. Kami saat ini memiliki sekitar 4.000 anggota yang terdiri dari insan musik Indonesia, dari pelaku musik itu, fans, pengamat musik, jurnalis, dan berbagai latar belakang lain. Proses pemilihan akan dilakukan secara online.
Voting pertama ialah untuk menentukan mana karya terbaik yang layak masuk ke dalam 5 besar dari setiap kategori. Setelah terseleksi menjadi 5 besar, AMI kemudian melakukan pengumuman nominasi.
Setelah itu, diadakan kembali voting kedua oleh para anggota AMI. Kali ini, mereka memilih mana yang terbaik dari 5 nomine di setiap kategori. Pemenang kategori akan dicek tabulasinya oleh auditor pemenang dan nantinya akan diumumkan pada 4 Desember 2024.
Dinamika dalam penjurian AMI tahun ini seperti apa?
Dalam proses pemilihan, relatif tidak ada dinamika yang terlalu ya. Ini karena AMI memang menganut sistem voting mandiri. Hal ini membuat para pemilik suara berhak menentukan pilihannya masing-masing. Nantinya, jumlah suara itu yang dikumpulkan untuk menentukan pemenang.
Dinamika yang terjadi cukup intens justru di fase awal, yakni di Tim Kategorisasi. Sebab, biasanya, di antara pakar terjadi perbedaan pendapat yang menarik. Misalnya, sebuah lagu ada yang dianggap lebih layak masuk kategori dangdut, sedangkan pakar lain berpendapat lebih cocok ke kategori koplo. Hal itu juga bisa terjadi pada musik jaz dan RnB, atau kategori yang lain.
Musik saat ini memang dibuat sudah cukup kompleks dan sulit dikelompokkan dalam satu kategori. Banyak musik yang diproduksi dengan cross genre. Hal ini membuat kategorisasi sangat penting. Dalam artian, jangan sampai sebuah karya salah masuk ke kategori. Ini tentu membuat penilaian terhadap lagu tersebut jadi tidak maksimal karena bukan berada di ranahnya.
AMI Awards 2024 tampak jadi suguhan yang menarik tahun ini. Apa yang patut ditunggu pencinta musik dan masyarakat pada ajang anugerah ini sekarang?
Jadi, tema tahun ini adalah Musik Generasi Baru. Banyak nominasi sekarang yang datang dari generasi muda. Ini patut kita angkat dan soroti karena AMI ingin mencerminkan evolusi dan dinamika industri musik. Boleh dikatakan, itulah yang terjadi sekarang. Walaupun, perlu digarisbawahi juga, para penyanyi senior juga ada yang bagus-bagus dan makin matang dalam berkarya.
Namun, tema tahun ini memang perlu diakui bahwa ada kebangkitan menarik dari penyanyi baru. Ini tentu sangat positif ya. Tahun ini, ajang anugerah juga akan dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama akan diumumkan 50 Kategori di siang hari, kemudian di sesi kedua akan diumumkan 12 Kategori dan 5 Penghargaan Khusus dengan piala langsung diberikan di atas panggung.
Melanjutkan tradisi, AMI Awards juga masih akan memberikan penghargaan di luar 62 kategori, yakni ada 3 piala Lifetime Achivement. Ini diberikan kepada insan musik yang berdedikasi dalam karier bermusik dan berkontribusi pada musik Indonesia. 3 pihak ini diberikan kepada produser label, kreator atau pencipta lagu, dan penampil. Ketiga ini merupakan pilar penting industri musik di mana pun.
Di luar penghargaan, apa peran signifikan Yayasan AMI dalam industri musik Indonesia?
Di luar itu, AMI memang juga tidak selalu harus memberikan penghargaan kepada mereka yang masih aktif di industri. Namun, bisa juga memberikan perhatian kepada mereka musisi senior yang sedang tidak produktif, tetapi pernah produktif pada masanya. Bukan dalam bentuk piala, tetapi kami memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para musisi senior maupun tradisional.
Musik tradisional dan instrumen tradisi memang selalu menjadi fokus kami juga. Yayasan AMI mencoba mengangkat instrumen tradisi, yang premium atau maestro, dengan cara membuatkan mereka portal, yakni amiethnic.com. Agar mereka bisa menjual karyanya ke publik yang lebih luas, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Baca juga: Simak Sejarah AMI Awards, Ajang Penghargaan Bergengsi Bagi Insan Musik
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sejak pertama kali didirikan pada 1996, Yayasan AMI terus memberikan kontribusi nyata dalam memajukan industri musik Tanah Air. Tahun ini, AMI Awards memasuki tahun penyelenggaraan ke-27 kali.
Baca juga: AMI Awards 2024 Beri Sorotan untuk Karya-karya Musisi Muda Bertalenta
Memasuki periode yang cukup spesial, AMI tahun ini mengusung tema Musik Generasi Baru. Tema besar ini dipilih sebagai bentuk perayaan atas keberagaman musik sekaligus cerminan semangat generasi muda yang terus berinovasi dan mengisi wajah musik Indonesia kiwari.
Candra Darusman mengatakan dalam tiga tahun terakhir, komite selalu berusaha terus menyajikan wadah penghargaan yang inklusif, independen, dan penuh kredibilitas untuk menjaga marwah AMI yang telah dibangun bertahun-tahun oleh pendahulu.
Kendati demikian, setiap penyelenggaraan selalu memiliki dinamikanya masing-masing. Baru-baru ini, menjelang malam puncak AMI Awards 2024, Candra Darusman menyampaikan tentang dinamika penjurian, potret musik Indonesia, juga sorotan pada musisi-musisi muda yang makin mewarnai industri. Berikut petikan wawancaranya:
AMI Awards 2024 akan menjadi gelaran ketiga yang dikomandoi Anda sejak 2022 lalu. Apa yang selalu membuat Anda excited setiap pelaksanaannya?
Selalu excited, ya. AMI itu dibangun untuk memberi penghargaan kepada para insan musik. Tugas kami dalam setiap penyelenggaraannya ialah memastikan marwah AMI yang telah dibangun bertahun-tahun tetap terjaga. Dalam artian, dari sisi independensi, kepastian prosedur, dan fasilitasi para nomine dengan baik.
Tentu, dalam prosesnya, kami tidak pernah sempurna dalam menyelenggarakannya. Ada saja yang tidak puas misalnya. Ya, ini seperti sebuah pertandingan saja. Akan tetapi, yang membuat kami optimis adalah protes itu makin sedikit setiap tahunnya.
Di luar itu, sekali lagi, karena AMI adalah penghargaan insan musik, harapan kami yang lebih excited tentu adalah pelaku musik itu sendiri. Tentu, kami akan gembira, kalau nomine dan pemenang nantinya juga bahagia ketika mendapatkan piala AMI.
Di tengah produksi musik yang melimpah karena berbagai kemudahannya, menurut Anda peran sebuah ajang penghargaan, dalam hal ini AMI Awards, mengambil peran sepenting apa bagi sebuah ekosistem musik di Indonesia?
Seiring dengan makin melimpahnya produksi musik, peserta yang mengikuti AMI Awards juga meningkat. Sekarang, sudah lebih di angka 6.000. Ini bisa dimaknai bahwa AMI Awards tetap relevan dan masih diharapkan oleh para penerima dalam mendapatkan pengakuan penghargaan ini. Sebab, sejak awal, AMI selalu konsisten menjadi ruang melihat barometer musik Indonesia dalam satu tahun terakhir.
Ajang ini mencoba memotret prestasi dari dunia musik setahun ke belakang. Tahun ini, yang menarik juga ada lebih dari 60 kategori. Saya rasa, ini adalah satu-satunya penghargaan yang punya nominasi begitu banyak. Perlu diperhatikan juga, tidak selalu yang menang adalah mereka yang hebat secara kuantitatif. Sebab, ini adalah kombinasi antara kuantitatif dan mutu.
Dari 62 kategori yang dikompetisikan, ada enam nominasi baru. Apa sih pertimbangan memunculkan nominasi baru?
Tahun ini kami ada enam kategori baru, di antaranya seperti “jazz alternatif", "soul r&b alternatif", "dangdut elektro", "koplo", "orkestra", "teater musikal", "film scoring", "blues", "rearansemen" dan "video musik. Penambahan-penambahan baru ini selalu berdasarkan pada dinamika yang terjadi pada kesenian musik di Indonesia.
Setidaknya, ada dua faktor besar. Pertama adalah minat dari pelaku musik terhadap genre atau kecenderungan artistik baru. Saat ini, ada banyak musisi yang mengambil eksplorasi baru itu dan hal tersebut membuat karya mereka tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori yang sudah ada. Faktor kedua adalah ada tidaknya kategori yang dimaksud. Sebab, bisa jadi kita memunculkan apa yang sudah pernah ada, bisa jadi membuat kategori baru.
Fokusnya memang pada dinamika kekaryaan para musisi-musisi kita. Artinya, jika melihat sebaliknya, sebuah kategori juga bisa dihapus, bila para pelaku musik yang meminati hal tersebut berkurang. Di tahun ini, misalnya, kami menghadirkan kategori koplo. Kami memutuskan memisahkannya dari kategori dangdut. Pada tahun depan, kami juga berencana membuat kategori baru, yakni musik kontemporer. Ini akan menjadi perhatian kami agar musik kontemporer tidak diabaikan.
Bagaimana proses keseruan penjurian AMI Awards 2024?
Prosesnya dimulai dari pendaftaran karya produksi single maupun album yang dirilis komersial pada 1 Juli 2023-30 Juni 2024. Karya yang masuk ini kemudian akan diseleksi oleh Tim Kategorisasi. Ini adalah tim yang dibentuk oleh AMI yang berisi pakar musik. Mereka bertugas untuk memilah musik berdasarkan kategori yang telah dibuka.
Setelah pengelompokan tersebut, kami melakukan voting. Yang berhak melakukan voting adalah anggota Yayasan AMI. Kami saat ini memiliki sekitar 4.000 anggota yang terdiri dari insan musik Indonesia, dari pelaku musik itu, fans, pengamat musik, jurnalis, dan berbagai latar belakang lain. Proses pemilihan akan dilakukan secara online.
Voting pertama ialah untuk menentukan mana karya terbaik yang layak masuk ke dalam 5 besar dari setiap kategori. Setelah terseleksi menjadi 5 besar, AMI kemudian melakukan pengumuman nominasi.
Setelah itu, diadakan kembali voting kedua oleh para anggota AMI. Kali ini, mereka memilih mana yang terbaik dari 5 nomine di setiap kategori. Pemenang kategori akan dicek tabulasinya oleh auditor pemenang dan nantinya akan diumumkan pada 4 Desember 2024.
Dinamika dalam penjurian AMI tahun ini seperti apa?
Dalam proses pemilihan, relatif tidak ada dinamika yang terlalu ya. Ini karena AMI memang menganut sistem voting mandiri. Hal ini membuat para pemilik suara berhak menentukan pilihannya masing-masing. Nantinya, jumlah suara itu yang dikumpulkan untuk menentukan pemenang.
Dinamika yang terjadi cukup intens justru di fase awal, yakni di Tim Kategorisasi. Sebab, biasanya, di antara pakar terjadi perbedaan pendapat yang menarik. Misalnya, sebuah lagu ada yang dianggap lebih layak masuk kategori dangdut, sedangkan pakar lain berpendapat lebih cocok ke kategori koplo. Hal itu juga bisa terjadi pada musik jaz dan RnB, atau kategori yang lain.
Musik saat ini memang dibuat sudah cukup kompleks dan sulit dikelompokkan dalam satu kategori. Banyak musik yang diproduksi dengan cross genre. Hal ini membuat kategorisasi sangat penting. Dalam artian, jangan sampai sebuah karya salah masuk ke kategori. Ini tentu membuat penilaian terhadap lagu tersebut jadi tidak maksimal karena bukan berada di ranahnya.
AMI Awards 2024 tampak jadi suguhan yang menarik tahun ini. Apa yang patut ditunggu pencinta musik dan masyarakat pada ajang anugerah ini sekarang?
Jadi, tema tahun ini adalah Musik Generasi Baru. Banyak nominasi sekarang yang datang dari generasi muda. Ini patut kita angkat dan soroti karena AMI ingin mencerminkan evolusi dan dinamika industri musik. Boleh dikatakan, itulah yang terjadi sekarang. Walaupun, perlu digarisbawahi juga, para penyanyi senior juga ada yang bagus-bagus dan makin matang dalam berkarya.
Namun, tema tahun ini memang perlu diakui bahwa ada kebangkitan menarik dari penyanyi baru. Ini tentu sangat positif ya. Tahun ini, ajang anugerah juga akan dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama akan diumumkan 50 Kategori di siang hari, kemudian di sesi kedua akan diumumkan 12 Kategori dan 5 Penghargaan Khusus dengan piala langsung diberikan di atas panggung.
Melanjutkan tradisi, AMI Awards juga masih akan memberikan penghargaan di luar 62 kategori, yakni ada 3 piala Lifetime Achivement. Ini diberikan kepada insan musik yang berdedikasi dalam karier bermusik dan berkontribusi pada musik Indonesia. 3 pihak ini diberikan kepada produser label, kreator atau pencipta lagu, dan penampil. Ketiga ini merupakan pilar penting industri musik di mana pun.
Ketua Yayasan AMI periode 2022-2027 Candra Darusman (Sumber gambar: dok pribadi Candra Darusman)
Di luar penghargaan, apa peran signifikan Yayasan AMI dalam industri musik Indonesia?
Di luar itu, AMI memang juga tidak selalu harus memberikan penghargaan kepada mereka yang masih aktif di industri. Namun, bisa juga memberikan perhatian kepada mereka musisi senior yang sedang tidak produktif, tetapi pernah produktif pada masanya. Bukan dalam bentuk piala, tetapi kami memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para musisi senior maupun tradisional.
Musik tradisional dan instrumen tradisi memang selalu menjadi fokus kami juga. Yayasan AMI mencoba mengangkat instrumen tradisi, yang premium atau maestro, dengan cara membuatkan mereka portal, yakni amiethnic.com. Agar mereka bisa menjual karyanya ke publik yang lebih luas, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Baca juga: Simak Sejarah AMI Awards, Ajang Penghargaan Bergengsi Bagi Insan Musik
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.