Ini Rahasia Agar Bisnis Online Bisa Melejit
15 May 2021 |
19:45 WIB
Di masa pandemi ini, banyak pelaku usaha yang mulai mengembangkan bisnisnya secara online. Namun tentu saja makin banyak yang beralih ke bisnis digital, persaingannya bakal makin ketat. Karena itu, penting nih buat GenHype untuk mengetahui rahasia sukses agar bisnis online yang kini dijalankan dapat terus melejit.
Pakar Digital Marketing Denny Santoso menyebutka ada empat langkah yang harus diperhatikan agar bisnis makin berkembang. Penasaran kan? Ini dia tipsnya
1. Pastikan produk tersebut laku.
Saat Genhype memutuskan memulai bisnis, maka kalian harus pastikan kalau produk yang dijual tersebut laku dipasaran atau sudah memiliki pangsa pasarnya sendiri. Caraya gimana dunk? buat dulu survei kecil-kecilan untuk memastikan produk atau jasa yang ditawarkan benar-benar dibutuhkan. Sebab, yang namanya bisnis itu bukan hanya laku ke satu atau dua orang saja tetapi dapat melayani dan dibutuhkan banyak orang.
2. Cari tahu saluran distribusi
Setelah memastikan produk tersebut laku dan ada pasarnya. Langkah selanjutnya adalah buat saluran distribusi untuk menjangkau pasar secara lebih luas. Misalnya saja dengan membuat akun di berbagai marketplace dan media sosial mulai dari instagram, facebook, youtube, twitter, google, whatsapp.
“Agar target marketnya lebih tepat, maka pelaku usaha bisa memasang iklan di instagram ads, facebook ads, atau mungkin bisa pasang iklan di website media online. Dengan iklan, target market kita akan lebih jelas dan terarah. Temukan dimana target market kita, di situ kita bisa beriklan,” ujarnya.
3. Buat konten yang menarik
Konten dalam bisnis online itu semacam jembatan antara produk dan pasar. Kalau untuk jualan offline kan biasanya pembelian akan datang langsung, memegang, mencoba, lalu tertarik dan beli.
Namun, ketika berbicara penjualan online, maka semua tentang konten. Bagaimana kita sebagai penjual bisa menyampaikan value atau kelebihan produk kita kepada konsumen itu melalui konten, copy writing.
“Kalau produk ngga laku, padahal no 1 sudah selesai (produk dan pasarnya jelas), maka permasalahan ada di konten. Konten itu sebagai hook, story yang dilihat dan dibaca oleh konsumen mengenai produk yang ingin kita jual. Kalau produk tidak laku, maka coba perhatikan konten, apakah sudah benar atau masih perlu diperbaiki,” terangnya.
Lebih lanjut Denny mengatakan bahwa konten itu bukan hanya sekadar informasi mengenai diskon sekian atau promo ini itu. Tetapi lebih kepada value yang mampu mewujudkan impian dan menyelesaikan permasalahan dari si costumer.
Misalnya, ketika menjual produk penurun berat badan, konten itu bukan hanya tentang cara gampang menurunkan berat badan saja, tetapi menyampaikan bahwa ketika berat badan turun, badan menjadi lebih ideal sehingga lebih mudah mencari pasangan, atau bisa sembuh dari penyakit ketika berat badan sudah ideal.
4. Terapkan marketing funnel
Banyak pelaku usaha online yang belum memahami dan menerapkan marketing funnel yaitu perjalanan pelanggan atau customer journey dari awal melihat iklan produk hingga akhirnya membeli produk atau barang yang ditawarkan.
Dalam strategi marketing funnel ini, pelaku usaha harus membuat sesuatu yang menarik rasa penasaran dari calon customer hingga dia mau terus mengikuti perjalanan tersebut.
Misalnya, ketika pelaku usaha memasang iklan di instagram ads, maka calon customer tertarik melihatnya dan mengklik tautan, kemudian pelanggan diantar menuju ke landing page yang berisi konten lead magnet yang menarik pengunjung.
“Kalau tertarik, maka pelanggan akan mengontak nomer whatsapp yang ada untuk bertanya dan membeli. Namun jika dia belum tertarik, maka siapkan ads retargeting yaitu iklan yang “menghantui” si customer hingga akhirnya dia tertarik dan menghubungi nomor kontak,” ujarnya.
Setelah nomor kontak didapatkan, ada customer yang langsung membeli dan tidak. Maka di sini penjual sudah mendapatkan list building, dari situ bisa digunakan untuk memberikan edukasi atau menyampaikan informasi produk yang cocok dan menarik baginya.
“Maka di sini, pelaku usaha harus dapat mendesain customer journey dan mencari tahu funnel mana yang paling cocok dan bekerja untuk bisnis Anda. Bisa saja video iklan tidak hanya satu tetapi ada tiga atau enam, baru kemudian diarahkan ke landing page. Itu disesuaikan dengan target market,” tuturnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Pakar Digital Marketing Denny Santoso menyebutka ada empat langkah yang harus diperhatikan agar bisnis makin berkembang. Penasaran kan? Ini dia tipsnya
1. Pastikan produk tersebut laku.
Saat Genhype memutuskan memulai bisnis, maka kalian harus pastikan kalau produk yang dijual tersebut laku dipasaran atau sudah memiliki pangsa pasarnya sendiri. Caraya gimana dunk? buat dulu survei kecil-kecilan untuk memastikan produk atau jasa yang ditawarkan benar-benar dibutuhkan. Sebab, yang namanya bisnis itu bukan hanya laku ke satu atau dua orang saja tetapi dapat melayani dan dibutuhkan banyak orang.
2. Cari tahu saluran distribusi
Setelah memastikan produk tersebut laku dan ada pasarnya. Langkah selanjutnya adalah buat saluran distribusi untuk menjangkau pasar secara lebih luas. Misalnya saja dengan membuat akun di berbagai marketplace dan media sosial mulai dari instagram, facebook, youtube, twitter, google, whatsapp.
“Agar target marketnya lebih tepat, maka pelaku usaha bisa memasang iklan di instagram ads, facebook ads, atau mungkin bisa pasang iklan di website media online. Dengan iklan, target market kita akan lebih jelas dan terarah. Temukan dimana target market kita, di situ kita bisa beriklan,” ujarnya.
3. Buat konten yang menarik
Konten dalam bisnis online itu semacam jembatan antara produk dan pasar. Kalau untuk jualan offline kan biasanya pembelian akan datang langsung, memegang, mencoba, lalu tertarik dan beli.
Namun, ketika berbicara penjualan online, maka semua tentang konten. Bagaimana kita sebagai penjual bisa menyampaikan value atau kelebihan produk kita kepada konsumen itu melalui konten, copy writing.
“Kalau produk ngga laku, padahal no 1 sudah selesai (produk dan pasarnya jelas), maka permasalahan ada di konten. Konten itu sebagai hook, story yang dilihat dan dibaca oleh konsumen mengenai produk yang ingin kita jual. Kalau produk tidak laku, maka coba perhatikan konten, apakah sudah benar atau masih perlu diperbaiki,” terangnya.
Lebih lanjut Denny mengatakan bahwa konten itu bukan hanya sekadar informasi mengenai diskon sekian atau promo ini itu. Tetapi lebih kepada value yang mampu mewujudkan impian dan menyelesaikan permasalahan dari si costumer.
Misalnya, ketika menjual produk penurun berat badan, konten itu bukan hanya tentang cara gampang menurunkan berat badan saja, tetapi menyampaikan bahwa ketika berat badan turun, badan menjadi lebih ideal sehingga lebih mudah mencari pasangan, atau bisa sembuh dari penyakit ketika berat badan sudah ideal.
4. Terapkan marketing funnel
Banyak pelaku usaha online yang belum memahami dan menerapkan marketing funnel yaitu perjalanan pelanggan atau customer journey dari awal melihat iklan produk hingga akhirnya membeli produk atau barang yang ditawarkan.
Dalam strategi marketing funnel ini, pelaku usaha harus membuat sesuatu yang menarik rasa penasaran dari calon customer hingga dia mau terus mengikuti perjalanan tersebut.
Misalnya, ketika pelaku usaha memasang iklan di instagram ads, maka calon customer tertarik melihatnya dan mengklik tautan, kemudian pelanggan diantar menuju ke landing page yang berisi konten lead magnet yang menarik pengunjung.
“Kalau tertarik, maka pelanggan akan mengontak nomer whatsapp yang ada untuk bertanya dan membeli. Namun jika dia belum tertarik, maka siapkan ads retargeting yaitu iklan yang “menghantui” si customer hingga akhirnya dia tertarik dan menghubungi nomor kontak,” ujarnya.
Setelah nomor kontak didapatkan, ada customer yang langsung membeli dan tidak. Maka di sini penjual sudah mendapatkan list building, dari situ bisa digunakan untuk memberikan edukasi atau menyampaikan informasi produk yang cocok dan menarik baginya.
“Maka di sini, pelaku usaha harus dapat mendesain customer journey dan mencari tahu funnel mana yang paling cocok dan bekerja untuk bisnis Anda. Bisa saja video iklan tidak hanya satu tetapi ada tiga atau enam, baru kemudian diarahkan ke landing page. Itu disesuaikan dengan target market,” tuturnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.