Tren Bisnis Minuman Berbasis Matcha yang Melesat di Kalangan Anak Muda
02 December 2024 |
19:12 WIB
Sama menjamurnya seperti kedai kopi, bisnis FnB dengan kondimen utama matcha juga kian diminati generasi muda. Tren yang positif ini kemudian dimanfaatkan oleh Say Yes Matcha dan The Matcha Factory untuk mendulang peluang. Say Yes Matcha adalah usaha yang dirintis oleh dua anak muda Laura Artha Lim (20) dan Kelly Kenina (20).
Perjalanan Say Yes Matcha dimulai dari mimpi Laura dan Kelly yang sudah bersahabat selama 10 tahun, untuk membangun bisnis bersama. Keduanya bercerita bahwa mereka mengenal si hijau tidak di waktu yang bersamaan. Kelly mengenal matcha ketika duduk sebagai siswi sekolah internasional di luar negeri.
Baca juga: Rekomendasi Gerai Matcha Autentik yang Pas Buat Hangout
Kala itu ia penasaran, kenapa orang di sekelilingnya sangat candu dengan minuman berwarna hijau pekat ini. Kelly bercerita bahwa yang dia tahu rasa kondimen ini kurang enak. Sementara, Laura mulai sadar dengan keberadaan matcha berkat eksistensi produk ini di media sosial.
“Beberapa tahun terakhir matcha mulai melejit naik namanya. Lalu saya mulai mencari tahu pengolahan, dari mana asal matcha, dan lain-lain,” lanjut Laura.
Bagi mereka, kehadiran Say Yes Matcha harus mampu memberikan cita rasa matcha se-otentik mungkin dengan rasa aslinya. Mereka merujuk referensi matcha di berbagai wilayah spesifik seperti Los Angeles, London dan Korea Selatan. Namun, keduanya tetap memilih semua bahan baku pembuatan minuman yang mereka butuhkan dari di dalam negeri.
“Semua produk kami masih produk dalam negeri. Namun bahan baku kami berasal dari beberapa daerah di Indonesia yang harus dipastikan stoknya jauh hari sebelum dibutuhkan,” ujar Kelly.
Laura dan Kelly menargetkan generasi muda sebagai pasar utama, sehingga pemasaran daring di media sosial menjadi sangat penting. Selain itu, Say Yes Matcha mengandalkan pemasaran langsung melalui event to event, di mana konsumen bisa mencicipi produk mereka saat ada kerja sama dengan acara tertentu di Surabaya dan sekitarnya.
Untuk produk bubuk matcha, pelanggan bisa membelinya dengan mudah melalui e-commerce seperti Shopee. Ke depannya, mereka berencana berekspansi ke Jakarta dan Semarang serta membuka toko yang menggabungkan minuman matcha dengan bakery berbasis matcha.
Say Yes Matcha menawarkan produk sugar-free untuk kesehatan, dengan menu andalan Strawberry Matcha yang unik dan sulit ditemukan di gerai lain. Meski belum mengungkapkan detail keuntungan, mereka mencatat margin double digit dalam acara FnB selama 3 hari di mall. Ke depan, mereka berkolaborasi dengan kafe dan restoran, menyediakan matcha sebagai bahan baku untuk menu seperti latte, dessert, dan makanan ringan.
Senada dengan itu, The Matcha Factory, sebuah cafe olahan produk matcha baru di daerah Cilaki, Bandung turut melihat potensi serupa. Fonne Elsa (38) pemilik cafe bercerita soal ide membangun bisnis ini didapatnya ketika berusaha mencari padanan kondimen yang dapat mensubtitusi kecintaannya pada kopi.
“Saya mengonsumsi kopi cukup sering. Saya tahu kalau terlalu banyak dapat menimbulkan efek tidak baik. Setelah dipelajari, matcha memiliki benefit yang jauh lebih baik bagi kesehatan dibandingkan kopi,” ujar Fonne.
Fonne membuka gerai dengan tujuan menyediakan pilihan minuman yang sehat sekaligus lezat bagi masyarakat. Terinspirasi oleh berbagai informasi kesehatan, termasuk manfaat bubuk matcha, ia mewujudkan visi ini melalui kriteria ketat dalam memilih bubuk matcha sebagai bahan utama produk mereka.
Dia menjelaskan bahwa matcha yang digunakan di kafenya diimpor langsung dari Jepang, negara asal bubuk teh hijau berkualitas tersebut. “Sumber kami dari Jepang. Kriteria khusus tentu ada, kita memilih matcha yang benar-benar punya kualitas baik dari perkebunan yang terpercaya di sana,” ungkapnya.
Jika Say Yes Matcha mempromosikan diri sebagai minuman kekinian pilihan pilihan anak muda, The Matcha Factory lebih luas soal jangkauan pasar karena menargetkan semua kalangan usia. Jika dikhususkan Fonne menyebut, target pasar The Matcha Factory adalah mereka yang sudah awam dengan apa itu gaya hidup sehat.
Fonne menilai bahwa konsumen yang sudah mengerti konsep gaya hidup sehat umumnya akan tahu potensi penyakit apa yang dihasilkan dari minuman dan makanan cepat saji yang tidak memperhitungkan kondimen yang digunakannya.
Sejalan dengan itu Fonne turut memastikan bahwa semua produk minuman yang dijualnya ini diracik tanpa tambahan gula untuk memastikan khasiat bubuk matcha yang akan diminum oleh konsumen.
“Segala jenis usia, terutama yang concern mengenai kesehatan. Sebagian besar produk kita tidak menggunakan gula,” lanjut Fonne.
Fonne percaya bahwa menjual produk yang memberikan manfaat baik bagi tubuh sejalan dengan tantangan yang dihadapinya dalam industri pemasaran matcha. Baginya, inti dari dedikasinya membuka kafe matcha adalah menyadarkan masyarakat, yakni mengedukasi mereka tentang produk mana yang benar-benar berdampak positif bagi kesehatan dan mana yang hanya menawarkan kenikmatan sementara.
“Mengedukasi pasar akan pentingnya apa yang kita minum dapat mempengaruhi kesehatan kita di masa yang akan datang,” ujarnya.
Menu andalan The Matcha Factory adalah matcha fruit series, minuman berbahan dasar matcha yang dipadukan dengan buah segar, bukan bubuk atau perisa, sehingga memberikan rasa yang lebih alami dan otentik. Meskipun baru melakukan soft opening pada 1-9 November, mereka belum merinci estimasi pertumbuhan gerainya.
Ke depannya, The Matcha Factory berencana menjajaki berbagai peluang kolaborasi dengan merek lain untuk memperluas pangsa pasar dan memperkuat posisinya sebagai salah satu kafe matcha otentik pertama di Bandung.
Baca juga: 5 Perbedaan Matcha Seremonial & Kuliner, Beda Rasa, Warna & Harga
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Perjalanan Say Yes Matcha dimulai dari mimpi Laura dan Kelly yang sudah bersahabat selama 10 tahun, untuk membangun bisnis bersama. Keduanya bercerita bahwa mereka mengenal si hijau tidak di waktu yang bersamaan. Kelly mengenal matcha ketika duduk sebagai siswi sekolah internasional di luar negeri.
Baca juga: Rekomendasi Gerai Matcha Autentik yang Pas Buat Hangout
Kala itu ia penasaran, kenapa orang di sekelilingnya sangat candu dengan minuman berwarna hijau pekat ini. Kelly bercerita bahwa yang dia tahu rasa kondimen ini kurang enak. Sementara, Laura mulai sadar dengan keberadaan matcha berkat eksistensi produk ini di media sosial.
“Beberapa tahun terakhir matcha mulai melejit naik namanya. Lalu saya mulai mencari tahu pengolahan, dari mana asal matcha, dan lain-lain,” lanjut Laura.
Strawberry Matcha. (Sumber foto: Instagram/Say Yes Matcha)
Bagi mereka, kehadiran Say Yes Matcha harus mampu memberikan cita rasa matcha se-otentik mungkin dengan rasa aslinya. Mereka merujuk referensi matcha di berbagai wilayah spesifik seperti Los Angeles, London dan Korea Selatan. Namun, keduanya tetap memilih semua bahan baku pembuatan minuman yang mereka butuhkan dari di dalam negeri.
“Semua produk kami masih produk dalam negeri. Namun bahan baku kami berasal dari beberapa daerah di Indonesia yang harus dipastikan stoknya jauh hari sebelum dibutuhkan,” ujar Kelly.
Laura dan Kelly menargetkan generasi muda sebagai pasar utama, sehingga pemasaran daring di media sosial menjadi sangat penting. Selain itu, Say Yes Matcha mengandalkan pemasaran langsung melalui event to event, di mana konsumen bisa mencicipi produk mereka saat ada kerja sama dengan acara tertentu di Surabaya dan sekitarnya.
Untuk produk bubuk matcha, pelanggan bisa membelinya dengan mudah melalui e-commerce seperti Shopee. Ke depannya, mereka berencana berekspansi ke Jakarta dan Semarang serta membuka toko yang menggabungkan minuman matcha dengan bakery berbasis matcha.
Say Yes Matcha menawarkan produk sugar-free untuk kesehatan, dengan menu andalan Strawberry Matcha yang unik dan sulit ditemukan di gerai lain. Meski belum mengungkapkan detail keuntungan, mereka mencatat margin double digit dalam acara FnB selama 3 hari di mall. Ke depan, mereka berkolaborasi dengan kafe dan restoran, menyediakan matcha sebagai bahan baku untuk menu seperti latte, dessert, dan makanan ringan.
Senada dengan itu, The Matcha Factory, sebuah cafe olahan produk matcha baru di daerah Cilaki, Bandung turut melihat potensi serupa. Fonne Elsa (38) pemilik cafe bercerita soal ide membangun bisnis ini didapatnya ketika berusaha mencari padanan kondimen yang dapat mensubtitusi kecintaannya pada kopi.
“Saya mengonsumsi kopi cukup sering. Saya tahu kalau terlalu banyak dapat menimbulkan efek tidak baik. Setelah dipelajari, matcha memiliki benefit yang jauh lebih baik bagi kesehatan dibandingkan kopi,” ujar Fonne.
Fonne membuka gerai dengan tujuan menyediakan pilihan minuman yang sehat sekaligus lezat bagi masyarakat. Terinspirasi oleh berbagai informasi kesehatan, termasuk manfaat bubuk matcha, ia mewujudkan visi ini melalui kriteria ketat dalam memilih bubuk matcha sebagai bahan utama produk mereka.
Dia menjelaskan bahwa matcha yang digunakan di kafenya diimpor langsung dari Jepang, negara asal bubuk teh hijau berkualitas tersebut. “Sumber kami dari Jepang. Kriteria khusus tentu ada, kita memilih matcha yang benar-benar punya kualitas baik dari perkebunan yang terpercaya di sana,” ungkapnya.
Jika Say Yes Matcha mempromosikan diri sebagai minuman kekinian pilihan pilihan anak muda, The Matcha Factory lebih luas soal jangkauan pasar karena menargetkan semua kalangan usia. Jika dikhususkan Fonne menyebut, target pasar The Matcha Factory adalah mereka yang sudah awam dengan apa itu gaya hidup sehat.
Fonne menilai bahwa konsumen yang sudah mengerti konsep gaya hidup sehat umumnya akan tahu potensi penyakit apa yang dihasilkan dari minuman dan makanan cepat saji yang tidak memperhitungkan kondimen yang digunakannya.
Sejalan dengan itu Fonne turut memastikan bahwa semua produk minuman yang dijualnya ini diracik tanpa tambahan gula untuk memastikan khasiat bubuk matcha yang akan diminum oleh konsumen.
“Segala jenis usia, terutama yang concern mengenai kesehatan. Sebagian besar produk kita tidak menggunakan gula,” lanjut Fonne.
Fonne percaya bahwa menjual produk yang memberikan manfaat baik bagi tubuh sejalan dengan tantangan yang dihadapinya dalam industri pemasaran matcha. Baginya, inti dari dedikasinya membuka kafe matcha adalah menyadarkan masyarakat, yakni mengedukasi mereka tentang produk mana yang benar-benar berdampak positif bagi kesehatan dan mana yang hanya menawarkan kenikmatan sementara.
“Mengedukasi pasar akan pentingnya apa yang kita minum dapat mempengaruhi kesehatan kita di masa yang akan datang,” ujarnya.
Menu andalan The Matcha Factory adalah matcha fruit series, minuman berbahan dasar matcha yang dipadukan dengan buah segar, bukan bubuk atau perisa, sehingga memberikan rasa yang lebih alami dan otentik. Meskipun baru melakukan soft opening pada 1-9 November, mereka belum merinci estimasi pertumbuhan gerainya.
Ke depannya, The Matcha Factory berencana menjajaki berbagai peluang kolaborasi dengan merek lain untuk memperluas pangsa pasar dan memperkuat posisinya sebagai salah satu kafe matcha otentik pertama di Bandung.
Baca juga: 5 Perbedaan Matcha Seremonial & Kuliner, Beda Rasa, Warna & Harga
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.