5 Perbedaan Matcha Seremonial & Kuliner, Beda Rasa, Warna & Harga
06 August 2023 |
13:06 WIB
Matcha adalah teh hijau yang memiliki tekstur bubuk halus karena proses penggilingan. Selain dikonsumsi pada acara-acara atau upacara minum teh, matcha kini menjadi bahan rasa dan warna populer yang kerap dijumpai di berbagai jenis makanan dan minuman seperti es krim, mochi, cokelat, hingga kue (pastry).
Selama ini, mungkin kalian hanya mengenal satu jenis matcha. Padahal, matcha dibagi ke dalam dua jenis yakni matcha dengan level ceremonial dan culinary. Tingkatan ini bukan membuat kualitas matcha yang satu lebih rendah dari yang lainnya. Namun, dua kategori ini digunakan untuk membedakan antara waktu panen, harga, rasa, warna dan cara penggunaannya.
Melansir dari Nibble, Matcha Ceremonial Grade atau seremonial adalah ragam matcha dengan kualitas paling tinggi yang dihidangkan pada momen-momen tertentu, seperti pada saat tea ceremony atau upacara teh. Matcha dengan kualitas terbaik ini dihasilkan di daerah Uji, Aichi, Shizuoka, dan Kyushu.
Matcha seremonial menggunakan dua jenis matcha yaitu kama matcha dan morning matcha. Kama matcha adalah matcha dengan nilai amino acids paling tinggi dan memiliki rasa dan aroma yang paling beragam. Sedangkan morning matcha adalah matcha yang berasal dari daun teh hijau yang dipetik pada pagi hari dan memiliki after taste yang sedikit pahit.
Berbeda dengan matcha seremonial, matcha kuliner adalah jenis matcha yang memiliki kualitas di bawah matcha seremonial. Matcha jenis ini biasanya dijual bebas di pasar untuk dijadikan bahan minuman ataupun makanan.
Dua jenis yang termasuk dalam matcha kuliner adalah dakota matcha dan gotcha matcha. Dakota matcha adalah matcha yang memiliki warna pucat dan paling sering dijual bebas di pasar. Sedangkan gotcha matcha adalah matcha yang paling sering digunakan di kafe karena cocok digunakan sebagai campuran smoothies ataupun desserts.
Dua jenis yang termasuk dalam matcha kuliner adalah dakota matcha dan gotcha matcha. Dakota matcha adalah matcha yang memiliki warna pucat dan paling sering dijual bebas di pasar. Sedangkan gotcha matcha adalah matcha yang paling sering digunakan di kafe karena cocok digunakan sebagai campuran smoothies ataupun desserts.
Untuk lebih lengkapnya, simak 5 perbedaan antara matcha seremonial dan kuliner berikut ini.
1. Waktu Panen
Melansir dari laman Far East Alchemy, matcha seremonial adalah bubuk matcha berkualitas tinggi karena terbuat dari daun teh termuda yang dipetik dari proses panen pertama dan dipanen sesuai dengan waktunya. Daun-daun teh yang digunakan untuk membuat matcha seremonial ini hanya setelah itu benar-benar tumbuh dengan tepat.
Sementara kebanyakan matcha kuliner dihasilkan dari daun teh hijau yang dipanen ketika musim gugur tiba. Hal inilah yang membuat warna, aroma, dan tekstur dari matcha kuliner berbeda dengan matcha seremonial.
Matcha seremonial biasanya digunakan saat upacara teh (Sumber gambar: Roman Odintsov/Pexels
2. Rasa
Meski dipanen menggunakan daun teh berkualitas tinggi, bubuk matcha seremonial cenderung tidak menyertakan batang daun teh yang padahal menjadi bagian tanaman paling bergizi. Hal inilah yang membuat rasa matcha seremonial cenderung tidak terlalu pahit.
Sementara pada matcha kuliner biasanya masih menyertakan bagian batang dan urat daun teh dalam proses penggilingan sehingga menghasilkan rasa yang lebih kuat dan pahit yang cocok untuk latte, smoothie, dan kue.
3. Warna
Melansir dari Tasting Tables, karena terbuat dari daun teh petikan pertama dan sesuai waktu panennya, bubuk matcha seremonial memiliki warna hijau yang lebih cerah karena kadar klorofil dan L-theanine yang kuat. Dengan warna hijau terang, aroma dari matcha seremonial ini juga lebih menyegarkan dan masih sedikit ada aroma rerumputan.
Sementara matcha kuliner memiliki warna hijau cerah dengan sedikit campuran kecokelatan tergantung dari seberapa lama daun teh dipanen. Warna yang dihasilkan ini juga berpengaruh pada kadar klorofil dan L-theanine yang tidak begitu kuat pada matcha kuliner.
Matcha kuliner biasanya digunakan sebagai bahan campuran dalam membuat kue (Sumber gambar: Vicky Ng/Pexels)
4. Cara Penggunaan
Seperti yang sudah disebutkan, kegunaan dari kedua jenis matcha ini berbeda satu dengan yang lain. Seperti namanya, matcha seremonial lebih digunakan untuk momen-momen tertentu seperti tea ceremony atau upacara teh. Hal ini tidak terlepas dari kualitas bubuk matcha seremonial itu sendiri. Biasanya, bubuk matcha seremonial dikonsumsi menjadi teh hangat yang diaduk dengan alat pengocok berbahan bambu.
Sementara matcha kuliner biasanya digunakan sebagai bahan dalam membuat makanan atau minuman yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti kue dan minuman boba. Dengan rasanya yang lebih kuat dan pahit, matcha kuliner tidak direkomendasikan untuk langsung dikonsumsi sebagai teh.
5. Harga
Dengan perbedaan kualitas antara matcha seremonial dan kuliner, harga jual dari kedua varian ini pun berbeda. Matcha seremonial, dengan segala karakteristiknya, memiliki harga yang lebih mahal. Hal ini juga dipengaruhi oleh proses produksinya yang lebih rumit dibandingkan dengan matcha kuliner.
Sebaliknya, matcha kuliner, meskipun memiliki harga yang di bawah matcha seremonial, ternyata memiliki harga yang tidak terlalu timpang dengan matcha seremonial. Hal ini dikarenakan kepopuleran dari matcha itu sendiri yang membuat permintaan akan hadirnya bubuk matcha di pasar juga tinggi.
Untuk 100 gram matcha seremonial biasanya dibanderol dengan harga mulai dari Rp100.000-Rp500.000, sementara matcha kuliner dibanderol dengan harga Rp50.000-Rp100.000.
Editor: Fajar Sidik
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.