Hari Pencegahan Polusi 2 Desember: Waktunya Bertindak Sebelum Terlambat
02 December 2024 |
08:30 WIB
Hari Pencegahan Polusi Sedunia diperingati pada 2 Desember tiap tahunnya. Peringatan ini dibuat sebagai pengingat yang mendesak bagi masyarakat dunia untuk mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi planet Bumi, salah satunya polusi yang telah menjadi masalah mendesak yang memerlukan perhatian segera.
Peringatan Hari Pencegahan Polusi Sedunia mulanya dibuat sebagai respons atas tragedi Gas Bhopal tahun 1984, sebuah bencana industri yang menyebabkan kematian dan kerusakan lingkungan yang meluas. Tragedi gas Bhopal adalah insiden kebocoran gas pada malam hari 2–3 Desember 1984 yang terjadi di pabrik pestisida Union Carbide India Limited (UCIL) di Bhopal, Madhya Pradesh, India.
Baca juga: Duh, Polusi Sampah Plastik di Indonesia Masuk Tertinggi Dunia
Tragedi ini dianggap sebagai bencana industri terburuk di dunia. Lebih dari 500.000 orang terpapar gas metil isosianat (MIC). Zat yang sangat beracun tersebut menyebar hingga ke kota-kota kecil di dekat pabrik tersebut.
Mengutip dari CSR Times, polusi merupakan masuknya zat atau kontaminan berbahaya ke lingkungan yang menyebabkan dampak buruk pada kesehatan manusia, ekosistem, dan keanekaragaman hayati.
Polusi dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari penggundulan hutan, emisi industri, pengelolaan limbah yang tidak tepat, praktik pertanian, produksi energi, transportasi, dan masih banyak lagi.
Dampak polusi yang luas dapat memengaruhi ekosistem manusia dan alam. Polusi udara misalnya, yang utamanya disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, dapat berkontribusi terhadap penyakit pernapasan dan perubahan iklim. Polusi air yang diakibatkan oleh limbah yang tidak diolah, limbah industri, dan limpasan pertanian, bisa mencemari sumber air minum dan menimbulkan ancaman besar bagi kehidupan laut.
Sementara polusi tanah sering kali disebabkan oleh tumpahan bahan kimia dan pembuangan limbah yang tidak tepat, yang pada gilirannya mengurangi kesuburan dan merusak produktivitas pertanian. Selain itu, polusi juga mengganggu ekosistem, yang menyebabkan kepunahan spesies, hilangnya keanekaragaman hayati, dan ketidakseimbangan yang mengganggu dalam sistem ekologi.
Dampak polusi yang paling mengkhawatirkan adalah risiko signifikan yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia. Polusi udara meningkatkan prevalensi penyakit pernapasan dan kardiovaskular, sementara rantai makanan terkontaminasi melalui polusi air, yang juga menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui air.
Zat beracun masuk ke makanan yang manusia konsumsi melalui polusi tanah, yang menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Risiko polusi juga memiliki implikasi jangka panjang, yang meliputi gangguan perkembangan, berkurangnya harapan hidup, dan kanker.
Polusi udara menjadi salah satu jenis polusi yang paling berbahaya dan berdampak langsung pada kesehatan manusia. Menukil dari laman UN Environment Programme, polusi udara adalah pembunuh tak kasat mata yang mencengkeram banyak bagian di planet Bumi yang rapuh.
Sembilan dari 10 orang menghirup udara yang mengandung kadar polutan yang melebihi batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Setiap tahun, sekitar 7 juta orang meninggal karena penyakit dan infeksi yang terkait dengan polusi udara. Jumlah tersebut lebih dari 5 kali lipat jumlah orang yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas, dan lebih banyak dari jumlah kematian akibat Pandemi Covid-19.
Data WHO menunjukkan bahwa hampir seluruh populasi global (99 persen), menghirup udara yang melampaui batas pedoman WHO dan mengandung tingkat polutan tinggi, di mana negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang paling signifikan terpapar polusi udara.
Selain itu, sekitar 2,6 miliar orang terpapar polusi udara rumah tangga pada tingkat yang berbahaya akibat penggunaan api terbuka yang mencemari, atau kompor sederhana untuk memasak dengan bahan bakar minyak tanah, biomassa (kayu, kotoran hewan, dan limbah tanaman), serta batu bara.
Sumber utama polusi udara meliputi penggunaan moda transportasi yang tidak efisien dari segi bahan bakar dan kendaraan yang menimbulkan polusi, pembakaran bahan bakar rumah tangga yang tidak efisien untuk memasak, penerangan dan pemanas, pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, pertanian, dan pembakaran sampah.
Beberapa polutan udara juga merupakan gas rumah kaca dan berdampak signifikan terhadap iklim. Hal ini semakin memengaruhi beban morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh polusi udara.
Sejumlah negara didapuk sebagai negara paling tercemar di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas udara negara-negara tersebut yang tergolong berbahaya bagi kesehatan penduduk. Berikut adalah daftarnya per tahun 2023 dilansir dari AQI .
Selain itu, sejumlah kota di Indonesia juga tergolong sebagai kota paling berpolusi di Tanah Air. Daftar ini berdasarkan penilaian indeks kualitas udara, dan polusi udara PM2,5 di Indonesia. Berikut adalah daftarnya per 2 Desember 2024 dilansir dari IQ Air.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Peringatan Hari Pencegahan Polusi Sedunia mulanya dibuat sebagai respons atas tragedi Gas Bhopal tahun 1984, sebuah bencana industri yang menyebabkan kematian dan kerusakan lingkungan yang meluas. Tragedi gas Bhopal adalah insiden kebocoran gas pada malam hari 2–3 Desember 1984 yang terjadi di pabrik pestisida Union Carbide India Limited (UCIL) di Bhopal, Madhya Pradesh, India.
Baca juga: Duh, Polusi Sampah Plastik di Indonesia Masuk Tertinggi Dunia
Tragedi ini dianggap sebagai bencana industri terburuk di dunia. Lebih dari 500.000 orang terpapar gas metil isosianat (MIC). Zat yang sangat beracun tersebut menyebar hingga ke kota-kota kecil di dekat pabrik tersebut.
Mengutip dari CSR Times, polusi merupakan masuknya zat atau kontaminan berbahaya ke lingkungan yang menyebabkan dampak buruk pada kesehatan manusia, ekosistem, dan keanekaragaman hayati.
Polusi dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari penggundulan hutan, emisi industri, pengelolaan limbah yang tidak tepat, praktik pertanian, produksi energi, transportasi, dan masih banyak lagi.
Dampak polusi yang luas dapat memengaruhi ekosistem manusia dan alam. Polusi udara misalnya, yang utamanya disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, dapat berkontribusi terhadap penyakit pernapasan dan perubahan iklim. Polusi air yang diakibatkan oleh limbah yang tidak diolah, limbah industri, dan limpasan pertanian, bisa mencemari sumber air minum dan menimbulkan ancaman besar bagi kehidupan laut.
Sementara polusi tanah sering kali disebabkan oleh tumpahan bahan kimia dan pembuangan limbah yang tidak tepat, yang pada gilirannya mengurangi kesuburan dan merusak produktivitas pertanian. Selain itu, polusi juga mengganggu ekosistem, yang menyebabkan kepunahan spesies, hilangnya keanekaragaman hayati, dan ketidakseimbangan yang mengganggu dalam sistem ekologi.
Dampak polusi yang paling mengkhawatirkan adalah risiko signifikan yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia. Polusi udara meningkatkan prevalensi penyakit pernapasan dan kardiovaskular, sementara rantai makanan terkontaminasi melalui polusi air, yang juga menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui air.
Zat beracun masuk ke makanan yang manusia konsumsi melalui polusi tanah, yang menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Risiko polusi juga memiliki implikasi jangka panjang, yang meliputi gangguan perkembangan, berkurangnya harapan hidup, dan kanker.
10 Negara Paling Tercemar di Dunia
Polusi udara menjadi salah satu jenis polusi yang paling berbahaya dan berdampak langsung pada kesehatan manusia. Menukil dari laman UN Environment Programme, polusi udara adalah pembunuh tak kasat mata yang mencengkeram banyak bagian di planet Bumi yang rapuh.Sembilan dari 10 orang menghirup udara yang mengandung kadar polutan yang melebihi batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Setiap tahun, sekitar 7 juta orang meninggal karena penyakit dan infeksi yang terkait dengan polusi udara. Jumlah tersebut lebih dari 5 kali lipat jumlah orang yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas, dan lebih banyak dari jumlah kematian akibat Pandemi Covid-19.
Data WHO menunjukkan bahwa hampir seluruh populasi global (99 persen), menghirup udara yang melampaui batas pedoman WHO dan mengandung tingkat polutan tinggi, di mana negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang paling signifikan terpapar polusi udara.
Selain itu, sekitar 2,6 miliar orang terpapar polusi udara rumah tangga pada tingkat yang berbahaya akibat penggunaan api terbuka yang mencemari, atau kompor sederhana untuk memasak dengan bahan bakar minyak tanah, biomassa (kayu, kotoran hewan, dan limbah tanaman), serta batu bara.
Sumber utama polusi udara meliputi penggunaan moda transportasi yang tidak efisien dari segi bahan bakar dan kendaraan yang menimbulkan polusi, pembakaran bahan bakar rumah tangga yang tidak efisien untuk memasak, penerangan dan pemanas, pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, pertanian, dan pembakaran sampah.
Beberapa polutan udara juga merupakan gas rumah kaca dan berdampak signifikan terhadap iklim. Hal ini semakin memengaruhi beban morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh polusi udara.
Sejumlah negara didapuk sebagai negara paling tercemar di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas udara negara-negara tersebut yang tergolong berbahaya bagi kesehatan penduduk. Berikut adalah daftarnya per tahun 2023 dilansir dari AQI .
- Bangladesh
- Chad
- Kuwait
- India
- Pakistan
- Mesir
- Mali
- Rwanda
- Uni Emirat Arab
- Laos
Daftar Kota Paling Berpolusi di Indonesia
Selain itu, sejumlah kota di Indonesia juga tergolong sebagai kota paling berpolusi di Tanah Air. Daftar ini berdasarkan penilaian indeks kualitas udara, dan polusi udara PM2,5 di Indonesia. Berikut adalah daftarnya per 2 Desember 2024 dilansir dari IQ Air.
- Krian (Jawa Timur)
- Tangerang Selatan (Banten)
- Bandung (Jawa Barat)
- Depok (Jawa Barat)
- Surabaya (Jawa Timur)
- Tangerang (Banten)
- Jakarta (DKI Jakarta)
- Denpasar (Bali)
- Badung (Bali)
- Pekanbaru (Riau)
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.