Ilustrasi Rumah Joglo. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)

Alasan Desain Rumah Joglo Ideal untuk Hunian di Indonesia

01 December 2024   |   12:29 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia kaya akan arsitektur tradisional, salah satunya Rumah Joglo. Rumah khas masyarakat Jawa ini memiliki nilai sejarah tinggi dan tetap relevan sebagai inspirasi desain modern. Meski telah ada sejak berabad-abad lalu, konsep arsitektur Rumah Joglo mampu memenuhi kebutuhan gaya hidup masa kini dengan sentuhan autentik dan elegan.

Rumah Joglo tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga memiliki nilai filosofis dan teknik konstruksi yang canggih. Rumah Joglo memiliki sejumlah keunggulan dari segi kontruksi bangunan yang menjadikannya unik dan relevan untuk kebutuhan hunian. Mulai dari segi desain dan tata ruang, material dan teknik konstruksi, konsep struktur atap, hingga filosofi dan estetika bangunan. 

Baca juga: Mengenal Desain Rumah A-Frame, Cek Kelebihan & Kekurangannya

Menukil dari laman Asosiasi Kontraktor Indonesia, Rumah Joglo memiliki sejumlah konsep konstruksi bangunan modern yang masih relevan hingga saat ini. Teknik sambungan kayu yang kuat dan tahan lama, penggunaan material lokal yang berkelanjutan, serta adaptasi desain untuk ketahanan gempa dan cuaca ekstrem adalah beberapa keunggulan dari Rumah Joglo.

Selain itu, nilai-nilai budaya dan estetika yang terkandung dalam Rumah Joglo memberikan wawasan tentang bagaimana arsitektur dapat mencerminkan identitas dan sejarah masyarakat. Dengan menggabungkan teknik tradisional dengan teknologi modern, Rumah Joglo bisa diciptakan sebagai bangunan yang tidak hanya kuat dan tahan lama tetapi juga indah dan bermakna.

Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah beberapa keunggulan  Rumah Joglo yang menjadikannya ideal sebagai pilihan desain hunian di Indonesia.


1. Desain dan tata ruang

Rumah Joglo memiliki tiga bagian bangunan utama yakni Pendopo, Pringgitan, dan Omah Dalem. Pendopo adalah area terbuka di bagian depan rumah yang digunakan untuk menerima tamu, pagelaran seni ataupun upacara adat.

Sementara Pringgitan menghubungkan Pendopo dengan bagian dalam rumah, yang fungsinya hampir sama dengan pendopo namun biasanya dapat dijadikans ebagai jalur masuk rumah Joglo.

Adapun Omah Dalem adalah inti rumah Joglo yang terdiri dari beberapa ruangan termasuk Senthong Kiwa (kamar kiri), Senthong Tengen (kamar kanan), dan Senthong Tengah (kamar tengah).
 

Ilustrasi Rumah Joglo. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)

Ilustrasi Rumah Joglo. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)


2. Material dan teknik konstruksi

Rumah Joglo dibangun menggunakan kayu jati, terkenal karena kekuatan dan ketahanannya terhadap cuaca, termasuk pondasi rumah yang menggunakan batu kali yang kuat dan tahan lama.

Empat tiang utama yang disebut Soko Guru, menopang struktur atap yang disebut Tumpang Sari, juga memberikan kekuatan dan stabilitas. Teknik sambungan kayu tanpa paku menonjolkan keterampilan tukang kayu tradisional Jawa.

Bahkan, berdasarkan penelitian, struktur rumah Joglo juga mampu menahan getaran gaya gempa, jika sistem tumpuan dibuat jepit, sebagaimana dikutip dari jurnal "Perilaku Rumah Tradisional Jawa Joglo Terhadap Gempa" karya Yulianto P. Prihatmaji.

Disebutkan bahwa faktor kemampuan struktur rumah tradisional Joglo untuk menahan getaran gaya gempa adalah duktilitas kayu soko guru, kualitas konstruksi sambungan, dan proporsi lebar-panjang-tinggi struktur rong-rongan (struktur rangka portal ruang).

Konfigurasi letak dan teknik konstruksi struktur rong-rongan mempengaruhi simetrisitas denah dan proporsi tinggi rumah Joglo. Simetrisitas denah mengurangi aksi gaya torsi dan 
proporsi tinggi mengurangi aksi gaya guling akibat getaran gaya gempa.
 

f

Ilustrasi Rumah Joglo. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)


3. Atap tumpang sari

Struktur atap Tumpang Sari terdiri dari beberapa lapisan balok yang disusun bertingkat dan diikat tanpa paku. Sementara genteng tanah liat digunakan sebagai penutup atap, sehingga memberikan estetika tradisional dan ketahanan terhadap cuaca.

Mengutip dari Taman Gandrung Terakota, tumpang sari merupakan bagian konstruksi inti dan ciri khas rangka atap Pendopo. Rangka ini terletak pada susunan struktur rangka atap ‘brunjung’ atau bentuk piramida terbalik yang semakin ke atas makin melebar, susunan rangka ‘uleg’, dan terletak di atas keempat tiang ‘soko guru’ di susun bertingkat, dan susunan rangka ‘uleng’ atau susunan rangka atap berbentuk piramida yang di susun di atas kempat tiang ‘soko guru’ ke arah bagian dalam.

Jumlah lapis tumpang sari yang sudah diukir ini tergantung pada keinginan pemilik. Tumpang melambangkan tingkat status sosial atau drajat pemilik Joglo. Semakin banyak tumpang sari maka dapat dikatakan pemilik rumah mempunyai status sosial tinggi atau kaya. Adapun, tumpang sari atau susunan balok bertingkat pada bangunan Joglo wajib berjumlah ganjil mulai dari 3, 5, 9 hingga 11 susunan. 


4. Filosofi dan estetika

Setiap bagian Rumah Joglo memiliki makna simbolis yang mencerminkan filosofi hidup masyarakat Jawa, salah satunya ialah nilai saling gotong royong yang dicerminkan dalam proses pembangunan Rumah Joglo yang melibatkan banyak orang. Desain interior yang luas dan terbuka memungkinkan sirkulasi udara yang baik, menciptakan lingkungan yang sejuk dan nyaman.
 

Kekurangan Desain Rumah Joglo

Meski memiliki banyak kelebihan, Rumah Joglo juga menyimpan beberapa kekurangan, salah satunya ialah biaya pembangunan yang tinggi. Penggunaan material kayu jati yang mahal pada Rumah Joglo dapat menjadi tantangan tersendiri saat membangun rumah tradisional satu ini.

Selain itu, lantaran menggunakan material kayu alami, Rumah Joglo juga membutuhkan perawatan yang intensif secara berkala terutama dari cuaca dan hama seperti jamur.

Plus, penggunaan kayu alami dalam skala besar dalam pembangunan rumah Joglo juga dapat berdampak pada lingkungan. Ketersediaan kayu jati yang terbatas membuatnya kurang ramah lingkungan jika tidak dikelola secara berkelanjutan.

Kekurangan lainnya ialah desain rumah tradisional mungkin memiliki keterbatasan ruang fungsional jika dibandingkan dengan desain rumah modern. Beberapa orang mungkin merasa lebih nyaman dengan tata letak ruangan yang lebih terbuka.

Baca juga: Genteng House, Rumah Tumbuh Unik di Bekasi yang Memanfaatkan Material Bekas

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Sinopsis & Daftar Pemain Drama Korea When the Phone Rings

BERIKUTNYA

7 Tontonan Seru yang Tayang Desember 2024 di Prime Video

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: