Bayi Prematur Tetap Berpeluang Tumbuh Optimal, Moms Wajib Perhatikan Ini
25 November 2024 |
20:30 WIB
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat Indonesia masuk dalam 5 besar negara dengan angka kelahiran bayi prematur tertinggi di dunia. Data WHO dan UNICEF juga memperkirakan Indonesia memiliki angka kelahiran bayi prematur mencapai sekitar 10 persen dari total kelahiran.
Sayangnya, masih ada banyak stigma negatif yang mengarah pada kesalahpahaman tentang bayi prematur. Padahal, dengan perawatan yang tepat, bayi prematur dapat tumbuh dan berkembang normal.
Banyak orang tua di dunia begitu getol memperhatikan perkembangan bayi prematur hanya pada masa kelahiran awal saja. Namun sejatinya, dibutuhkan komitmen kuat dari orang tua untuk mengawal perkembangan dari bayi yang terlahir prematur hingga dewasa.
Baca juga: Kulit Bayi Rentan Iritasi? Ini Panduan Perawatan yang Aman dan Lembut
Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Neonatologi RSIA Bunda Jakarta Adhi Teguh mengatakan, orang tua perlu ketelatenan yang serius untuk mengawal perkembangan bayi prematur, utamanya yang lahir dengan berat badan sangat rendah.
Di RSIA Bunda Jakarta, Adhi mengatakan pernah menemui kasus beberapa bayi yang lahir dengan berat badan ekstrem bahkan mencapai angka yang sangat kecil, mulai dari 480 gram hingga 640 gram. Namun, meskipun berat badan mereka sangat rendah, ada beberapa bayi yang berhasil bertahan hidup dengan perawatan intensif.
Adhi menyoroti salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh bayi prematur yang sulit bertahan adalah gangguan pernapasan. Menurutnya, hampir 90 persen dari bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1 kilogram mengalami kesulitan bernapas.
"Karena paru-paru mereka belum cukup berkembang, bayi prematur sangat rentan mengalami sesak napas. Pada bayi yang lebih berat, masalah ini bisa lebih ringan, tetapi yang lebih kecil seringkali memerlukan bantuan alat pernapasan," jelas Adhi. Dalam beberapa kasus yang lebih berat, bayi memerlukan dukungan alat bantu pernapasan untuk bertahan hidup.
Namun, masalah pernapasan bukanlah satu-satunya tantangan. Bayi prematur dengan berat badan lahir sangat rendah juga berisiko mengalami gangguan pada tekanan darah, kesulitan dalam menyusui, serta potensi infeksi yang tinggi. Komplikasi lainnya yang perlu diwaspadai adalah perdarahan otak, gangguan penglihatan, dan kelainan pada perkembangan tulang.
Oleh karena itu, Adhi menekankan bahwa selain faktor berat badan dan usia kehamilan, keberhasilan perawatan bayi prematur sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan ibu selama kehamilan. "Jika ibu memiliki komplikasi seperti infeksi, diabetes, atau masalah kesehatan lainnya, ini bisa memengaruhi risiko kelahiran prematur," tambahnya.
Persiapan yang matang oleh dokter kandungan juga berperan penting untuk memastikan kelahiran yang lebih sehat. Pemberian terapi pematangan paru-paru untuk bayi prematur, pengelolaan infeksi, dan pengawasan ketat selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi tersebut.
Baca juga: Moms, Yuk Kenali Manfaat Menstimulasi Bayi Melalui Pijatan
Oleh karena itu, konsultasi rutin dengan dokter kandungan sejak awal kehamilan sangat dianjurkan untuk mendeteksi dan mengatasi potensi masalah yang dapat mengarah pada kelahiran prematur.
Dengan tantangan medis yang tidak mudah, bayi prematur tetap memiliki peluang besar untuk bertahan dan tumbuh sehat berkat perawatan intensif yang semakin maju.
Adhi menegaskan bahwa kombinasi teknologi medis modern dan dukungan perawatan yang tepat mampu memberikan harapan nyata bagi bayi-bayi ini bisa bertumbuh optimal hingga dewasa.
Editor: Fajar Sidik
Sayangnya, masih ada banyak stigma negatif yang mengarah pada kesalahpahaman tentang bayi prematur. Padahal, dengan perawatan yang tepat, bayi prematur dapat tumbuh dan berkembang normal.
Banyak orang tua di dunia begitu getol memperhatikan perkembangan bayi prematur hanya pada masa kelahiran awal saja. Namun sejatinya, dibutuhkan komitmen kuat dari orang tua untuk mengawal perkembangan dari bayi yang terlahir prematur hingga dewasa.
Baca juga: Kulit Bayi Rentan Iritasi? Ini Panduan Perawatan yang Aman dan Lembut
Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Neonatologi RSIA Bunda Jakarta Adhi Teguh mengatakan, orang tua perlu ketelatenan yang serius untuk mengawal perkembangan bayi prematur, utamanya yang lahir dengan berat badan sangat rendah.
Di RSIA Bunda Jakarta, Adhi mengatakan pernah menemui kasus beberapa bayi yang lahir dengan berat badan ekstrem bahkan mencapai angka yang sangat kecil, mulai dari 480 gram hingga 640 gram. Namun, meskipun berat badan mereka sangat rendah, ada beberapa bayi yang berhasil bertahan hidup dengan perawatan intensif.
Adhi menyoroti salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh bayi prematur yang sulit bertahan adalah gangguan pernapasan. Menurutnya, hampir 90 persen dari bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1 kilogram mengalami kesulitan bernapas.
"Karena paru-paru mereka belum cukup berkembang, bayi prematur sangat rentan mengalami sesak napas. Pada bayi yang lebih berat, masalah ini bisa lebih ringan, tetapi yang lebih kecil seringkali memerlukan bantuan alat pernapasan," jelas Adhi. Dalam beberapa kasus yang lebih berat, bayi memerlukan dukungan alat bantu pernapasan untuk bertahan hidup.
Namun, masalah pernapasan bukanlah satu-satunya tantangan. Bayi prematur dengan berat badan lahir sangat rendah juga berisiko mengalami gangguan pada tekanan darah, kesulitan dalam menyusui, serta potensi infeksi yang tinggi. Komplikasi lainnya yang perlu diwaspadai adalah perdarahan otak, gangguan penglihatan, dan kelainan pada perkembangan tulang.
Oleh karena itu, Adhi menekankan bahwa selain faktor berat badan dan usia kehamilan, keberhasilan perawatan bayi prematur sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan ibu selama kehamilan. "Jika ibu memiliki komplikasi seperti infeksi, diabetes, atau masalah kesehatan lainnya, ini bisa memengaruhi risiko kelahiran prematur," tambahnya.
Persiapan yang matang oleh dokter kandungan juga berperan penting untuk memastikan kelahiran yang lebih sehat. Pemberian terapi pematangan paru-paru untuk bayi prematur, pengelolaan infeksi, dan pengawasan ketat selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi tersebut.
Baca juga: Moms, Yuk Kenali Manfaat Menstimulasi Bayi Melalui Pijatan
Oleh karena itu, konsultasi rutin dengan dokter kandungan sejak awal kehamilan sangat dianjurkan untuk mendeteksi dan mengatasi potensi masalah yang dapat mengarah pada kelahiran prematur.
Dengan tantangan medis yang tidak mudah, bayi prematur tetap memiliki peluang besar untuk bertahan dan tumbuh sehat berkat perawatan intensif yang semakin maju.
Adhi menegaskan bahwa kombinasi teknologi medis modern dan dukungan perawatan yang tepat mampu memberikan harapan nyata bagi bayi-bayi ini bisa bertumbuh optimal hingga dewasa.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.