Bioskop (Sumber gambar: Pexels/Tima Miroshnichenko)

Kementerian Kebudayaan Targetkan 1 Kabupaten 1 Bioskop Film

25 November 2024   |   19:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Di tengah gencarnya pertumbuhan perfilman dalam negeri, isu tentang keterbatasan layar dan bioskop masih menjadi masalah klasik yang perlu segera diatasi. Keberadaan bioskop saat ini dinilai belum ideal untuk mengakomodir produksi film sekaligus akses yang lebih dekat ke penonton.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan masalah keterbatasan layar ini akan menjadi salah satu fokusnya di bidang perfilman. Bioskop, sebagai ruang putar, yang secara ekosistem berada di paling hilir ini memang dirasa perlu untuk diperhatikan dan dipacu pertumbuhannya.

Baca juga: Kementerian Kebudayaan Tambah 51 Layar Bioskop Baru di Daerah Awal Desember 2024

Sebab, bagian hilir punya fungsi penting untuk mendistribusikan film-film Indonesia ke penonton yang lebih luas lagi. Jika bagian hilir ini sudah berjalan lebihb baik, harapannya nanti akan berefek di bagian hulu, seperti produksi dan segala macamnya, pun akan lebih terpacu dalam berkarya.

“Penduduk kita itu kan 280 juta, tetapi jumlah layar hanya sekitar 1.400-an, itu masih sangat kurang,” ungkap Fadli Zon di Kementerian Kebudayaan, Senin (25/11/2024).

Menurut Fadli, saat ini jumlah penonton film Indonesia telah menembus lebih dari 72 juta. Angka tersebut masih sangat mungkin bertambah lagi ke depan, ketika keterbatasan layar serta pemerataan bioskop perlahan terasi.

Menteri penyuka keris ini mengungkapkan dukungan penuhnya terhadap para pengusaha maupun investor untuk bergerak bersama mengatasi gap yang terjadi saat ini. Dengan ini, harapannya perkembangan perfilman Indonesia bisa terpacu lebih baik lagi.

“Soal target, kita berharap idealnya setiap kabupaten itu ada layar bioskop yang memadai. Itu nanti tinggal dihitung dengan jumlah penduduk yang mencapai 280 juta,” imbuhnya.

Fadli juga menuturkan penambahan layar bioskop pun mesti punya roadmap yang jelas. Dalam artian, sasarannya tidak lagi hanya di kota-kota besar saja. Justru, menurutnya, lebih baik mulai menyasar ke daerah-daerah agar film Indonesia makin dekat bertemu dengan penonton dari berbagai kalangan.

Menurutnya, dengan makin banyak jenama bioskop baru, kompetisi yang sehat dari bidang ruang putar ini akan terjadi. Dengan demikian, akan ada keseimbangan harga serta akses yang lebih merata.

Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 280 juta jiwa memang menjadi potensi pasar yang menarik bagi industri perfilman. Terlebih, tahun ini kepercayaan penonton terhadap film Indonesia sedang tinggi-tingginya.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jumlah penonton Indonesia menembus 70 juta penonton. Jumlah ini merupakan yang terbanyak sejak film pertama Indonesia tayang pada 1926.

Sayang, jumlah layar bioskop untuk mengakomodir itu belum memadai. Merujuk data Badan Perfilman Indonesia pada 2023, jumlah layar di Indonesia masih berkutat di angka 2.145 layar yang tersebar di 517 lokasi bioskop di 115 kabupaten atau kota.

Meski terlihat banyak, jumlah tersebut dirasa masih belum ideal, terutama bila melihat jumlah kabupaten atau kota di Indonesia yang berada di angka 514.


Menghitung Kebutuhan Layar Bioskop Indonesia

Mengutip Badan Perfilman Indonesia (BPI), menghitung jumlah ideal layar bioskop di Indonesia perlu memperhatikan beberapa faktor, dari standar internasional, distribusi populasi, dan aksesibilitas ke layar bioskop.

Standar internasional berdasarkan Motion Picture Association (MPA) merekomendasikan setiap 1 layar bioskop per 10.000 orang. Hitungan ini, kemudian dikombinasikan dengan populasi Indonesia berjumlah sekitar 280 juta dengan sebaran di 38 provinsi.

Hitung-hitungannya adalah total populasi, yakni 280.000.000 : populasi per layar, yakni 10.000. Jumlahnya adalah 28.000 layar. Dari jumlah tersebut, kemudian distribusi layarnya disesuaikan kembali dengan penyebaran populasi setiap provinsi.

Di luar itu, faktor tambahan lain, seperti urbanisasi, infrastruktur, hingga aksebilitas juga perlu diperhatikan. Hal ini agar pedoman jumlah kebutuhan bisa memenuhi standar pemerataan.

Berikut jumlah contohnya:
 

(Sumber gambar: Data Rekomendasi untuk Pemerintah Menuju 10 Tahun Badan Perfilman Indonesia)

(Sumber gambar: Data Rekomendasi untuk Pemerintah Menuju 10 Tahun Badan Perfilman Indonesia)



(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Intip Desain Restoran di China yang Raih World Interior of the Year 2024

BERIKUTNYA

Bayi Prematur Tetap Berpeluang Tumbuh Optimal, Moms Wajib Perhatikan Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: