Millenial, Begini Cara Siasati Inflasi Gaya Hidup
25 August 2021 |
15:21 WIB
Dua tantangan yang harus dihadapi oleh sebagian besar masyarakat golongan Millennials adalah inflasi dan penundaan untuk mulai berinvestasi. Layaknya peribahasa besar pasak daripada tiang bisa dibilang cukup tepat mewakili kondisi finansial sebagian masyarakat urban di Indonesia.
Mengutip sebuah studi bertajuk Indonesia Gen Z and Millenial Report 2020 yang dirilis oleh institusi riset pemasaran Indonesia, Alvara Research1, sebagian masyarakat urban millenial di berbagai kota metropolitan di Indonesia mengakui mengalami kesulitan menabung pada masa pandemi.
Rata-rata pengeluaran kebutuhan rumah tangga rutin bulanan warga perkotaan yang berusia 25-40 tahun ini menghabiskan sebesar 57?ri total pemasukan.
Selain tingginya pengeluaran rutin kebutuhan pokok bulanan, masyarakat urban harus berjuang menyiasati inflasi gaya hidup atau yang juga dikenal dengan istilah lifestyle inflation.
Istilah ini menggambarkan kondisi perubahan perilaku dan kebiasaan yang mengakibatkan pengeluaran terus meningkat seiring dengan bertambahnya penghasilan.
Pada umumnya, inflasi gaya hidup bersumber dari aspirasi untuk mendapatkan gaya hidup lebih premium tetapi pengeluaran juga mengejar, misalnya menikmati kopi kekinian tiap hari, bersantap di restoran trendi, beli smartphone atau gadget terbaru, semua ini berkontribusi pada inflasi gaya hidup ketika diaplikasikan secara berlebihan.
Sukiwan, Head of Consumer, Maybank Indonesia mengatakan untuk mengatasi persoalan tersebut pihaknya menyiapkan solusi bagi para kaum muda dan digital savvy sehingga lebih disiplin menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung,
“Dana yang disisihkan ini relatif terjangkau yaitu mulai dari Rp 100,000/bulan, yang hampir setara dengan harga 2 gelas kopi kekinian berukuran besar,” ujarnya.
Nasabah juga dapat bertransaksi keuangan hingga mengendalikan tabungannya hanya dengan mengandalkan smartphone.
Editor: Fajar Sidik
Mengutip sebuah studi bertajuk Indonesia Gen Z and Millenial Report 2020 yang dirilis oleh institusi riset pemasaran Indonesia, Alvara Research1, sebagian masyarakat urban millenial di berbagai kota metropolitan di Indonesia mengakui mengalami kesulitan menabung pada masa pandemi.
Rata-rata pengeluaran kebutuhan rumah tangga rutin bulanan warga perkotaan yang berusia 25-40 tahun ini menghabiskan sebesar 57?ri total pemasukan.
Selain tingginya pengeluaran rutin kebutuhan pokok bulanan, masyarakat urban harus berjuang menyiasati inflasi gaya hidup atau yang juga dikenal dengan istilah lifestyle inflation.
Istilah ini menggambarkan kondisi perubahan perilaku dan kebiasaan yang mengakibatkan pengeluaran terus meningkat seiring dengan bertambahnya penghasilan.
Pada umumnya, inflasi gaya hidup bersumber dari aspirasi untuk mendapatkan gaya hidup lebih premium tetapi pengeluaran juga mengejar, misalnya menikmati kopi kekinian tiap hari, bersantap di restoran trendi, beli smartphone atau gadget terbaru, semua ini berkontribusi pada inflasi gaya hidup ketika diaplikasikan secara berlebihan.
Sukiwan, Head of Consumer, Maybank Indonesia mengatakan untuk mengatasi persoalan tersebut pihaknya menyiapkan solusi bagi para kaum muda dan digital savvy sehingga lebih disiplin menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung,
“Dana yang disisihkan ini relatif terjangkau yaitu mulai dari Rp 100,000/bulan, yang hampir setara dengan harga 2 gelas kopi kekinian berukuran besar,” ujarnya.
Nasabah juga dapat bertransaksi keuangan hingga mengendalikan tabungannya hanya dengan mengandalkan smartphone.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.