5 Atlet Garuda Berprestasi Ini Siap Bertanding dalam Paralimpiade Tokyo 2020
30 August 2021 |
13:42 WIB
Indonesia mengirimkan 23 atlet dalam Paralimpiade Tokyo 2020 yang resmi dibuka Selasa (24/8/2021), malam. Jumlah tersebut lebih banyak dari momen Olimpiade di Rio De Jenero pada 2016 yang hanya mengirim 9 atlet nasional.
Ada wajah baru dan wajah lama yang sebelumnya membawa medali dalam pesta olahraga dunia empat tahunan itu. Penasaran siapa saja? Berikut beberapa di antaranya.
1. Muhammad Fadli Imammuddin
Menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang akan bersaing di lintasan para balap sepeda Paralimpiade Tokyo 2020 pada 27 Agustus 2021 di IZU Velodrome, Tokyo.
Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat itu merupakan mantan pebalap sepeda motor nasional. Pada 2015, Fadli harus kehilangan salah satu kaki ketika mengalami kecelakaan berat saat berlaga di ajang balap motor super sport 600 CC Asia Road Racing Championship di Sirkuit Sentul, Jawa Barat.
Tidak mau terpuruk terlalu dalam, Fadli pun berhasil bangkit dan kembali berprestasi di jalur yang berbeda, yakni di lintasan para balap sepeda. Mengutip Kementerian Pemuda dan Olahraga, Fadli sebelumnya berhasil mempersembahkan 1 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu di Asian Paragames 2018 Jakarta.
Di Paralimpiade Tokyo 2020, Fadli akan tampil didua nomor, yaitu 1000 M Time Trial C4-5 Putra dan 4000 M Individual Pursuit C4 Putra.
2. Ni Nengah Widiasih
Atlet para angkat berat Indonesia Ni Nengah Widiasih memiliki target bisa mengibarkan bendera Merah Putih di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya dia meraih medali perunggu Paralimpiade Rio 2016.
Lifter yang biasa disapa Widi ini juga sempat menyumbangkan perak Asian Paragames 2018.
Di cabang para angkat berat, Widi akan berlomba di Tokyo International Forum pada 26 Agustus.
3. Jendi Pangabean
Perenang kelahiran Sumatera Selatanin merupakan peraih medali emas Asian Paragames 2018. Dia selalu tampil di nomor andalannya 100 meter gaya punggung S9 putra.
Sebelumnya pada 2020, Jendi masih belum bisa dipastikan lolos ke Tokyo, karena limit waktu yang belum masuk. Limit waktu untuk bisa lolos ke Paralimpiade Tokyo 2020 adalah 1 menit 06 detik. Beruntung saat tampil di single event world series di Italia pada Juni lalu pria kelahiran 10 juni 1991 itu berhasil mencatatkan waktu 1 menit 05 detik.
Jendi berharap pada penampilan keduanya di ajang Paralimpiade, dia bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Adapun pada Paralimpiade Rio de Janeiro Brasil 2016, langkah Jendi terhenti di babak penyisihan setelah hanya mencatatkan waktu 1,08 detik.
Di cabang olah raga para swimming Paralimpiade Tokyo,Jendi dijadwalkan akan berlaga pada 30 Agustus 2021.
4. Syuci Indriani
Langkah Atlet para-renang ini baru saja terhenti di babak penyisihan nomor 100 meter gaya kupu-kupu S14 setelah finis di urutan keenam dalam lomba hebat 2 di Tokyo Aquatics Center.
Namun perjuangan Syuci belum usai di Paralimpiade Tokyo 2020. Selain di nomor 100 meter gaya kupu-kupu S14 putri, dia juga akan berlomba di 100 meter gaya dada SB14 putri dan 200 meter gaya ganti perorangan SM14 putri.
Sebelumnya di Rio 2016, Syuci tampil mengejutkan dengan berhasil menembus babak final di dua nomor dari tiga nomor perlombaan yang dia ikuti. Sayangnya atlet kelahiran Pekanbaru 28 januari 2001 itu belum berhasil empersembahkan medali untuk Indonesia. Namun dua tahun berselang saat tampil di Asian Para Games 2018 di Jakarta, Syuci berhasil menyumbang dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu.
5. Karisma Evi Tiarani
Atlet para atletik Karisma Evi Tiarani memulai kiprahnya di Paralimpiade Tokyo 2020 dalam lomba di Olympic Stadium pada 4 September mendatang.
Evi merupakan juara dunia para atletik lari 100 putri yang berlangsung di Dubai pada 2019. Pesaing terberatnya di Paralimpiade ini akan datang dari atlet Italia.
Sebelum Paralimpiade Tokyo dimulai, dia harus menjalani klasifikasi ketat untuk menentukan di ketegori yang akan diikutinya pada nomor lari 100 meter putri.
Evi yang mangalami disabilitas dimana kaki kirinya sedikit lebih pendek dari kaki kanan itu, selama ini selalu tampil di kategori T42. Namun dalam klasifikasi Paralimpiade kali ini, status Evi direview sehingga sempat diajukan untuk dipindahkan ke kategori T44 yang memiliki disabilitas kaki lebih ringan.
Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia, Rima Ferdianto menjelaskan sempat terjadi perdebatan dengan panitia Paralimpiade untuk menentukan kategori bagi Evi. Beruntung ketegangan dalam perdebatan itu berbuah manis bagi kontingen Indonesia. Evi ditetapkan tetap berlomba di T42.
Editor: Fajar Sidik
Ada wajah baru dan wajah lama yang sebelumnya membawa medali dalam pesta olahraga dunia empat tahunan itu. Penasaran siapa saja? Berikut beberapa di antaranya.
1. Muhammad Fadli Imammuddin
Menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang akan bersaing di lintasan para balap sepeda Paralimpiade Tokyo 2020 pada 27 Agustus 2021 di IZU Velodrome, Tokyo.
Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat itu merupakan mantan pebalap sepeda motor nasional. Pada 2015, Fadli harus kehilangan salah satu kaki ketika mengalami kecelakaan berat saat berlaga di ajang balap motor super sport 600 CC Asia Road Racing Championship di Sirkuit Sentul, Jawa Barat.
Tidak mau terpuruk terlalu dalam, Fadli pun berhasil bangkit dan kembali berprestasi di jalur yang berbeda, yakni di lintasan para balap sepeda. Mengutip Kementerian Pemuda dan Olahraga, Fadli sebelumnya berhasil mempersembahkan 1 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu di Asian Paragames 2018 Jakarta.
Di Paralimpiade Tokyo 2020, Fadli akan tampil didua nomor, yaitu 1000 M Time Trial C4-5 Putra dan 4000 M Individual Pursuit C4 Putra.
2. Ni Nengah Widiasih
Atlet para angkat berat Indonesia Ni Nengah Widiasih memiliki target bisa mengibarkan bendera Merah Putih di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya dia meraih medali perunggu Paralimpiade Rio 2016.
Lifter yang biasa disapa Widi ini juga sempat menyumbangkan perak Asian Paragames 2018.
Di cabang para angkat berat, Widi akan berlomba di Tokyo International Forum pada 26 Agustus.
3. Jendi Pangabean
Perenang kelahiran Sumatera Selatanin merupakan peraih medali emas Asian Paragames 2018. Dia selalu tampil di nomor andalannya 100 meter gaya punggung S9 putra.
Sebelumnya pada 2020, Jendi masih belum bisa dipastikan lolos ke Tokyo, karena limit waktu yang belum masuk. Limit waktu untuk bisa lolos ke Paralimpiade Tokyo 2020 adalah 1 menit 06 detik. Beruntung saat tampil di single event world series di Italia pada Juni lalu pria kelahiran 10 juni 1991 itu berhasil mencatatkan waktu 1 menit 05 detik.
Jendi berharap pada penampilan keduanya di ajang Paralimpiade, dia bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Adapun pada Paralimpiade Rio de Janeiro Brasil 2016, langkah Jendi terhenti di babak penyisihan setelah hanya mencatatkan waktu 1,08 detik.
Di cabang olah raga para swimming Paralimpiade Tokyo,Jendi dijadwalkan akan berlaga pada 30 Agustus 2021.
4. Syuci Indriani
Langkah Atlet para-renang ini baru saja terhenti di babak penyisihan nomor 100 meter gaya kupu-kupu S14 setelah finis di urutan keenam dalam lomba hebat 2 di Tokyo Aquatics Center.
Namun perjuangan Syuci belum usai di Paralimpiade Tokyo 2020. Selain di nomor 100 meter gaya kupu-kupu S14 putri, dia juga akan berlomba di 100 meter gaya dada SB14 putri dan 200 meter gaya ganti perorangan SM14 putri.
Sebelumnya di Rio 2016, Syuci tampil mengejutkan dengan berhasil menembus babak final di dua nomor dari tiga nomor perlombaan yang dia ikuti. Sayangnya atlet kelahiran Pekanbaru 28 januari 2001 itu belum berhasil empersembahkan medali untuk Indonesia. Namun dua tahun berselang saat tampil di Asian Para Games 2018 di Jakarta, Syuci berhasil menyumbang dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu.
5. Karisma Evi Tiarani
Atlet para atletik Karisma Evi Tiarani memulai kiprahnya di Paralimpiade Tokyo 2020 dalam lomba di Olympic Stadium pada 4 September mendatang.
Evi merupakan juara dunia para atletik lari 100 putri yang berlangsung di Dubai pada 2019. Pesaing terberatnya di Paralimpiade ini akan datang dari atlet Italia.
Sebelum Paralimpiade Tokyo dimulai, dia harus menjalani klasifikasi ketat untuk menentukan di ketegori yang akan diikutinya pada nomor lari 100 meter putri.
Evi yang mangalami disabilitas dimana kaki kirinya sedikit lebih pendek dari kaki kanan itu, selama ini selalu tampil di kategori T42. Namun dalam klasifikasi Paralimpiade kali ini, status Evi direview sehingga sempat diajukan untuk dipindahkan ke kategori T44 yang memiliki disabilitas kaki lebih ringan.
Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia, Rima Ferdianto menjelaskan sempat terjadi perdebatan dengan panitia Paralimpiade untuk menentukan kategori bagi Evi. Beruntung ketegangan dalam perdebatan itu berbuah manis bagi kontingen Indonesia. Evi ditetapkan tetap berlomba di T42.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.