Robot manusia sebagai salah satu perkembangan teknologi mutakhir (Unsplash/Alex Knight)

Survei Menunjukkan, Baby Boomers Khawatir Dengan Perkembangan Teknologi Terkini

06 July 2021   |   17:09 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Survei dari perusahaan keamanan Kaspersky menunjukkan bahwa generasi milenial dan boomers cenderung memiliki kewaspadaan terhadap teknologi seperti biometrik, peralatan pintar, robotik, dan deepfake dibandingkan generasi Z dan generasi X.

Hasil laporan penelitian berjudul Making Sense of Our Place in the Digital Reputation Economy terhadap pengguna media sosial di Asia Tenggara menunjukkan, ada kekhawatiran terhadap penggunaan teknologi mutakhir seperti deepfake dengan persentase 62 persen.

Menariknya, laporan menyatakan generasi yang paling merasa khawatir akan teknologi-teknologi terkini adalah kelompok baby boomers dengan persentase 74 persen, sementara kelompok generasi X adalah yang paling tidak khawatir dengan persentase 58 persen.

Deepfake merupakan penggunaan kecerdasan buatan untuk membuat gambar, audio, atau rekaman suara dalam rupa orang lain. Teknologi ini tak jarang digunakan untuk hal-hal negatif seperti balas dendam, pemerasan, dan penipuan.

Sementara itu, laporan juga menyatakan bahwa responden di Asia Tenggara cenderung kurang waspada pada teknologi biometrik, seperti pengenalan wajah dengan tingkat persentase 32 persen, perangkat pintar dengan 27 persen, dan alat robot seperti robo cleaner 15 persen.
 
SEA Digital Reputation Landscape (Kaspersky)


Pengguna media sosial di wilayah Asia tenggara memiliki alasan yang dapat dimengerti untuk khawatir terhadap bermacam teknologi karena penelitian juga mengungkap pengalaman negatif yang dialami secara daring.

Insiden paling umum adalah pengambilalihan akun di mana seseorang mendapatkan akses ke akun mereka tanpa izin. Sebanyak 29 persen responden mengaku informasi rahasia mereka telah diketahui oleh pihak yang tidak diinginkan.

Selain itu, pengalaman buruk lain antara lain akses perangkat keras secara paksa dengan persentase 28 persen, informasi pribadi dicuri atau digunakan tanpa persetujuan 24 persen, dan data pribadi yang dilihat secara publik dengan 23 persen.

Chris Connell, Managing Director Kaspersky Asia Pasific mengatakan survei membuktikan bahwa insiden merugikan dapat terjadi secara daring dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa akibat insiden yang ditimbulkan akibat penggunaan teknologi terhadap responden penelitian ini antara lain spam dan iklan, mengalami stres, menyebabkan rasa malu atau terhina, kerusakan reputasi, dan kerugian finansial.

"Teknologi dimaksudkan untuk berkembang demi kebaikan yang lebih besar, tapi akan selalu ada kurva pembelajaran di mana sejumlah ketakutan dengan tindakan aka menjadi vital," katanya.


Editor : Dika Irawan

SEBELUMNYA

Berbeda dengan Wanita, ini Gejala Depresi pada Pria

BERIKUTNYA

5 Cara Menenangkan Anak Tanpa Gadget

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: