Ilustrasi interior hunian. (Sumber gambar: Spacejoy/Unsplash)

Hypereport: Tren Arsitektur & Desain Interior 2025, Gaya Personal Tiap Generasi Jadi Kunci

25 November 2024   |   09:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Dari waktu ke waktu, tren arsitektur dan desain interior terus berubah. Perubahannya tak lepas dari kebutuhan, kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat. Menjelang 2025, prediksi soal tren arsitektur maupun desain interior mulai mengemuka, baik secara global maupun penerapannya di Indonesia.
 
Dikutip dari David Reid Homes, pada 2025, dunia pembangunan rumah dan arsitektur akan diramaikan dengan tren baru yang menarik, sesuai dengan gaya hidup modern sekaligus memadukan keberlanjutan dan inovasi. 
 
Disebutkan bahwa pada tahun depan, para pemilik rumah diprediksi akan mencari lebih dari sekadar tempat tinggal, tapi menginginkan ruang yang mencerminkan nilai-nilai mereka, menjaga para penghuni rumah tetap terhubung dengan alam, serta membuat kehidupan sehari-hari lebih sederhana dan menyenangkan.

Baca juga laporan terkait: 
Beberapa hal yang akan menjadi tren arsitektur 2025 di antaranya desain biofilik yang menghubungkan para pemilik rumah dengan alam, ruang multifungsi untuk kehidupan modern, penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan, hingga rumah pasif yang dirancang untuk meminimalisir konsumsi energi.

Termasuk, penerapan teknologi rumah pintar (smart home) untuk kenyamanan sehari-hari, inspirasi arsitektur dari warisan budaya pada bangunan baru, rumah multigenerasi yang dirancang untuk semua usia, konsep cahaya alami dan ruang terbuka, hingga menghadirkan area khusus untuk kebugaran pribadi. 

Arsitek Riri Yakub berpendapat tren arsitektur pada 2025 akan jauh lebih spesifik pada karakter yang khas dari setiap pemilik rumah, sesuai dengan latar belakang tiap generasi yang kini didominasi oleh generasi X, milenial, dan Generasi Z.
 
Artinya, rumah kini didesain bukan mengikuti gaya desain tertentu, tapi lebih dipengaruhi oleh kebutuhan dan selera dari masing-masing karakter generasi. Dengan demikian, setiap hunian hadir dengan sisi gaya personal yang khas dari masing-masing pemiliknya. 
 
Menurutnya, kelompok generasi Z lebih cenderung menyukai arsitektur hunian yang lebih simpel, minimalis, praktis, dan luas bangunan yang kecil. Termasuk, minim ornamen dan lebih mengedepankan fungsional rumah.
 
Sementara kelompok milenial, kata Riri, lebih suka dengan hunian yang bisa mewakili identitas mereka dan jauh lebih dekoratif. Misalnya, jika mengusung desain rumah yang modern, akan menggunakan material yang lebih beragam seperti kayu hingga bebatuan.
 
Sedangkan jika mengusung rumah dengan gaya yang lebih klasik, akan menciptakan hunian dengan bentuk yang terlihat besar dan mewah. Adapun, untuk generasi X, akan lebih mengutamakan rumah yang lebih fungsional. Hunian dengan fasilitas lengkap untuk menghadirkan suasana yang lebih nyaman dan tenang, misalnya kolam ikan atau taman pada rumah.
 
"Jadi untuk saat ini sih menurutku bukan lagi soal style atau langgam [arsitektur], tapi lebih kepada kebutuhan dan karakter dari masing-masing generasi. Secara umum, mungkin lihat segmentasi dari generasinya, personality, aktivitas, dan pekerjaannya seperti apa, itu yang akan mewakili trennya," kata Riri kepada Hypeabis.id, baru-baru ini.
 

H

Ilustrasi interior hunian. (Sumber gambar: Spacejoy/Unsplash)

Riri juga menilai konsep sustainability atau keberlanjutan akan semakin masif diterapkan pada perancangan bangunan arsitektur. Hal ini dikarenakan material-material yang menerapkan konsep tersebut sudah semakin mudah dan terjangkau untuk diakses dalam merancang rumah, di samping kesadaran para pemilik hunian akan hal tersebut yang kian meningkat.
 
Di sisi lain, pada 2025, material-material alami diperkirakan akan semakin langka. Hal ini lantaran semakin terbatasnya sumber daya alam untuk memproduksi material bangunan alami secara masif.

Meski begitu, di tengah kondisi tersebut, diperkirakan bakal makin banyak alternatif material pabrikan yang lebih terjangkau, tapi tetap mengedepankan unsur-unsur keberlanjutan dan ramah lingkungan yang menjawab berbagai tantangan arsitektural.
 
"Material fabrikasi itu akan menjadi material alternatif yang jauh lebih diserap dan akan lebih populer, sedangkan material alami itu akan menjadi material yang niche gitu, yang akan menjadi material mewah," kata arsitek sekaligus pemilik biro desain Atelier Riri itu.
 
Bicara soal tren warna, Riri berpendapat hal tersebut biasanya hanya berlaku bagi tipologi bangunan tertentu misalnya arsitektur pada dunia makanan dan minuman (F&B). Hal itu lantaran kebanyakan dari mereka cenderung berlomba-lomba menciptakan suasana (ambience) yang berbeda-beda, untuk menarik minat pengunjung.
 
"Mereka mencoba untuk mencari karakter dan meniru gaya apa yang sudah ada di negara-negara lain gitu, atau istilahnya kitsch. Tapi kalau untuk rumah lebih ke tadi ya, setiap orang beda-beda gitu," ucap dia.
 
Riri menambahkan, penerapan warna pada arsitektur juga tidak bisa serta merta diseragamkan hanya karena tren global. Sebab, menurutnya, setiap negara biasanya memiliki warna khas masing-masing yang nantinya diterjemahkan menjadi beragam elemen grafis.
 
Misalnya, Spanyol yang lebih menonjolkan warna terakota dan cokelat yang terinspirasi dari claystone, Arab Saudi dengan warna putih atau nuansa pasir, dan Australia dengan warna-warna yang terinspirasi dari suku Aborigin.
 
Hal lain yang juga akan menjadi sorotan dalam dunia arsitektur pada 2025 ialah semakin masifnya penerapan teknologi rumah pintar (smart home). Riri mengatakan hal ini dikarenakan makin terjangkaunya akses untuk menerapkan elemen-elemen smart home, serta kehadiran material-material pabrikan yang mendukung penerapan teknologi tersebut.
 
"Untuk penerapan smart home sejauh ini yang paling dicari seperti lighting dan lock system," kata pria lulusan Universitas Pancasila itu. 

Baca juga: Hypereport: Romantisasi Masa Lalu pada Desain Interior & Arsitektur
 

Ilustrasi interior hunian. (Sumber gambar: Spacejoy/Unsplash)

Ilustrasi interior hunian. (Sumber gambar: Spacejoy/Unsplash)

Desain Interior 2025

Gaya personal hingga penerapan teknologi smart home juga diprediksi akan kian menonjol pada desain interior 2025. Pada tahun depan, tren desain interior diprediksi akan menekankan beberapa hal, mulai dari penerapan desain berkelanjutan (sustainability), smart home, fungsional, hingga gaya personal.
 
Kondisi krisis iklim yang semakin mengancam kehidupan manusia membuat desain interior terus beradaptasi. Tahun depan, tren desainer interior diprediksi akan lebih mengutamakan unsur sustainability dari berbagai aspek, mulai dari penggunaan material hingga aspek psikologis ruangan. 
 
Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jakarta, Ranu Scarvia Ria Fitri, mengatakan kondisi iklim yang telah berubah membuat perancangan desain interior lebih mengarah kepada konsep berkelanjutan. Implementasi desain interior itu pun dilakukan secara holistik, mulai dari penggunaan material hingga aspek psikologis ruangan yang berkaitan dengan antara interaksi ruang dan manusia. 
 
Setidaknya ada enam hal yang perlu diperhatikan dalam merancang desain interior berkelanjutan, yakni pemilihan warna, penggunaan material, memperhatikan psikologis ruangan mulai dari pemandangan (view) dan pendengaran, serta pengaturan pencahayaan.
 
Misalnya, penggunaan material kaca yang bisa menyaring sinar matahari masuk ke dalam ruangan, memperhatikan tingkat kebisingan suara dengan pengaplikasian material yang bisa meredam suara dengan baik, penataan view ruangan yang memberikan kenyamanan indera penglihatan, termasuk memperhatikan bau-bauan dari penggunaan material.
 
"Karena kondisi udara dan segala macam ini sudah berubah. Kita harus kompromi dengan keadaan di alam sekitar. Berkelanjutan itu salah satu poin sebenarnya penting dalam kita mendesain, banyak hal yang harus kita perhatikan," katanya saat diwawancarai Hypeabis.id di Ashta District 8 Jakarta, beberapa waktu lalu.
 
Selain berkelanjutan, hal-hal lain yang akan menjadi tren desain interior 2025 adalah penggunaan teknologi pintar dan elemen desain yang fungsional. Perubahan gaya hidup masyarakat kini ikut mengubah cara orang melihat fungsi dan keindahan interior rumah. 
 
Selain aspek estetika, fungsi ruang menjadi semakin penting dalam tren desain rumah modern. Hal ini tentunya berkaitan dengan pemilihan material, furnitur, dan pencahayaan ruangan yang perlu memenuhi standar keamanan dan keselamatan agar tidak hanya indah tapi juga aman.
 
Di samping itu, teknologi smart home akan menjadi bagian penting dalam desain interior rumah pada 2025. Rumah pintar, yang bisa dikendalikan melalui perangkat digital, menawarkan kenyamanan dan keamanan yang lebih tinggi pada hunian. 
 
Fitur-fitur pintar seperti pencahayaan otomatis, pengaturan suhu, dan keamanan digital, akan menjadi pilihan populer bagi keluarga modern. 

Baca juga: Himpunan Desainer Interior Soroti Kondisi Profesinya di Sektor Kreatif
 

Ilustrasi interior hunian. (Sumber gambar: Spacejoy/Unsplash)

Ilustrasi interior hunian. (Sumber gambar: Spacejoy/Unsplash)

Gaya Personal

Ranu menyebut bahwa gaya personal dan elemen ramah lingkungan bukan hanya soal tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa diabaikan, khususnya bagi generasi muda dan mereka yang peduli pada isu berkelanjutan. Dekorasi rumah tidak lagi sekadar menekankan pada segi estetika, tetapi juga mencerminkan identitas serta kesadaran lingkungan.
 
"Kita akan melihat tren yang semakin mengarah pada personalisasi yang mendalam, dengan fokus pada penggunaan material yang berkelanjutan, teknologi pintar, dan elemen desain yang menciptakan ruang yang tidak hanya estetik tetapi juga fungsional dan penuh makna," ujarnya.
 
Adapun, untuk gaya desain interior yang akan paling menonjol menjadi tren 2025 tidak dapat diprediksi secara spesifik. Sebab, menurut Ranu, tren desain interior terbentuk dari personalisasi setiap penggunanya. Ide yang paling banyak disukai biasanya akan banyak diikuti dan secara tidak langsung menjadi sebuah tren. 
 
"Tren itu sebenarnya terbentuk dari jalan hidup atau personalisasi setiap pengguna, dari setiap individual. Jadinya kalau untuk pada saat ini kita melihat lifestyle kita itu sudah berubah, pengguna-pengguna juga sudah mulai berubah," kata desainer lulusan Universitas Trisakti tersebut.
 
Sebagai catatan, beberapa tren gaya desain yang tengah banyak digunakan sepanjang 2024 cukup beragam. Mulai dari tren 70's vibesdark wood tonesround edgesminimalistluxe materialpaint the unexpectedgold toned metals, hingga 90's neons.
 
Termasuk desain minimalist down, yakni desain minimalis yang identik dengan kesederhanaan dan kebersihan visual, juga diprediksi masih akan populer. Desain ini cocok untuk orang-orang yang menginginkan rumah yang tenang dan bebas dari elemen dekorasi berlebihan.
 
"Panel-panel untuk wall panel sekarang sedang tren. Orang sekarang sudah dibilang pandai dengan material, itu sudah menjadi poin nomor satu sebenarnya. Terus ada minimalist down, itu sangat minimalis," ujarnya.
 
Ranu pun menegaskan tren-tren interior ini bukanlah suatu 'hukum' wajib yang harus diikuti oleh semua orang. Dekorasi rumah kembali kepada kebutuhan dan fungsinya. Maka dari itu, setiap orang bebas berkreasi dengan isi rumahnya.
 
"Setiap orang itu berbeda-beda. Rumah itu difungsikan untuk apa sebenarnya, siapa penggunanya, berapa banyak anggota keluarga yang akan dipakai. Jadinya misalnya anggota keluarga muda dan keluarga yang sudah mapan, pasti mempunyai karakter rumah atau konsep desain yang akan berbeda-beda," ujarnya. 

Baca juga: Hunian dengan Area Terbuka hingga Rumah Vakansi Jadi Tren Desain Interior Terkini

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Review ASUS Zenbook S 14 OLED 2024, Laptop Portabel yang Super Solid 

BERIKUTNYA

Cek Harga Tiket Personal Meet & Greet Festival JKT48

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: