Menbud Fadli Zon Dorong Revitalisasi KCBN Muarajambi Dimaksimalkan
20 November 2024 |
11:00 WIB
Upaya Kementerian Kebudayaan untuk menjadikan Indonesia sebagai ibukota budaya dunia sepertinya terus digencarkan ke berbagai daerah. Terbaru, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengunjungi dan meninjau langsung revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi pada Selasa, (19/11/24).
Salah satu situs budaya peninggalan kerajaan Sriwijaya itu kompleks museum, saat ini sedang dalam proses pembangunan museum, dan laboratorium pengetahuan yang dapat diakses publik. Dalam menjalankan aktivitasnya, tata kelola kawasan ini nantinya akan berada di bawah naungan Museum dan Cagar Budaya.
Baca juga: Prosesi Tegak Tiang Tuo Tandai Pembangunan Museum KCBN Muarajambi
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan revitalisasi KCBN Muarajambi akan melibatkan penataan lingkungan dan pemugaran kawasan seluas 3.981 hektar. Dengan lahan seluas itu, nantinya KCBN Muarajambi akan menjadi salah satu situs bersejarah terluas dan terbesar di Asia Tenggara.
"Ini salah satu proyek kebudayaan yang penting karena disini ditemukan kurang lebih sekitar 115 struktur candi. Dan mungkin dengan penelitian-penelitian lanjutan, mungkin bisa ditemukan lagi peradaban-peradaban sebelumnya," katanya dalam taklimat tertulis.
Fadli menekankan pentingnya upaya revitalisasi dengan pendekatan yang sesuai kaidah pemugaran cagar budaya, yakni dengan mengutamakan keaslian struktur, dan menggali narasi sejarah yang mendalam. Lain dari itu, dia berharap pemugaran ini tidak menghilangkan esensi perdesaan di mana masyarakat menjadi aktor utama.
Lebih lanjut, dia juga menegaskan bahwa proses penelitian dan revitalisasi masih akan terus berlanjut dan harus digali semaksimal mungkin. Upaya tersebut dilakukan agar dapat lebih fokus tentang bagaimana cagar-cagar budaya nasional dapat dilindungi, dikembangkan, dibina dan dimanfaatkan.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Kebudayaan juga turut mengunjungi Candi Kotomahligai dan Candi Kedaton, serta meninjau pembangunan museum Dharmakirti yang berada di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi. Situs tersebut dulunya dikenal sebagai salah satu pusat ilmu pengetahuan pada masanya.
Fadli menjelaskan, jika masyarakat dapat menggali informasi, menjaga, dan melestarikan cagar budaya, maka mereka akan dapat mengetahui hal-hal yang mungkin belum diketahui selama ini. "Situs ini adalah kompleks ilmu pengetahuan, narasi yang saya kira perlu kita gali lebih dalam, bahwa kita justru yang mengembangkan peradaban dari sini ke luar,” imbuhnya.
Sebagai tambahan informasi, revitalisasi KCBN Muarajambi dilakukan untuk mendorong pengakuan dan usulan Muaro Jambi sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Cagar budaya di daerah Jambi, Sumatera Tengah, ini merupakan sisa-sisa artefak dari Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada 1824.
KCBN Muaro Jambi telah menjadi fokus pelestarian karena situs ini memiliki bentuk struktur bata yang khas dan nilai historis yang menarik. Keunikan dari candi ini adalah berlokasi di lahan yang dikelilingi oleh parit sebagai jalur transportasi dan pengendalian banjir.
Struktur bata yang telah diinventarisasi berjumlah 88 buah dengan sembilan diantaranya telah dilakukan pemugaran, yaitu Candi Astano, Candi Kembar Batu, Candi Tinggi, Candi Tinggi I, Candi Gumpung, Candi Gumpung I, Candi Gedong I, Candi Gedong II, dan Candi Kedaton.
Candi Muaro Jambi merepresentasikan keunikan yang luar biasa dalam tradisi spiritual dan pendidikan Buddhisme di Asia Tenggara. Situs ini tidak hanya menyimpan nilai sejarah dan budaya yang mendalam, tetapi juga menjadi saksi bisu atas pertukaran pengetahuan dan nilai spiritual antar generasi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Salah satu situs budaya peninggalan kerajaan Sriwijaya itu kompleks museum, saat ini sedang dalam proses pembangunan museum, dan laboratorium pengetahuan yang dapat diakses publik. Dalam menjalankan aktivitasnya, tata kelola kawasan ini nantinya akan berada di bawah naungan Museum dan Cagar Budaya.
Baca juga: Prosesi Tegak Tiang Tuo Tandai Pembangunan Museum KCBN Muarajambi
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan revitalisasi KCBN Muarajambi akan melibatkan penataan lingkungan dan pemugaran kawasan seluas 3.981 hektar. Dengan lahan seluas itu, nantinya KCBN Muarajambi akan menjadi salah satu situs bersejarah terluas dan terbesar di Asia Tenggara.
"Ini salah satu proyek kebudayaan yang penting karena disini ditemukan kurang lebih sekitar 115 struktur candi. Dan mungkin dengan penelitian-penelitian lanjutan, mungkin bisa ditemukan lagi peradaban-peradaban sebelumnya," katanya dalam taklimat tertulis.
Fadli menekankan pentingnya upaya revitalisasi dengan pendekatan yang sesuai kaidah pemugaran cagar budaya, yakni dengan mengutamakan keaslian struktur, dan menggali narasi sejarah yang mendalam. Lain dari itu, dia berharap pemugaran ini tidak menghilangkan esensi perdesaan di mana masyarakat menjadi aktor utama.
Lebih lanjut, dia juga menegaskan bahwa proses penelitian dan revitalisasi masih akan terus berlanjut dan harus digali semaksimal mungkin. Upaya tersebut dilakukan agar dapat lebih fokus tentang bagaimana cagar-cagar budaya nasional dapat dilindungi, dikembangkan, dibina dan dimanfaatkan.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Kebudayaan juga turut mengunjungi Candi Kotomahligai dan Candi Kedaton, serta meninjau pembangunan museum Dharmakirti yang berada di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi. Situs tersebut dulunya dikenal sebagai salah satu pusat ilmu pengetahuan pada masanya.
Fadli menjelaskan, jika masyarakat dapat menggali informasi, menjaga, dan melestarikan cagar budaya, maka mereka akan dapat mengetahui hal-hal yang mungkin belum diketahui selama ini. "Situs ini adalah kompleks ilmu pengetahuan, narasi yang saya kira perlu kita gali lebih dalam, bahwa kita justru yang mengembangkan peradaban dari sini ke luar,” imbuhnya.
Sebagai tambahan informasi, revitalisasi KCBN Muarajambi dilakukan untuk mendorong pengakuan dan usulan Muaro Jambi sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Cagar budaya di daerah Jambi, Sumatera Tengah, ini merupakan sisa-sisa artefak dari Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada 1824.
KCBN Muaro Jambi telah menjadi fokus pelestarian karena situs ini memiliki bentuk struktur bata yang khas dan nilai historis yang menarik. Keunikan dari candi ini adalah berlokasi di lahan yang dikelilingi oleh parit sebagai jalur transportasi dan pengendalian banjir.
Struktur bata yang telah diinventarisasi berjumlah 88 buah dengan sembilan diantaranya telah dilakukan pemugaran, yaitu Candi Astano, Candi Kembar Batu, Candi Tinggi, Candi Tinggi I, Candi Gumpung, Candi Gumpung I, Candi Gedong I, Candi Gedong II, dan Candi Kedaton.
Candi Muaro Jambi merepresentasikan keunikan yang luar biasa dalam tradisi spiritual dan pendidikan Buddhisme di Asia Tenggara. Situs ini tidak hanya menyimpan nilai sejarah dan budaya yang mendalam, tetapi juga menjadi saksi bisu atas pertukaran pengetahuan dan nilai spiritual antar generasi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.