Genhype, Simak Cara Menghindari Investasi Bodong Bisnis Waralaba dan Kemitraan
17 November 2024 |
22:00 WIB
Bisnis waralaba dan kemitraan telah menjadi pilihan populer bagi masyarakat yang ingin memulai usaha dengan lebih cepat dan mudah. Apalagi bisnis waralaba terus menunjukkan potensi besar sebagai salah satu sektor yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada 2023, bisnis ini mencatatkan omzet hingga Rp200 triliun dengan 60.000 gerai di seluruh Indonesia. Dengan kelebihan berupa sistem yang teruji dan brand yang sudah dikenal, waralaba menjadi pilihan strategis bagi pengusaha pemula maupun pelaku UMKM.
Baca juga: Bantu Bisnis Waralaba F&B Tingkatkan Keuntungan, Startup Ini Dapat Kucuran Dana US$1 Juta
Sayangnya, di balik prospek cerah ini, muncul praktik tidak bertanggung jawab dari sejumlah oknum yang menawarkan janji manis namun berujung kerugian bagi mitra. Agar Genhype tidak terjebak dalam investasi bodong, berikut adalah lima tips yang bisa diterapkan:
Salah satu cara paling efektif untuk menghindari penipuan adalah dengan memeriksa legalitas bisnis yang ditawarkan. Menurut Permendag No. 71 Tahun 2019, bisnis waralaba di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW).
Hingga kini, berdasarkan data Kemendag, Indonesia memiliki 154 waralaba lokal yang sudah memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba dan 146 STPW untuk pemberi waralaba luar internasional yang beroperasi di dalam negeri. Maka, jika ingin menjalankan bisnis waralaba, pastikan meminta salinan STPW sebagai bukti bahwa bisnis tersebut telah terdaftar di Kementerian Perdagangan.
"Pastikan bisnis tersebut memiliki dokumen legalitas yang sah agar Anda terhindar dari janji-janji palsu," ujar Djoko Kurniawan, Ketua Umum Himpunan Kemitraan & Peluang Usaha Indonesia (HIKPI).
Jangan hanya bergantung pada brosur atau informasi daring. Kunjungi kantor pusat usaha waralaba untuk memastikan operasionalnya nyata, bukan fiktif. Selain itu, datangi salah satu outlet yang sudah beroperasi. Amati jumlah pengunjung dan aktivitas bisnis, apakah sesuai dengan klaim yang diberikan oleh franchisor. "Bisnis yang sehat akan terlihat dari bagaimana operasional di lapangan sesuai dengan analisa bisnis," jelasnya.
Sebelum menandatangani kontrak, penting untuk berbicara langsung dengan mitra atau franchisee yang sudah beroperasi. Tanyakan pengalaman mereka, termasuk dukungan yang diberikan oleh franchisor dan pendapatan yang dihasilkan. Hal ini akan memberikan gambaran nyata mengenai prospek bisnis tersebut.
"Mitra sebelumnya adalah sumber informasi paling akurat tentang keseriusan franchisor," jelas Gunawan, Senior Business Consultant dari SBM Consulting.
Hati-hati terhadap penawaran seperti "balik modal dalam 3 bulan," "bisnis auto pilot," atau "kontrak seumur hidup" yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Janji-janji semacam ini sering kali digunakan untuk menarik minat calon mitra tanpa memberikan kejelasan tentang realitas bisnis.
Djoko mencontohkan kasus bisnis minuman teh yang menjanjikan mitra bisa menjual 200 cup per hari, padahal kenyataannya hanya menjual 5 cup. "Jangan langsung percaya pada analisa bisnis di atas kertas tanpa fakta pendukung," ucap Djoko.
Sebelum memutuskan, lakukan riset menyeluruh tentang merek tersebut. Periksa ulasan dan testimoni dari mitra lain melalui internet. Merek yang sudah mapan biasanya memiliki reputasi yang baik dan dikenal luas di pasaran. "Brand yang memiliki review positif menunjukkan keseriusan mereka dalam mendukung mitra," tutur Gunawan.
Bisnis waralaba dan kemitraan memang menawarkan peluang besar, tetapi juga memerlukan kehati-hatian. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Genhype dapat meminimalkan risiko terjebak dalam investasi bodong. Ingat, keputusan bisnis yang matang selalu dimulai dengan analisa dan pengecekan yang mendalam.
Baca juga: Cek Peluang Bisnis Kemitraan dan Waralaba yang Rajin Ekspansi
Editor: Dika Irawan
Pada 2023, bisnis ini mencatatkan omzet hingga Rp200 triliun dengan 60.000 gerai di seluruh Indonesia. Dengan kelebihan berupa sistem yang teruji dan brand yang sudah dikenal, waralaba menjadi pilihan strategis bagi pengusaha pemula maupun pelaku UMKM.
Baca juga: Bantu Bisnis Waralaba F&B Tingkatkan Keuntungan, Startup Ini Dapat Kucuran Dana US$1 Juta
Sayangnya, di balik prospek cerah ini, muncul praktik tidak bertanggung jawab dari sejumlah oknum yang menawarkan janji manis namun berujung kerugian bagi mitra. Agar Genhype tidak terjebak dalam investasi bodong, berikut adalah lima tips yang bisa diterapkan:
1. Periksa Legalitas Usaha
Salah satu cara paling efektif untuk menghindari penipuan adalah dengan memeriksa legalitas bisnis yang ditawarkan. Menurut Permendag No. 71 Tahun 2019, bisnis waralaba di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW).Hingga kini, berdasarkan data Kemendag, Indonesia memiliki 154 waralaba lokal yang sudah memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba dan 146 STPW untuk pemberi waralaba luar internasional yang beroperasi di dalam negeri. Maka, jika ingin menjalankan bisnis waralaba, pastikan meminta salinan STPW sebagai bukti bahwa bisnis tersebut telah terdaftar di Kementerian Perdagangan.
"Pastikan bisnis tersebut memiliki dokumen legalitas yang sah agar Anda terhindar dari janji-janji palsu," ujar Djoko Kurniawan, Ketua Umum Himpunan Kemitraan & Peluang Usaha Indonesia (HIKPI).
2. Kunjungi Kantor dan Outlet Usaha
Jangan hanya bergantung pada brosur atau informasi daring. Kunjungi kantor pusat usaha waralaba untuk memastikan operasionalnya nyata, bukan fiktif. Selain itu, datangi salah satu outlet yang sudah beroperasi. Amati jumlah pengunjung dan aktivitas bisnis, apakah sesuai dengan klaim yang diberikan oleh franchisor. "Bisnis yang sehat akan terlihat dari bagaimana operasional di lapangan sesuai dengan analisa bisnis," jelasnya.
3. Temui Mitra yang Sudah Bergabung
Sebelum menandatangani kontrak, penting untuk berbicara langsung dengan mitra atau franchisee yang sudah beroperasi. Tanyakan pengalaman mereka, termasuk dukungan yang diberikan oleh franchisor dan pendapatan yang dihasilkan. Hal ini akan memberikan gambaran nyata mengenai prospek bisnis tersebut. "Mitra sebelumnya adalah sumber informasi paling akurat tentang keseriusan franchisor," jelas Gunawan, Senior Business Consultant dari SBM Consulting.
4. Waspadai Janji Manis yang Tidak Masuk Akal
Hati-hati terhadap penawaran seperti "balik modal dalam 3 bulan," "bisnis auto pilot," atau "kontrak seumur hidup" yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Janji-janji semacam ini sering kali digunakan untuk menarik minat calon mitra tanpa memberikan kejelasan tentang realitas bisnis. Djoko mencontohkan kasus bisnis minuman teh yang menjanjikan mitra bisa menjual 200 cup per hari, padahal kenyataannya hanya menjual 5 cup. "Jangan langsung percaya pada analisa bisnis di atas kertas tanpa fakta pendukung," ucap Djoko.
5. Lakukan Riset Mendalam
Sebelum memutuskan, lakukan riset menyeluruh tentang merek tersebut. Periksa ulasan dan testimoni dari mitra lain melalui internet. Merek yang sudah mapan biasanya memiliki reputasi yang baik dan dikenal luas di pasaran. "Brand yang memiliki review positif menunjukkan keseriusan mereka dalam mendukung mitra," tutur Gunawan. Bisnis waralaba dan kemitraan memang menawarkan peluang besar, tetapi juga memerlukan kehati-hatian. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Genhype dapat meminimalkan risiko terjebak dalam investasi bodong. Ingat, keputusan bisnis yang matang selalu dimulai dengan analisa dan pengecekan yang mendalam.
Baca juga: Cek Peluang Bisnis Kemitraan dan Waralaba yang Rajin Ekspansi
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.