Suasana Sistehood Modest Bazar (sumber : Dewi Andriani)

Dari Buttonscarves hingga Zyta Delia: Jastiper Panen Cuan di Bazar Ramadan

22 March 2025   |   10:30 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Industri modest fesyen di Indonesia terus berkembang pesat, terutama saat Ramadan dan Idulfitri. Momen ini menjadi peluang emas bagi para pelaku bisnis karena masyarakat cenderung berburu pakaian Muslim untuk merayakan Hari Raya dengan tampilan terbaik.

Selain memasarkan produknya melalui penjualan secara langsung di gerai offline maupun online, tak sedikit pelaku usaha yang memaksimalkan penjualan melalui bazar. 

Baca juga: 6 Seri Koleksi Modest Fashion Berkonsep Timeless Grace dari Desainer Lia Soraya

Zyta Delia Rahmah, pemilik dan Creative Director dari brand Zyta Delia mengakui bahwa momen Ramadan dan Lebaran merupakan puncak penjualan bagi brand modest fashion. Partisipasinya dalam bazar memungkinkan brand mendapatkan lonjakan omzet dalam waktu singkat.

“Dengan mengikuti bazar, kami bisa mencapai target penjualan dengan lebih cepat. Kontribusi penjualan dari bazar ini pun terbilang cukup besar sekitar 20%. Kami juga telah menyiapkan promo menarik dan harga khusus bagi para konsumen,” jelasnya.

Fenomena Jastiper di Momen Ramadan

Tidak hanya brand dan konsumen yang menikmati keuntungan dari mengikuti bazar, para jastiper (jasa titip) juga meraup keuntungan besar dengan membantu pelanggan yang tidak bisa hadir langsung di acara. Jastiper ini berperan sebagai perantara yang membelikan produk-produk incaran pelanggan dari berbagai daerah hingga luar negeri.

Menurut Rika, seorang jastiper di SMB 2025, brand yang paling banyak dititipkan adalah Buttonscarves, Benang Jarum, Nada Puspita, hingga Vanilla Hijab. "Pokoknya apa saja yang ada di sini semua dititip, tapi yang paling banyak tetap Buttonscarves," ujarnya.

Dalam satu event seperti SMB, Rika bisa meraup omzet hingga Rp20 jutaan hanya dari Buttonscarves, sementara brand lain berkisar antara Rp5-Rp10 juta. Keuntungan terbesar didapat dari biaya jasa titip, yang rata-rata sekitar Rp30 ribuan per item.

“Jasa titip itu harga rata-rata tapi kalau untuk mendapatkan [produknya] makin effort maka biaya jastipnya bisa lebih tinggi seperti untuk produk Buttonscarves,” ujarnya

Hal serupa juga diungkapkan oleh Dewi, pemilik akun jastip @titipdongdews, yang sudah menjalankan usaha jasa titip sejak sebelum pandemi. Menurutnya, Ramadan dan Lebaran menjadi momen paling ramai bagi jastiper karena banyak orang yang mencari pakaian dan aksesori untuk Hari Raya.

"Paling banyak tetap Buttonscarves dan Zyta Delia. Omzet bisa sampai Rp50 jutaan, bahkan antriannya panjang banget saya saja tadi urutan ke 80," ungkap Dewi. Untuk mempermudah proses berbelanja, Dewi mendaftar melalui akses VIP sehingga memungkinkannya berbelanja lebih awal sebelum pengunjung reguler.

Selain melayani pelanggan di dalam negeri, Dewi juga sering mengirimkan pesanan ke berbagai daerah seperti Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, hingga ke luar negeri. "Prospeknya bagus banget, alhamdulillah. Aku sering datang ke bazar-bazar seperti ini karena banyak brand yang bisa kita foto dan promosikan ke pelanggan," tambahnya.

Bahkan, omzet terbesar yang pernah diraih Dewi dalam satu event bazar mencapai Rp70 juta, membuktikan bahwa bisnis jastip di industri modest fashion memiliki peluang yang sangat menggiurkan. "Tahun ini lebih besar karena lebih banyak brand dan lebih banyak pilihan," tuturnya.

Menurut Zyta Delia, para Jastiper ini tidak hanya menguntungkan pembeli, tetapi juga berperan besar dalam mendongkrak penjualan brand. Menurutnya, jastiper sangat membantu distribusi produk, terutama ke daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh brand secara langsung.

"Sebagai brand owner, aku merasa jastiper ini
sangat membantu banget untuk brand. Contohnya di Zyta Delia, kami tidak bisa mencakup beberapa daerah yang sulit dijangkau. Dengan adanya jastiper pelanggan bisa mendapatkan produk tanpa harus datang langsung," ujarnya. 

Baca juga: Kursien Karzai Hadirkan Keanggunan Modest Wear Bertema Madre
 
Menurutnya, para jastiper juga memiliki cara tersendiri untuk memasarkan produk, termasuk memberikan detail produk yang lengkap dan pelayanan yang ramah, yang membuat pelanggan menjadi loyal.
 
"Mereka sangat detail dalam memberikan informasi produk. Kadang ada pelanggan yang merasa malas datang langsung dan lebih memilih dibantu oleh jastiper. Karena pelayanannya bagus dan detail, pelanggan pun menjadi lebih loyal," tambahnya.
 
Selain itu, Zyta Delia juga menilai bahwa jastiper memiliki pasar masing-masing, yang membuat distribusi produk semakin luas. "Satu jastiper bisa punya 20 sampai 100 pelanggan sendiri. Itu sangat membantu brand dalam menjangkau pasar yang lebih luas,” tuturnya.

SEBELUMNYA

Ternyata, Mudik Lebaran 2025 dengan Kapal Pelni Bisa Senyaman Ini

BERIKUTNYA

Prospek Bisnis Kue Kering Ina Cookies, Dari Dapur Rumah hingga Omzet Miliaran Rupiah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: