Festival Film Indonesia 2024 Hadirkan Kembali Piala Antemas, Ini Alasannya
14 November 2024 |
20:00 WIB
1
Like
Like
Like
Ada yang cukup spesial dalam gelaran Festival Film Indonesia (FFI) 2024. Setelah lama ditiadakan, festival yang kini diketahui oleh Ario Bayu tersebut akhirnya kembali menghadirkan Piala Antemas. Ini adalah penghargaan khusus yang diberikan untuk film terlaris di Indonesia.
Piala Antemas sejatinya telah menjadi bagian penting dalam perjalanan festival tertua di Indonesia tersebut. Penghargaan ini pertama kali dihadirkan pada 1974 hingga 1992. Kemudian, Piala Antemas sempat terhenti, lalu kembali berlanjut pada awal 2000-an, dan kembali ditiadakan hingga 2023.
Pada gelaran FFI 2024, Piala Antemas kembali dihadirkan. Pada masanya, Piala Antemas menjadi salah satu anugerah paling ditunggu oleh pencinta film karena dianggap mampu menggambarkan representasi penonton Indonesia pada tahun tersebut.
Baca juga: 5 Karya Bersaing dalam Kategori Film Cerita Panjang Terbaik di FFI 2024
Ketua Bidang Penjurian Festival Film Indonesia (FFI) 2024-2026 Budi Irawanto mengatakan Piala Antemas, salah satu bentuk penghargaan penting bagi ekosistem perfilman Tanah Air, kini akhirnya kembali dimunculkan.
Budi menjelaskan nama penghargaan itu punya makna dan sejarah penting. Kata Antemas diambil dari nama produser dan distributor film ternama kala itu aktif di dunia perfilman sejak 1957-an. Untuk mengenang dan mengingat semangat jasa-jasanya, FFI memakai namanya sebagai bentuk penghargaan film terlaris.
Ada alasan tersendiri mengapa Budi akhirnya menghadirkan kembali kategori Piala Antemas. Budi bercerita, setahun yang lalu, Ketua Umum Demi Film Indonesia (DFI) Yan Wijaya, sempat mengusulkan dihadirkannya kembali piala yang cukup legendaris ini.
Ketua Komite FFI 2021-2023 Reza Rahadian kemudian mencatatnya dan menyarankan ke Komite FFI 2024-2026 sebagai bahan rekomendasi. Budi bersama komite FFI lain kemudian sepakat untuk memunculkan kembali piala tersebut.
“Selain itu, saya rasa Piala Antemas memang sudah waktunya untuk ada kembali, karena ini juga menandai momentum tepat. Sebab, tahun ini, raihan penonton film Indonesia di bioskop per hari ini mencapai lebih dari 69 juta,” ungkap Budi.
Budi mengatakan film Indonesia tahun ini mencapai titik baru dalam hal kebangkitan yang luar biasa. Secara persentase, penonton Indonesia yang memilih menonton film lokal pun lebih banyak dibanding film impor.
Di lain hal, saat ini jumlah penonton Indonesia yang mampu menembus 1 juta penonton juga makin meningkat. Untuk merayakan gegap gempita tersebut, Budi merasa Piala Antemas menjadi satu elemen penting dalam memotret kondisi demikian.
Baginya, piala ini juga bentuk apresiasi terhadap pertumbuhan luar biasa ekosistem Indonesia. Dalam catatannya, jumlah film Indonesia juga makin banyak, yakni mencapai 141 film, baik di bioskop maupun online. “Ini adalah momentum besar film Indonesia sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” imbuhnya.
Budi mengatakan Piala Antemas, meski dinilai berdasarkan raihan jumlah penonton, bukan berarti ini hanyalah soal hitung-hitungan ekonomi semata. Dalam kaca mata yang lebih besar, dirinya melihat kategori ini bisa menjadi acuan maupun penelitian, terkait bagaimana kemampuan film bisa lebih dipacu lagi, baik secara kualitas, distribusi, pemasaran, dan sebagainya.
“Secara lebih jauh lagi, film yang disukai penonton juga bisa dibaca dari sudut lain, seperti situasi yang terjadi di masyarakat, sentimen yang berkembang, hingga perkembangan lain yang terjadi, hingga sebuah film bisa menjadi sangat laku,” jelasnya.
Budi mengatakan Piala Antemas untuk edisi tahun ini masih mengacu pada jumlah penonton dari tiket bioskop. Dalam sejarahnya, piala ini memang menggambarkan film terlaris yang tayang di bioskop.
Kendati demikian, dirinya juga menyadari kalau ekosistem telah jauh berubah, terutama medium menonton kini juga tak hanya bioskop, tetapi juga platform OTT.
“Ke depannya, ini tentu akan kita kembangkan lagi. Namun, untuk edisi ini memang acuannya tiket bioskop,” tegasnya.
Baca juga: 7 Film yang Mendapat Nominasi Piala Citra Terbanyak di FFI 2024
Editor: Puput Ady Sukarno
Piala Antemas sejatinya telah menjadi bagian penting dalam perjalanan festival tertua di Indonesia tersebut. Penghargaan ini pertama kali dihadirkan pada 1974 hingga 1992. Kemudian, Piala Antemas sempat terhenti, lalu kembali berlanjut pada awal 2000-an, dan kembali ditiadakan hingga 2023.
Pada gelaran FFI 2024, Piala Antemas kembali dihadirkan. Pada masanya, Piala Antemas menjadi salah satu anugerah paling ditunggu oleh pencinta film karena dianggap mampu menggambarkan representasi penonton Indonesia pada tahun tersebut.
Baca juga: 5 Karya Bersaing dalam Kategori Film Cerita Panjang Terbaik di FFI 2024
Ketua Bidang Penjurian Festival Film Indonesia (FFI) 2024-2026 Budi Irawanto mengatakan Piala Antemas, salah satu bentuk penghargaan penting bagi ekosistem perfilman Tanah Air, kini akhirnya kembali dimunculkan.
Budi menjelaskan nama penghargaan itu punya makna dan sejarah penting. Kata Antemas diambil dari nama produser dan distributor film ternama kala itu aktif di dunia perfilman sejak 1957-an. Untuk mengenang dan mengingat semangat jasa-jasanya, FFI memakai namanya sebagai bentuk penghargaan film terlaris.
Ada alasan tersendiri mengapa Budi akhirnya menghadirkan kembali kategori Piala Antemas. Budi bercerita, setahun yang lalu, Ketua Umum Demi Film Indonesia (DFI) Yan Wijaya, sempat mengusulkan dihadirkannya kembali piala yang cukup legendaris ini.
Ketua Komite FFI 2021-2023 Reza Rahadian kemudian mencatatnya dan menyarankan ke Komite FFI 2024-2026 sebagai bahan rekomendasi. Budi bersama komite FFI lain kemudian sepakat untuk memunculkan kembali piala tersebut.
“Selain itu, saya rasa Piala Antemas memang sudah waktunya untuk ada kembali, karena ini juga menandai momentum tepat. Sebab, tahun ini, raihan penonton film Indonesia di bioskop per hari ini mencapai lebih dari 69 juta,” ungkap Budi.
Malam anugerah Piala Citra atau Festival Film Indonesia (Sumber gambar: FFI)
Budi mengatakan film Indonesia tahun ini mencapai titik baru dalam hal kebangkitan yang luar biasa. Secara persentase, penonton Indonesia yang memilih menonton film lokal pun lebih banyak dibanding film impor.
Di lain hal, saat ini jumlah penonton Indonesia yang mampu menembus 1 juta penonton juga makin meningkat. Untuk merayakan gegap gempita tersebut, Budi merasa Piala Antemas menjadi satu elemen penting dalam memotret kondisi demikian.
Baginya, piala ini juga bentuk apresiasi terhadap pertumbuhan luar biasa ekosistem Indonesia. Dalam catatannya, jumlah film Indonesia juga makin banyak, yakni mencapai 141 film, baik di bioskop maupun online. “Ini adalah momentum besar film Indonesia sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” imbuhnya.
Budi mengatakan Piala Antemas, meski dinilai berdasarkan raihan jumlah penonton, bukan berarti ini hanyalah soal hitung-hitungan ekonomi semata. Dalam kaca mata yang lebih besar, dirinya melihat kategori ini bisa menjadi acuan maupun penelitian, terkait bagaimana kemampuan film bisa lebih dipacu lagi, baik secara kualitas, distribusi, pemasaran, dan sebagainya.
“Secara lebih jauh lagi, film yang disukai penonton juga bisa dibaca dari sudut lain, seperti situasi yang terjadi di masyarakat, sentimen yang berkembang, hingga perkembangan lain yang terjadi, hingga sebuah film bisa menjadi sangat laku,” jelasnya.
Budi mengatakan Piala Antemas untuk edisi tahun ini masih mengacu pada jumlah penonton dari tiket bioskop. Dalam sejarahnya, piala ini memang menggambarkan film terlaris yang tayang di bioskop.
Kendati demikian, dirinya juga menyadari kalau ekosistem telah jauh berubah, terutama medium menonton kini juga tak hanya bioskop, tetapi juga platform OTT.
“Ke depannya, ini tentu akan kita kembangkan lagi. Namun, untuk edisi ini memang acuannya tiket bioskop,” tegasnya.
Baca juga: 7 Film yang Mendapat Nominasi Piala Citra Terbanyak di FFI 2024
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.