Di Balik Warna-Warna Terang Film Pantaskah Aku Berhijab, Pesan Mendalam Hadrah Daeng Ratu
14 November 2024 |
09:43 WIB
1
Like
Like
Like
Pemilihan tone warna memiliki peran penting dalam film Pantaskah Aku Berhijab. Dalam film ini, warna menjadi elemen yang vital untuk turut membangun suasana hati dan emosi penontonnya, serta membantu pesan sebuah adegan tersampaikan dengan lebih baik.
Selain punya premis cerita yang kuat, tone warna memang dapat menjadi cara lain dari sutradara untuk turut membangun dunia di dalam filmnya menjadi lebih hidup. Dalam film ini, sutradara Hadrah Daeng Ratu mengeksplorasi permainan warna tersebut dengan cukup unik.
Film Pantaskah Aku Berhijab sebenarnya membawa cerita yang gelap dan penuh kesedihan. Namun, alih-alih lebih banyak memainkan warna gelap untuk menunjukkan kesengsaraan, Hadrah justru banyak menggunakan warna terang, baik dari wardrobe, properti, hingga color grading.
Baca Juga: Cerita Sutradara Hadrah Daeng Ratu Garap Produksi Film Pantaskah Aku Berhijab
Sutradara lulusan IKJ ini mengatakan tone warna terang memang sengaja dipilihnya, terutama ketika mengeksekusi film-film drama. Baginya, film adalah refleksi dari kehidupan, sedangkan kehidupan itu selalu penuh warna.
“Saya memang bikin challenge di konsep visualnya, kita pakai tiga fase warna,” ucap Hadrah.
Di fase pertama, Sofi masih dengan hidup anak mudanya yang penuh gejolak dan kebebasan. Hadrah kemudian menerjemahkan rasa tersebut lewat permainan warna terang, seperti kuning, biru, hingga shocking pink.
Pemilihan warna itu untuk menggambarkan keriaan sekaligus perasaan karakter yang belum memiliki beban berat. Namun, ketika karakter tersebut mulai ditimpa masalah, perlahan tone warna mulai berubah. Pada fase kedua ini, jika diperhatikan, warna-warna terang tersebut memang memudar.
Seiring waktu, lanjut Hadrah, karakter Sofi mulai mencari jalan keluar dari permasalahannya. Hingga pada akhirnya pada fase ketiga, setelah adegan penyelesaikan konflik, warna-warna lembut mulai muncul. Warna lembut atau pastel ini baginya seperti gambaran ikhlas.
Menurut Hadrah, warna memang punya peran penting dalam film. Dalam karya Pantaskah Aku Berhijab ini, pemilihan tone warna ini punya sangat diperhatikan, bahkan sedari awal memang sudah memiliki konsep khusus.
“Waktu breakdown scene pun, teman-teman wardrobe memang cukup menantang, karena aku kadang mau yang bener-bener pink gitu, bener-bener pink, dan segala macamnya. Alhamdulillah, semua terealisasi,” jelasnya.
Hadrah mengatakan dalam menggarap film ini, dirinya ingin menyampaikan sesuatu senatural mungkin. Memang benar, lanjutnya, film ini membawa cerita yang cukup sedih dan dramatik. Namun, bukan berarti semuanya mesti direpresentasikan dengan warna-warna gelap.
Film Pantaskah Aku Berhijab akan menandai kelahiran satu production house (PH) baru Indonesia bernama Narasi Semesta. PH ini adalah rumah produksi yang digagas oleh Hadrah bersama kawannya, Deni Saputra, yang juga menjadi produser di film ini.
Dibintangi oleh Bryan Domani, Nadya Arina, dan Cakrawala Airawan, film ini akan bercerita tentang seorang perempuan bernama Sofi. Dia tumbuh bersama ibu dan adik-adiknya tanpa figur ayah. Hal ini membuat hidupnya kehilangan arah. Dia pun harus menerima kenyataan pahit, yakni kehamilan yang tidak diinginkan.
Hidup Sofi kemudian dipenuhi kebingungan dan rasa malu. Kariernya pun hancur dan setiap usaha yang dilakukannya selalu berujung kegagalan. Hal ini membuatnya mempertanyakan banyak hal.
Dalam hidup yang berat itu, Sofi selalu ditemani oleh ibunya, adik-adiknya, dan satu-satunya sahabat laki-laki bernama Aqsa. Bersama mereka, Sofi berusaha mencari jalan penyelesaian atas ketidakadilan yang terus menimpanya.
Film yang terinspirasi dari kisah nyata dan naskahnya ditulis oleh Cassandra Massardi ini direncanakan tayang pada 21 November 2024.
Baca Juga: Kebiasaan Para Pemain Film Pantaskah Aku Berhijab Sebelum Take Adegan Emosional
Editor: M. Taufikul Basari
Selain punya premis cerita yang kuat, tone warna memang dapat menjadi cara lain dari sutradara untuk turut membangun dunia di dalam filmnya menjadi lebih hidup. Dalam film ini, sutradara Hadrah Daeng Ratu mengeksplorasi permainan warna tersebut dengan cukup unik.
Film Pantaskah Aku Berhijab sebenarnya membawa cerita yang gelap dan penuh kesedihan. Namun, alih-alih lebih banyak memainkan warna gelap untuk menunjukkan kesengsaraan, Hadrah justru banyak menggunakan warna terang, baik dari wardrobe, properti, hingga color grading.
Baca Juga: Cerita Sutradara Hadrah Daeng Ratu Garap Produksi Film Pantaskah Aku Berhijab
Sutradara lulusan IKJ ini mengatakan tone warna terang memang sengaja dipilihnya, terutama ketika mengeksekusi film-film drama. Baginya, film adalah refleksi dari kehidupan, sedangkan kehidupan itu selalu penuh warna.
“Saya memang bikin challenge di konsep visualnya, kita pakai tiga fase warna,” ucap Hadrah.
Di fase pertama, Sofi masih dengan hidup anak mudanya yang penuh gejolak dan kebebasan. Hadrah kemudian menerjemahkan rasa tersebut lewat permainan warna terang, seperti kuning, biru, hingga shocking pink.
Pemilihan warna itu untuk menggambarkan keriaan sekaligus perasaan karakter yang belum memiliki beban berat. Namun, ketika karakter tersebut mulai ditimpa masalah, perlahan tone warna mulai berubah. Pada fase kedua ini, jika diperhatikan, warna-warna terang tersebut memang memudar.
Seiring waktu, lanjut Hadrah, karakter Sofi mulai mencari jalan keluar dari permasalahannya. Hingga pada akhirnya pada fase ketiga, setelah adegan penyelesaikan konflik, warna-warna lembut mulai muncul. Warna lembut atau pastel ini baginya seperti gambaran ikhlas.
Menurut Hadrah, warna memang punya peran penting dalam film. Dalam karya Pantaskah Aku Berhijab ini, pemilihan tone warna ini punya sangat diperhatikan, bahkan sedari awal memang sudah memiliki konsep khusus.
“Waktu breakdown scene pun, teman-teman wardrobe memang cukup menantang, karena aku kadang mau yang bener-bener pink gitu, bener-bener pink, dan segala macamnya. Alhamdulillah, semua terealisasi,” jelasnya.
Hadrah mengatakan dalam menggarap film ini, dirinya ingin menyampaikan sesuatu senatural mungkin. Memang benar, lanjutnya, film ini membawa cerita yang cukup sedih dan dramatik. Namun, bukan berarti semuanya mesti direpresentasikan dengan warna-warna gelap.
Film Pantaskah Aku Berhijab akan menandai kelahiran satu production house (PH) baru Indonesia bernama Narasi Semesta. PH ini adalah rumah produksi yang digagas oleh Hadrah bersama kawannya, Deni Saputra, yang juga menjadi produser di film ini.
Dibintangi oleh Bryan Domani, Nadya Arina, dan Cakrawala Airawan, film ini akan bercerita tentang seorang perempuan bernama Sofi. Dia tumbuh bersama ibu dan adik-adiknya tanpa figur ayah. Hal ini membuat hidupnya kehilangan arah. Dia pun harus menerima kenyataan pahit, yakni kehamilan yang tidak diinginkan.
Hidup Sofi kemudian dipenuhi kebingungan dan rasa malu. Kariernya pun hancur dan setiap usaha yang dilakukannya selalu berujung kegagalan. Hal ini membuatnya mempertanyakan banyak hal.
Dalam hidup yang berat itu, Sofi selalu ditemani oleh ibunya, adik-adiknya, dan satu-satunya sahabat laki-laki bernama Aqsa. Bersama mereka, Sofi berusaha mencari jalan penyelesaian atas ketidakadilan yang terus menimpanya.
Film yang terinspirasi dari kisah nyata dan naskahnya ditulis oleh Cassandra Massardi ini direncanakan tayang pada 21 November 2024.
Baca Juga: Kebiasaan Para Pemain Film Pantaskah Aku Berhijab Sebelum Take Adegan Emosional
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.