Cerita Sutradara Hadrah Daeng Ratu Garap Produksi Film Pantaskah Aku Berhijab
13 November 2024 |
00:00 WIB
Sutradara Hadrah Daeng Ratu rehat sejenak dari genre horor. Lewat film terbarunya berjudul Pantaskah Aku Berhijab, sutradara perempuan lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tersebut akan mencoba mengeksplorasi genre drama romansa.
Namun, ini bukan drama romansa biasa. Pasalnya, film tersebut juga akan membicarakan isu gejolak hati dan keimanan perempuan ketika berada di situasi yang penuh ketidakadilan dan penuh lika-liku.
Film Pantaskah Aku Berhijab juga akan menandai kelahiran satu Production House (PH) baru Indonesia bernama Narasi Semesta. PH ini adalah rumah produksi yang digagas oleh Hadrah bersama kawannya, Deni Saputra, yang juga menjadi produser di film ini.
Baca juga: Daftar Film Bergenre Drama Terlaris Sepanjang 2024
Hadrah mengatakan film Pantaskah Aku Berhijab merupakan salah satu karya yang cukup personal baginya. Sebab, film ini membahas sesuatu yang sentimental tentang perempuan dan apa yang dikenakannya.
Menurutnya, judul Pantaskah Aku Berhijab sengaja dipilihnya sebagai judul karena dirasa punya nilai yang kuat untuk menggambarkan seisi film. Karyanya akan mengajak publik kembali mempertanyakan sekaligus melihat posisi perempuan yang kerap menjadi korban.
“Jadi, memang secara premis film ini tentang perjalanan seseorang berdamai dengan dirinya sendiri, dengan ketidaksempurnaan hidupnya, baik itu di keluarga, percintaan, dan karier,” ucap Hadrah.
Hadrah mengatakan film ini bakal mengajak penontonnya untuk menyelami perjalanan hidup yang tidak sempurna. Namun, dalam ketidaksempurnaan itu, selalu ada harapan atau jalan menuju cara penyelesaian terbaik dengan orang-orang terbaik pula yang ada di sekitarnya.
Naskah film-film yang disutradarai oleh Hadrah memang kerap menarik. Sutradara berhijab ini kerap menyelipkan perspektif perempuan yang tengah berada di dalam masalah dan bagaimana kemudian mereka menyelesaikan konfliknya.
Kendati tampak cukup gelap, naskah yang juga ditulis oleh oleh Cassandra Massardi ini mampu tampil dengan sajian yang ringan, terutama dengan penambahan sisi romansa yang terjadi.
“Soal romansa, saya ingin menggambarkan proses lain dari jodoh. Tidak hanya cinta-cintaan, pacaran, lalu menikah. Tetapi ada pula dua manusia yang tadinya saling dukung, bahkan dalam titik terendahnya sekali pun, di situlah sebenarnya penting. Rasanya, begitulah sebenarnya teman hidup,” jelasnya.
Sementara itu, produser Deni Saputra mengatakan sebagai project pertama dari Narasi Semesta, dirinya ingin menghadirkan film dengan kekuatan cerita yang menarik. Sebab, cerita merupakan fondasi penting di dalam sebuah film.
Deni menyebut sebenarnya sempat ada ide-ide premis lain. Namun, dirinya dan Hadrah sepakat Pantaskah Aku Berhijab lebih layak untuk diprioritaskan. Sebab, ketika cerita ini disampaikan, keduanya langsung menangis haru.
Deni berharap film ini dapat memantik percakapan penonton terhadap kisah yang direfleksikan lewat karya ini. Pasalnya, perjalanan hidup yang penuh ketidaksempurnaan, yang terkadang naik dan turun, memang selalu dapat memberi cerminan dan pembelajaran yang dalam.
“Mudah-mudahan apa yang coba kita berikan bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga tuntunan,” harapnya.
Film Pantaskah Aku Berhijab bercerita tentang seorang perempuan bernama Sofi. Dia tumbuh bersama ibu dan adik-adiknya tanpa figur ayah. Hal ini membuat hidupnya kehilangan arah. Dia pun harus menerima kenyataan pahit, yakni kehamilan yang tidak diinginkan.
Hidup Sofi kemudian dipenuhi kebingungan dan rasa malu. Kariernya pun hancur dan setiap usaha yang dilakukannya selalu berujung kegagalan. Hal ini membuatnya mempertanyakan banyak hal.
Baca juga: Menilik Proses Kreatif Lele Laila Menulis Naskah Film Wanita Ahli Neraka
Dalam hidup yang berat itu, Sofi selalu ditemani oleh ibunya, adik-adiknya, dan satu-satunya sahabat laki-laki bernama Aqsa. Bersama mereka, Sofi berusaha mencari jalan penyelesaian atas ketidakadilan yang terus menimpanya.
Film yang dibintangi oleh Bryan Domani, Nadya Arina, dan Cakrawala Airawan ini akan tayang pada 21 November 2024.
Editor: Fajar Sidik
Namun, ini bukan drama romansa biasa. Pasalnya, film tersebut juga akan membicarakan isu gejolak hati dan keimanan perempuan ketika berada di situasi yang penuh ketidakadilan dan penuh lika-liku.
Film Pantaskah Aku Berhijab juga akan menandai kelahiran satu Production House (PH) baru Indonesia bernama Narasi Semesta. PH ini adalah rumah produksi yang digagas oleh Hadrah bersama kawannya, Deni Saputra, yang juga menjadi produser di film ini.
Baca juga: Daftar Film Bergenre Drama Terlaris Sepanjang 2024
Hadrah mengatakan film Pantaskah Aku Berhijab merupakan salah satu karya yang cukup personal baginya. Sebab, film ini membahas sesuatu yang sentimental tentang perempuan dan apa yang dikenakannya.
Menurutnya, judul Pantaskah Aku Berhijab sengaja dipilihnya sebagai judul karena dirasa punya nilai yang kuat untuk menggambarkan seisi film. Karyanya akan mengajak publik kembali mempertanyakan sekaligus melihat posisi perempuan yang kerap menjadi korban.
“Jadi, memang secara premis film ini tentang perjalanan seseorang berdamai dengan dirinya sendiri, dengan ketidaksempurnaan hidupnya, baik itu di keluarga, percintaan, dan karier,” ucap Hadrah.
Hadrah mengatakan film ini bakal mengajak penontonnya untuk menyelami perjalanan hidup yang tidak sempurna. Namun, dalam ketidaksempurnaan itu, selalu ada harapan atau jalan menuju cara penyelesaian terbaik dengan orang-orang terbaik pula yang ada di sekitarnya.
Naskah film-film yang disutradarai oleh Hadrah memang kerap menarik. Sutradara berhijab ini kerap menyelipkan perspektif perempuan yang tengah berada di dalam masalah dan bagaimana kemudian mereka menyelesaikan konfliknya.
Kendati tampak cukup gelap, naskah yang juga ditulis oleh oleh Cassandra Massardi ini mampu tampil dengan sajian yang ringan, terutama dengan penambahan sisi romansa yang terjadi.
“Soal romansa, saya ingin menggambarkan proses lain dari jodoh. Tidak hanya cinta-cintaan, pacaran, lalu menikah. Tetapi ada pula dua manusia yang tadinya saling dukung, bahkan dalam titik terendahnya sekali pun, di situlah sebenarnya penting. Rasanya, begitulah sebenarnya teman hidup,” jelasnya.
Sementara itu, produser Deni Saputra mengatakan sebagai project pertama dari Narasi Semesta, dirinya ingin menghadirkan film dengan kekuatan cerita yang menarik. Sebab, cerita merupakan fondasi penting di dalam sebuah film.
Deni menyebut sebenarnya sempat ada ide-ide premis lain. Namun, dirinya dan Hadrah sepakat Pantaskah Aku Berhijab lebih layak untuk diprioritaskan. Sebab, ketika cerita ini disampaikan, keduanya langsung menangis haru.
“Jadi, memang kalau dibaca, nangis, baru tuh. Ayo kita bikin. Kalau enggak, berarti enggak bagus,” imbuhnya.
Deni berharap film ini dapat memantik percakapan penonton terhadap kisah yang direfleksikan lewat karya ini. Pasalnya, perjalanan hidup yang penuh ketidaksempurnaan, yang terkadang naik dan turun, memang selalu dapat memberi cerminan dan pembelajaran yang dalam.
“Mudah-mudahan apa yang coba kita berikan bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga tuntunan,” harapnya.
Film Pantaskah Aku Berhijab bercerita tentang seorang perempuan bernama Sofi. Dia tumbuh bersama ibu dan adik-adiknya tanpa figur ayah. Hal ini membuat hidupnya kehilangan arah. Dia pun harus menerima kenyataan pahit, yakni kehamilan yang tidak diinginkan.
Hidup Sofi kemudian dipenuhi kebingungan dan rasa malu. Kariernya pun hancur dan setiap usaha yang dilakukannya selalu berujung kegagalan. Hal ini membuatnya mempertanyakan banyak hal.
Baca juga: Menilik Proses Kreatif Lele Laila Menulis Naskah Film Wanita Ahli Neraka
Dalam hidup yang berat itu, Sofi selalu ditemani oleh ibunya, adik-adiknya, dan satu-satunya sahabat laki-laki bernama Aqsa. Bersama mereka, Sofi berusaha mencari jalan penyelesaian atas ketidakadilan yang terus menimpanya.
Film yang dibintangi oleh Bryan Domani, Nadya Arina, dan Cakrawala Airawan ini akan tayang pada 21 November 2024.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.