5 Arsitek Internasional Bakal Hadir di JAF 2024, Ada Riken Yamamoto
12 November 2024 |
18:08 WIB
Jakarta Architecture Festival (JAF) 2024 akan memboyong arsitek mancanegara pada agenda konferensi internasional. Mereka bersama sejumlah arsitek dalam negeri dihadirkan sebagai pembicara yang akan berbagi wawasan tentang pembangunan perkotaan dan potensi Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan.
Terdapat sebanyak 18 pembicara yang akan hadir dalam agenda konferensi internasional JAF 2024, yang terdiri dari arsitek, praktisi, hingga akademisi di bidang arsitektur. Beberapa di antaranya merupakan arsitek dari negara-negara Asia, seperti arsitek Jepang Riken Yamamoto yang belum lama ini meraih penghargaan Pritzker Prize 2024.
Selain itu, ada arsitek asal Taiwan James Lu, dan Kristof Crolla dari Hong Kong, Nguyen Hoang Manh (Vietnam), serta Florian Heinzelmann dari Belanda. Adapun, beberapa nama arsitek dalam negeri yang akan bergabung seperti Gunawan Tjahjono, Alvar Mensana, Muhammad Kamil, Melwin Azwar, Rubi Roesli, dan Andy Rahman.
Baca juga: Jakarta Architecture Festival 2024 Ajak Publik Kenali Keunikan Kota
Arsitek sekaligus Ketua Penyelenggara JAF 2024 Cosmas D. Gozali mengatakan nama-nama arsitek yang menjadi pembicara di agenda konferensi internasional dinilai sesuai dengan tema yang diusung oleh JAF 2024. Tahun ini, JAF mengangkat tema Reclaiming Identities, yang secara harfiah berarti mendapatkan kembali sebuah identitas.
Seperti temanya, JAF 2024 ingin menampilkan identitas kota Jakarta dan masyarakatnya yang terwakili oleh komunitas, pemerintah kota, sistem transportasi, akademisi, seni budaya, sejarah dan kuliner.
Selama dua minggu gelarannya, JAF 2024 menyajikan pandangan terhadap identitas, perkembangan, sekaligus harapan masa depan Kota Jakarta, yang dikemas dalam beragam agenda mulai dari pameran, diskusi, hingga konferensi internasional.
"Permasalahan kita hari ini misalnya mengenai lingkungan hidup, rumah sosial, dan sebagainya. Jadi kita mencari arsitek-arsitek yang sesuai dengan itu," katanya kepada Hypeabis.id, Senin (11/11/2024).
Berikut adalah 5 profil arsitek internasional yang akan hadir di Jakarta Architecture Festival 2024.
Penghargaan itu diraihnya berkat karya-karyanya yang kerap mengusung konsep bangunan sederhana dengan menekankan komunitas dan konektivitas. Karya-karyanya dinilai relevan dengan kebutuhan arsitektur masa mendatang. Desain arsitektur Yamamoto yang kerap mengaburkan batasan antara ruang publik dan pribadi dianggap dapat diterapkan pada kota-kota masa depan.
Selama lima dekade kariernya, Yamamoto telah membangun banyak rumah pribadi, proyek perumahan, sekolah, kampus dan universitas, gedung-gedung sipil, museum dan bahkan stasiun pemadam kebakaran yang tersebar di banyak negara seperti Jepang, China, Korea, dan Swiss.
Karya-karyanya sering kali menggabungkan teras, halaman, dan ruang luar lainnya yang dapat mendorong interaksi dengan lingkungan sekitar bangunan. Beberapa karya monumentalnya mencakup Universitas Nagoya Zokei (Nagoya, Jepang, 2022), dan THE CIRCLE di Bandara Zürich (Zürich, Swiss, 2020).
Ada juga Perpustakaan Tianjin (Tianjin, China, 2012), Jian Wai SOHO (Beijing, China, 2004), Ecoms House (Tosu, Jepang, 2004), Shinonome Canal Court CODAN (Tokyo, Jepang, 2003), Future University Hakodate (Hakodate, Jepang, 2000), SMP Iwadeyama (Osaki, Jepang, 1996) dan Perumahan Hotakubo (Kumamoto, Jepang, 1991).
James Lu merupakan arsitek lulusan master arsitektur dari Harvard Graduate School of Design dan sarjana arsitektur dari Universitas Toronto Kanada. Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Manajer Asia Perkins+ Will. Di ajang JAF 2024, dia akan memberikan pandangannya terkait arsitektur ekologi pada perkotaan.
Lahir di Taiwan dan dibesarkan di Kanada, James Lu menyelesaikan pendidikan dan memulai karier di Amerika Utara sebelum pindah ke Shanghai dan menetap selama bertahun-tahun. Latar belakang yang beragam ini telah memberinya perspektif global, yang memungkinkan dia untuk mengintegrasikan nilai-nilai dari budaya Barat dan China ke dalam karya-karya arsitekturalnya.
Beberapa karya arsitektur monumentalnya yakni Hangzhou School (Hangzhou, China), Shanghai Natural History Museum (Shanghai, China), Huzhou Urban Planning Museum (Huzhou, China), American International School of Guangzhou Science Park Campus, dan Beijing Performing Arts Centre.
Semangatnya untuk arsitektur tidak hanya menginspirasi generasi baru arsitek Vietnam tetapi juga menumbuhkan komitmen masyarakat yang lebih besar terhadap pembangunan berkelanjutan dan pemeliharaan sumber daya. Di ajang JAF 2024, dia akan memberikan pandangannya terkait arsitektur ekologi pada perkotaan.
Dia merancang proyek pertamanya, House for an Artist. Dia lalu belajar di Sekolah Arsitektur Asosiasi Arsitektur di London, di mana pekerjaannya ditampilkan di 2006 Venice Architecture Biennale. Dia juga pernah bekerja sebagai arsitek utama di Zaha Hadid Architects, milik arsitek pemenang Pritzker Zaha Hadid.
Karya-karyanya dikenal berkat integrasi strategis teknologi terkini dalam proses desain dan implementasi arsitektur. Beberapa karyanya yang monumental yakni YEZO, Golden Moon, dan ZCB Bamboo Pavilion. Di JAF 2024, dia akan berbagi pandangannya mengenai Aestetika Algoritmik: Adaptasi Ketahanan Desain.
Bersama SHAU, Heinzelmann telah mengerjakan banyak proyek mulai dari bangunan komersial, perumahan, publik, masterplan, dan ruang publik berskala besar berdasarkan prinsip-prinsip inovasi dan keberlanjutan. Karya-karyanya juga telah meraih berbagai penghargaan prestisius, termasuk ArchDalty Building of the Year Award dan Aschitizer A+ Awards.
Baca juga: Menyusuri Sejarah & Identitas Kota di Jakarta Architecture Festival 2024
Editor: Syaiful Millah
Terdapat sebanyak 18 pembicara yang akan hadir dalam agenda konferensi internasional JAF 2024, yang terdiri dari arsitek, praktisi, hingga akademisi di bidang arsitektur. Beberapa di antaranya merupakan arsitek dari negara-negara Asia, seperti arsitek Jepang Riken Yamamoto yang belum lama ini meraih penghargaan Pritzker Prize 2024.
Selain itu, ada arsitek asal Taiwan James Lu, dan Kristof Crolla dari Hong Kong, Nguyen Hoang Manh (Vietnam), serta Florian Heinzelmann dari Belanda. Adapun, beberapa nama arsitek dalam negeri yang akan bergabung seperti Gunawan Tjahjono, Alvar Mensana, Muhammad Kamil, Melwin Azwar, Rubi Roesli, dan Andy Rahman.
Baca juga: Jakarta Architecture Festival 2024 Ajak Publik Kenali Keunikan Kota
Arsitek sekaligus Ketua Penyelenggara JAF 2024 Cosmas D. Gozali mengatakan nama-nama arsitek yang menjadi pembicara di agenda konferensi internasional dinilai sesuai dengan tema yang diusung oleh JAF 2024. Tahun ini, JAF mengangkat tema Reclaiming Identities, yang secara harfiah berarti mendapatkan kembali sebuah identitas.
Seperti temanya, JAF 2024 ingin menampilkan identitas kota Jakarta dan masyarakatnya yang terwakili oleh komunitas, pemerintah kota, sistem transportasi, akademisi, seni budaya, sejarah dan kuliner.
Selama dua minggu gelarannya, JAF 2024 menyajikan pandangan terhadap identitas, perkembangan, sekaligus harapan masa depan Kota Jakarta, yang dikemas dalam beragam agenda mulai dari pameran, diskusi, hingga konferensi internasional.
"Permasalahan kita hari ini misalnya mengenai lingkungan hidup, rumah sosial, dan sebagainya. Jadi kita mencari arsitek-arsitek yang sesuai dengan itu," katanya kepada Hypeabis.id, Senin (11/11/2024).
Berikut adalah 5 profil arsitek internasional yang akan hadir di Jakarta Architecture Festival 2024.
1. Riken Yamamoto (Jepang)
Di JAF 2024, arsitek Riken Yamamoto akan memberikan pandangan mengenai pendekatannya dalam menciptakan ruang, meningkatkan keterlibatan masyarakat dan mempromosikan keberlanjutan. Nama arsitek asal Jepang itu mencuri perhatian sejak dianugerahi penghargaan tertinggi di bidang arsitektur yakni Pritzker Architecture Prize pada Maret 2024.Penghargaan itu diraihnya berkat karya-karyanya yang kerap mengusung konsep bangunan sederhana dengan menekankan komunitas dan konektivitas. Karya-karyanya dinilai relevan dengan kebutuhan arsitektur masa mendatang. Desain arsitektur Yamamoto yang kerap mengaburkan batasan antara ruang publik dan pribadi dianggap dapat diterapkan pada kota-kota masa depan.
Selama lima dekade kariernya, Yamamoto telah membangun banyak rumah pribadi, proyek perumahan, sekolah, kampus dan universitas, gedung-gedung sipil, museum dan bahkan stasiun pemadam kebakaran yang tersebar di banyak negara seperti Jepang, China, Korea, dan Swiss.
Karya-karyanya sering kali menggabungkan teras, halaman, dan ruang luar lainnya yang dapat mendorong interaksi dengan lingkungan sekitar bangunan. Beberapa karya monumentalnya mencakup Universitas Nagoya Zokei (Nagoya, Jepang, 2022), dan THE CIRCLE di Bandara Zürich (Zürich, Swiss, 2020).
Ada juga Perpustakaan Tianjin (Tianjin, China, 2012), Jian Wai SOHO (Beijing, China, 2004), Ecoms House (Tosu, Jepang, 2004), Shinonome Canal Court CODAN (Tokyo, Jepang, 2003), Future University Hakodate (Hakodate, Jepang, 2000), SMP Iwadeyama (Osaki, Jepang, 1996) dan Perumahan Hotakubo (Kumamoto, Jepang, 1991).
2. James Lu (Taiwan)
James Lu merupakan arsitek lulusan master arsitektur dari Harvard Graduate School of Design dan sarjana arsitektur dari Universitas Toronto Kanada. Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Manajer Asia Perkins+ Will. Di ajang JAF 2024, dia akan memberikan pandangannya terkait arsitektur ekologi pada perkotaan.Lahir di Taiwan dan dibesarkan di Kanada, James Lu menyelesaikan pendidikan dan memulai karier di Amerika Utara sebelum pindah ke Shanghai dan menetap selama bertahun-tahun. Latar belakang yang beragam ini telah memberinya perspektif global, yang memungkinkan dia untuk mengintegrasikan nilai-nilai dari budaya Barat dan China ke dalam karya-karya arsitekturalnya.
Beberapa karya arsitektur monumentalnya yakni Hangzhou School (Hangzhou, China), Shanghai Natural History Museum (Shanghai, China), Huzhou Urban Planning Museum (Huzhou, China), American International School of Guangzhou Science Park Campus, dan Beijing Performing Arts Centre.
3. Nguyen Hoang Manh (Vietnam)
Nguyen Hoang Manh merupakan pendiri sekaligus arsitek utama dari MIA Design Studio. Sang arsitek merupakan lulusan master arsitektur dari KU Leuven, Belgia. Dengan pengalaman lebih dari 28 tahun, Hoang Manh telah memimpin studio dalam menciptakan beragam portofolio proyek yang sukses dan sadar lingkungan, berkonsep harmonis dengan lanskap perkotaan Vietnam.Semangatnya untuk arsitektur tidak hanya menginspirasi generasi baru arsitek Vietnam tetapi juga menumbuhkan komitmen masyarakat yang lebih besar terhadap pembangunan berkelanjutan dan pemeliharaan sumber daya. Di ajang JAF 2024, dia akan memberikan pandangannya terkait arsitektur ekologi pada perkotaan.
4. Kristof Crolla (Hong Kong)
Kristof Crolla merupakan arsitek sekaligus dosen program Master of Architecture di University of Hong Kong. Crolla lulus dengan penghargaan sebagai insinyur Arsitektur Sipil dari Universitas Ghent pada 2003.Dia merancang proyek pertamanya, House for an Artist. Dia lalu belajar di Sekolah Arsitektur Asosiasi Arsitektur di London, di mana pekerjaannya ditampilkan di 2006 Venice Architecture Biennale. Dia juga pernah bekerja sebagai arsitek utama di Zaha Hadid Architects, milik arsitek pemenang Pritzker Zaha Hadid.
Karya-karyanya dikenal berkat integrasi strategis teknologi terkini dalam proses desain dan implementasi arsitektur. Beberapa karyanya yang monumental yakni YEZO, Golden Moon, dan ZCB Bamboo Pavilion. Di JAF 2024, dia akan berbagi pandangannya mengenai Aestetika Algoritmik: Adaptasi Ketahanan Desain.
5. Florian Heinzelmann (Belanda)
Florian Heinzelmann adalah arsitek sekaligus Co-founder SHAU, biro arsitektur yang berbasis di Rotterdam dan Munich, termasuk di Bandung. Dia mendirikan perusahaan tersebut bersama arsitek Jerman Tobias Hofmann dan arsitek Indonesia Daliana Suryawinata.Bersama SHAU, Heinzelmann telah mengerjakan banyak proyek mulai dari bangunan komersial, perumahan, publik, masterplan, dan ruang publik berskala besar berdasarkan prinsip-prinsip inovasi dan keberlanjutan. Karya-karyanya juga telah meraih berbagai penghargaan prestisius, termasuk ArchDalty Building of the Year Award dan Aschitizer A+ Awards.
Baca juga: Menyusuri Sejarah & Identitas Kota di Jakarta Architecture Festival 2024
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.