Adegan Film Samsara, salah satu film yang akan diputar dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) . (sumber gambar: jaff-filmfest.org)

Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2024 Siap Hadirkan Ratusan Karya Terbaik se-Asia Pasifik

08 November 2024   |   18:22 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Festival film berskala internasional, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), kembali digelar. Menjadi perhelatan yang ke-19, JAFF 2024 akan diadakan selama 8 hari yakni pada 30 November-7 Desember 2024. Sebanyak 180 film dari 25 negara Asia Pasifik akan ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi.

Mengangkat tema Metanoia, JAFF tahun ini ingin menggambarkan transformasi berkelanjutan sinema Asia dalam mencapai keunggulan, meski di tengah berbagai tantangan global. Tajuk tersebut diusung untuk menyalakan harapan bagi keberlangsungan sinema Asia, sekaligus sebagai sebuah proses kelahiran kembali ke dalam bentuk baru serta lebih baik lagi. 

Sebanyak dua belas film panjang terpilih bakal berkompetisi di program Main Competition untuk memperebutkan Golden dan Silver Hanoman Awards. JAFF juga akan memberikan penghargaan kepada para sutradara yang menampilkan karya film panjang pertama dan keduanya lewat kompetisi NETPAC Awards.  

Beberapa di antaranya adalah Viet and Nam karya sutradara Truong Minh Quy dari Vietnam yang masuk seleksi kompetisi Un Certain Regard Cannes 2024, ada juga In the Land of Brothers, debut film panjang sutradara Raha Amirfazli dan Alireza Ghasemi yang meraih Directing Award: World Cinema Dramatic Sundance Film Festival 2024.

Baca juga: Baca juga: Daftar Nominasi Penghargaan Piala Citra & Karya Kritik Film Festival Film Indonesia 2024

Selain itu, sebanyak enam film Indonesia yang tayang tahun ini, juga akan berkompetisi dalam program JAFF Indonesian Screen Awards. Para sineas lokal akan memperebutkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik. 

Direktur Jogja-NETPAC Asian Film Festival, Ifa Isfansyah, mengatakan pascapandemi industri film nasional memang terus bergerak dan bertumbuh. Khususnya dari segi jumlah, kualitas, dan keragaman cerita serta pencapaian teknis yang mengagumkan, yang bahkan juga menembus rekor hingga 60 juta penonton. 

"Pada September, tercatat penonton bioskop telah mencapai rekor angka tertinggi sejak tahun 1926, mengungguli jumlah penonton film impor di bioskop Indonesia,"katanya saat konferensi pers via daring pada Kamis, (8/11/24). 
 
 
Lain dari itu, keistimewaan JAFF tahun ini adalah adanya edisi perdana JAFF Market, yang berlangsung 3-5 Desember 2024. Program terbaru ini merupakan sebuah marketplace, sekaligus medium yang akan menjadi tempat dan sarana berjejaring bagi seluruh ekosistem perfilman Indonesia. 

Dalam program non-kompetisi, JAFF juga akan menayangkan seleksi film-film terbaik Asia Pasifik. Total, akan ada sebanyak 16 film panjang dari 11 negara dan 22 film pendek dari 14 negara akan tayang dalam program Asian Perspectives.

Lain dari itu, sebanyak empat film panjang Indonesia juga akan dihadirkan dalam program Indonesian Film Showcase, serta 10 film pendek Indonesia dari sutradara baru dalam program Emerging. Pada program Panorama, JAFF juga menayangkan film-film pilihan karya sutradara ternama sinema Asia.

Direktur JAFF Market, Linda Gozali mengatakan, pihaknya memang ingin merespon pertumbuhan industri film setelah pandemi Covid-19. Tidak hanya program penayangan, JAFF19 juga akan melakukan beberapa program kolaboratif, salah satunya adalah REEL LIFE Film Camp, bagi para sineas Tanah Air.

"JAFF Market hadir sebagai respons terhadap pertumbuhan industri film kita, khususnya pasca pagebluk beberapa tahun silam. Harapannya, JAFF Market juga menjadi pemicu kelahiran kolaborasi-kolaborasi yang nantinya dapat terus memicu pertumbuhan dan inovasi industri film Indonesia," katanya.

Guna merayakan industri film Indonesia yang terus bergairah, JAFF19 juga akan memutar perdana untuk publik film-film Indonesia yang banyak dinantikan, di antaranya adalah Crocodile Tears, debut film panjang sutradara Tumpal Tampubolon yang tayang perdana di Toronto International Film Festival 2024.

Debut film panjang sutradara Loeloe Hendra bertajuk Tale of the Land yang meraih penghargaan FIPRESCI Award Busan International Film Festival 2024 juga akan diputar pada pesta film tahunan itu, serta berkompetisi di program Main Competition. 

"Tak hanya itu, film Mungkin Kita Perlu Waktu dari sutradara Teddy Soeriaatmadja dan Cinta Tak Seindah Drama Korea dari sutradara dan penulis skenario Meira Anastasia juga akan berkompetisi di Indonesian Screen Awards," jelasnya. 

Baca juga: Balinale Dapat Pengakuan Sebagai Festival Film Berkualifikasi Oscar

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Penayangan Film Biopik Michael Jackson Ditunda sampai Oktober 2025

BERIKUTNYA

Memasuki Musim Hujan, BMKG Serukan Waspada Cuaca Ekstrem Berpotensi Bencana

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: