Ilustrasi bayi sehat (dok. Pexels)

Ikuti Langkah Ini untuk Mencegah Stunting dan Gizi Buruk Anak

24 August 2021   |   09:48 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Masalah gizi di Indonesia masih terbilang kompleks. Hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019 mencatat prevalensi balita kurang gizi kronis alias stunting sebesar 27,67 persen. Artinya dari 100 orang balita, 27 di antaranya menderita stunting.

Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Konsumsi Gizi Kementerian Kesehatan Mahmud Fauzi mengatakan anak penderita stunting bukan hanya badan atau fisiknya lebih pendek, tetapi kemampuan intelektual, kecerdasan juga rendah hingga bisa berdampak pada kualitas hidup mereka.

Selain stunting, balita atau anak-anak Indonesia juga mengalami masalah gizi kurang, gizi lebih dan obesitas, hingga kurang zat gizi mikro. Masalah malnutrisi ini kata Fauzi akan berdampak pada penyakit degeneratif seperti hipertensi, struk, dan diabetes di kemudian hari.

Dia menjelaskan status gizi dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi dan status kesehatan seseorang. Kalau status konsumsi tidak sesuai kebutuhan, orang tersebut akan kekurangan gizi. 

Begitu pula jika balita mengalami penyakit infeksi seperti diare, itu akan mengurangi nafsu makan sehingga konsumsi makanannya rendah dan status gizinya kurang baik. Namun ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi status gizi pada seorang anak seperti pola asuh, pemberian ASI/MPASI, psikososial, kebersihan, dan sanitasi.

Oleh karena itu, untuk memberi gizi yang cukup pada anaknya, orang tua harus menerapkan praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA).

Fauzi menyebut ada 4 standar emas PMBA. Pertama, inisiasi menyusui dini (IMD) segera setelah anak lahir dalam satu jam pertama dilanjutkan dengan rawat gabung. Kedua, hanya memberikan air susu ibu (ASI) sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan.

Ketiga, memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) mulai usia 6 bulan. Keempat, menyusui dilanjutkan sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. “Praktik PMBA jadi pendorong supaya ada perbaikan status gizi balita walaupun bukan satu-satunya,” ujar Fauzi.

Dia menambahkan PMBA pastinya tidak lepas dari penerapan gizi seimbang, terutama bagi mereka yang mulai mengonsumsi MPASI. Dia menjabarkan bahwa balita dan anak-anak harus mengonsumsi pangan beraneka ragam dengan demikian kebutuhan protein,lemak, vitamin, dan mineralnya tercukupi. 

Orang tua juga harus membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak, melakukan aktivitas fisik, dan mempertahankan serta memantau berat badan normal pada anak.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Selain Sayur, Ini 5 Makanan Rendah Kalori yang Bisa Bikin Kenyang

BERIKUTNYA

Apa Kabar Vaksin Merah Putih? Berikut Progres Lembaga Eijkman

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: