Fenomena La Nina Telah Terjadi di Indonesia, Begini Dampak Terhadap Kondisi Cuaca
05 November 2024 |
15:11 WIB
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa fenomena iklim La Nina kini tengah terjadi di Indonesia. Secara umum, La Nina akan menyebabkan kondisi cuaca di Indonesia menjadi lebih basah, tetapi dampaknya akan bervariasi di setiap wilayah.
La Nina merupakan anomali iklim global yang ditandai dengan kondisi suhu permukaan laut (SPL) atau suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur lebih dingin dari suhu yang seharusnya normal.
Kondisi umumnya diikuti dengan perubahan pola Sirkulasi Walker, sirkulasi atmosfer timur-barat yang terjadi di sekitar garis khatulistiwa. Hasilnya, akan ada pengaruh terhadap pola iklim dan cuaca global.
Baca juga: BMKG Sebut Indonesia Berpeluang Alami La Nina, Ini Tanda-tandanya
La Nina dapat terjadi setiap beberapa tahun sekali dan setiap kejadiannya dapat berlangsung selama beberapa bulan, bahkan pernah tercatat hingga dua tahun lamanya. Tahun ini, La Nina rupanya telah terjadi di Indonesia sejak akhir Oktober lalu.
“Hasil monitoring indeks IOD dan ENSO Dasarian III Oktober 2024, menunjukkan indeks IOD yang melewati batas ambang Netral dengan indeks IOD -0.77,” bunyi analisis iklim BMKG yang dikeluarkan 3 November 2024.
Dalam laporan tersebut, diketahui Anomali SST (Sea Surface Temperature) atau anomali suhu permukaan laut di Nino 3.4 juga telah melewati batas ambang Netral dengan indeks -0,67 (La Nina Lemah). Fenomena ini telah berlangsung selama 2 dasarian atau sekitar 20 harian di Indonesia.
BMKG memprediksi IOD Netral atau kondisi ketika tidak ada perbedaan suhu yang signifikan antara Samudra Hindia bagian barat dan timur, akan mulai terjadi November 2024 hingga awal 2024. Adapun, La Nina Lemah masih akan berlangsung hingga Februari-April 2025.
Dalam beberapa waktu ke depan, kelembapan udara permukaan di sejumlah daerah di Indonesia akan berkisar 66 persen sampai 71 persen dan diprediksi hingga Dasarian III November 2024 menjadi berkisar 67 persen sampai 77 persen.
Kemudian, suhu rata-rata permukaan akan berkisar 26 derajat Celcius sampai 28 derajat Celcius dan diprediksi pada Dasarian II November 2024 berkisar 26 derajat Celcius sampai 30 derajat Celcius. Ambang batas prediksi suhu minimum berkisar 22-27 C dan Prediksi suhu maksimum berkisar 31 – 37 C.
Kendati demikian, dalam prediksi Madden-Julian Oscillation (MJO), diketahui akan ada gelombang Rosbby yang akan melewati wilayah Indonesia pada dasarian I November. Aktifnya gelombang atmosfer berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan.
Fenomena La Nina akan memberikan dampak pada cuaca di Indonesia. Umumnya, sepanjang September-November, La Nina akan berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Kemudian, pada Desember-Februari, La Nina akan berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian timur. Namun, peningkatan curah hujan bervariasi, antara 20 persen sampai 40 persen lebih tinggi dari netral.
Saat ini, pada Dasarian I November, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini curah hujan tinggi di beberapa wilayah. Klasifikasi waspada diberlakukan untuk daerah di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan.
Kemudian, klasifikasi Siaga diberlakukan di beberapa kabupaten atau kota di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.
Lalu, untuk klasifikasi Awas diberlakukan di kabupaten atau kota di Provinsi Banten, Jawa Barat. Terakhir, prediksi curah hujan di atas 300mm/bulan juga berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian besar pulau Jawa hingga NTT, sebagian besar pulau Kalimantan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Papua Barat, dan Papua Selatan.
Baca juga: BMKG Sebut El Nino Surut La Nina Datang, Apa Dampaknya di Indonesia?
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
La Nina merupakan anomali iklim global yang ditandai dengan kondisi suhu permukaan laut (SPL) atau suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur lebih dingin dari suhu yang seharusnya normal.
Kondisi umumnya diikuti dengan perubahan pola Sirkulasi Walker, sirkulasi atmosfer timur-barat yang terjadi di sekitar garis khatulistiwa. Hasilnya, akan ada pengaruh terhadap pola iklim dan cuaca global.
Baca juga: BMKG Sebut Indonesia Berpeluang Alami La Nina, Ini Tanda-tandanya
La Nina dapat terjadi setiap beberapa tahun sekali dan setiap kejadiannya dapat berlangsung selama beberapa bulan, bahkan pernah tercatat hingga dua tahun lamanya. Tahun ini, La Nina rupanya telah terjadi di Indonesia sejak akhir Oktober lalu.
“Hasil monitoring indeks IOD dan ENSO Dasarian III Oktober 2024, menunjukkan indeks IOD yang melewati batas ambang Netral dengan indeks IOD -0.77,” bunyi analisis iklim BMKG yang dikeluarkan 3 November 2024.
Analisis Iklim BMKG (Sumber gambar: BMKG)
BMKG memprediksi IOD Netral atau kondisi ketika tidak ada perbedaan suhu yang signifikan antara Samudra Hindia bagian barat dan timur, akan mulai terjadi November 2024 hingga awal 2024. Adapun, La Nina Lemah masih akan berlangsung hingga Februari-April 2025.
Dalam beberapa waktu ke depan, kelembapan udara permukaan di sejumlah daerah di Indonesia akan berkisar 66 persen sampai 71 persen dan diprediksi hingga Dasarian III November 2024 menjadi berkisar 67 persen sampai 77 persen.
Kemudian, suhu rata-rata permukaan akan berkisar 26 derajat Celcius sampai 28 derajat Celcius dan diprediksi pada Dasarian II November 2024 berkisar 26 derajat Celcius sampai 30 derajat Celcius. Ambang batas prediksi suhu minimum berkisar 22-27 C dan Prediksi suhu maksimum berkisar 31 – 37 C.
Kendati demikian, dalam prediksi Madden-Julian Oscillation (MJO), diketahui akan ada gelombang Rosbby yang akan melewati wilayah Indonesia pada dasarian I November. Aktifnya gelombang atmosfer berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan.
Dampak La Nina
Fenomena La Nina akan memberikan dampak pada cuaca di Indonesia. Umumnya, sepanjang September-November, La Nina akan berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah tengah dan timur Indonesia.Kemudian, pada Desember-Februari, La Nina akan berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian timur. Namun, peningkatan curah hujan bervariasi, antara 20 persen sampai 40 persen lebih tinggi dari netral.
Saat ini, pada Dasarian I November, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini curah hujan tinggi di beberapa wilayah. Klasifikasi waspada diberlakukan untuk daerah di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan.
Kemudian, klasifikasi Siaga diberlakukan di beberapa kabupaten atau kota di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.
Lalu, untuk klasifikasi Awas diberlakukan di kabupaten atau kota di Provinsi Banten, Jawa Barat. Terakhir, prediksi curah hujan di atas 300mm/bulan juga berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian besar pulau Jawa hingga NTT, sebagian besar pulau Kalimantan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Papua Barat, dan Papua Selatan.
Baca juga: BMKG Sebut El Nino Surut La Nina Datang, Apa Dampaknya di Indonesia?
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.