Penelitian: Kebiasaan Duduk Terlalu Lama Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Penuaan Dini
04 November 2024 |
18:58 WIB
Penelitian terbaru dari University of Colorado Boulder dan UC Riverside mengungkap bahwa kebiasaan duduk dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan mempercepat proses penuaan pada orang dewasa muda.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.000 partisipan dengan rentang usia 28 hingga 49 tahun. Studi ini meneliti dampak duduk lama terhadap kadar kolesterol dan indeks massa tubuh (BMI). Hasilnya menunjukkan bahwa meski orang memenuhi rekomendasi minimal olahraga moderat 20 menit per hari, aktivitas ini belum cukup untuk mengatasi dampak negatif dari terlalu banyak duduk.
Baca juga: 5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersama Kopi, Bahaya untuk Kesehatan
Peneliti utama sekaligus profesor di Departemen Psikologi dan Neurosains CU Boulder, Chandra Reynolds menyarankan orang dewasa muda untuk tidak hanya mengurangi waktu duduk, tetapi juga meningkatkan intensitas olahraga demi mencegah tanda-tanda penuaan dini.
Ryan Bruellman dari UC Riverside juga terinspirasi untuk meneliti topik ini setelah menyadari peningkatan waktu duduknya selama pandemi Covid-19. Dia mengungkapkan bahwa orang dewasa muda sering merasa aman dari dampak penuaan, padahal kebiasaan yang dibangun pada usia 20-an dan 30-an dapat berdampak signifikan terhadap kondisi kesehatan di masa depan.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS One ini menemukan bahwa rata-rata partisipan duduk selama hampir 9 jam setiap harinya. Mereka juga melaporkan bahwa hanya melakukan olahraga sedang antara 80 hingga 160 menit per minggu. Sementara olahraga berat seperti berlari atau bersepeda kurang dari 135 menit per minggu.
Mereka yang duduk lebih dari 8,5 jam sehari dan hanya memenuhi pedoman dasar olahraga berada pada risiko sedang hingga tinggi, untuk masalah jantung dan metabolisme. Namun, aktivitas berat seperti berlari atau bersepeda intens selama 30 menit sehari tampaknya memberi efek positif.
Mereka yang melakukannya menunjukkan kadar kolesterol dan BMI yang setara dengan orang yang 5 hingga 10 tahun lebih muda. Meskipun begitu, efek negatif dari duduk terlalu lama tetap tidak sepenuhnya hilang.
Peneliti juga mempelajari pasangan kembar identik dengan kebiasaan duduk dan olahraga yang berbeda. Hasilnya, kembar yang menggantikan waktu duduk dengan berolahraga menunjukkan kadar kolesterol yang lebih baik dibandingkan dengan yang hanya menambahkan olahraga tanpa mengurangi waktu duduk.
Baca juga: Jaga Kesehatan Jantung, Kendalikan Kolesterol dengan Pilihan Asupan yang Tepat
Para ahli menyarankan gaya hidup yang lebih sehat seperti menggunakan meja berdiri, sering beristirahat, serta menargetkan 30 menit aktivitas berat setiap hari. Jika hal ini sulit dilakukan, olahraga intens selama akhir pekan juga bisa menjadi pilihan.
Dengan hasil studi ini, Bruellman berharap agar para pembuat kebijakan mempertimbangkan pedoman yang lebih jelas mengenai durasi duduk yang aman. Sementara itu, Reynolds mendorong orang dewasa muda untuk mulai membangun kebiasaan sehat demi kesehatan jangka panjang mereka.
Editor: Fajar Sidik
Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.000 partisipan dengan rentang usia 28 hingga 49 tahun. Studi ini meneliti dampak duduk lama terhadap kadar kolesterol dan indeks massa tubuh (BMI). Hasilnya menunjukkan bahwa meski orang memenuhi rekomendasi minimal olahraga moderat 20 menit per hari, aktivitas ini belum cukup untuk mengatasi dampak negatif dari terlalu banyak duduk.
Baca juga: 5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersama Kopi, Bahaya untuk Kesehatan
Peneliti utama sekaligus profesor di Departemen Psikologi dan Neurosains CU Boulder, Chandra Reynolds menyarankan orang dewasa muda untuk tidak hanya mengurangi waktu duduk, tetapi juga meningkatkan intensitas olahraga demi mencegah tanda-tanda penuaan dini.
Ryan Bruellman dari UC Riverside juga terinspirasi untuk meneliti topik ini setelah menyadari peningkatan waktu duduknya selama pandemi Covid-19. Dia mengungkapkan bahwa orang dewasa muda sering merasa aman dari dampak penuaan, padahal kebiasaan yang dibangun pada usia 20-an dan 30-an dapat berdampak signifikan terhadap kondisi kesehatan di masa depan.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS One ini menemukan bahwa rata-rata partisipan duduk selama hampir 9 jam setiap harinya. Mereka juga melaporkan bahwa hanya melakukan olahraga sedang antara 80 hingga 160 menit per minggu. Sementara olahraga berat seperti berlari atau bersepeda kurang dari 135 menit per minggu.
Mereka yang duduk lebih dari 8,5 jam sehari dan hanya memenuhi pedoman dasar olahraga berada pada risiko sedang hingga tinggi, untuk masalah jantung dan metabolisme. Namun, aktivitas berat seperti berlari atau bersepeda intens selama 30 menit sehari tampaknya memberi efek positif.
Mereka yang melakukannya menunjukkan kadar kolesterol dan BMI yang setara dengan orang yang 5 hingga 10 tahun lebih muda. Meskipun begitu, efek negatif dari duduk terlalu lama tetap tidak sepenuhnya hilang.
Peneliti juga mempelajari pasangan kembar identik dengan kebiasaan duduk dan olahraga yang berbeda. Hasilnya, kembar yang menggantikan waktu duduk dengan berolahraga menunjukkan kadar kolesterol yang lebih baik dibandingkan dengan yang hanya menambahkan olahraga tanpa mengurangi waktu duduk.
Baca juga: Jaga Kesehatan Jantung, Kendalikan Kolesterol dengan Pilihan Asupan yang Tepat
Para ahli menyarankan gaya hidup yang lebih sehat seperti menggunakan meja berdiri, sering beristirahat, serta menargetkan 30 menit aktivitas berat setiap hari. Jika hal ini sulit dilakukan, olahraga intens selama akhir pekan juga bisa menjadi pilihan.
Dengan hasil studi ini, Bruellman berharap agar para pembuat kebijakan mempertimbangkan pedoman yang lebih jelas mengenai durasi duduk yang aman. Sementara itu, Reynolds mendorong orang dewasa muda untuk mulai membangun kebiasaan sehat demi kesehatan jangka panjang mereka.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.