Perajin Perak dari Desa Taro Ikut Produksi Koleksi The Dancer Tulola (sumber : BCA)

Sentuhan Perajin Desa Taro dalam Koleksi The Dancer dari TULOLA

04 November 2024   |   06:29 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Di balik kilauan koleksi terbaru TULOLA bertajuk The Dancer, terdapat tangan-tangan terampil dari para perajin perak Desa Taro, Bali. Setiap karya perhiasan yang dihasilkan memadukan elemen seni tradisional Pulau Dewata dengan kreativitas modern. 

Salah seorang seniman yang terlibat adalah I Made Suama, seorang perajin perak berbakat dari Desa Wisata Taro, yang dikenal sebagai salah satu pusat seni kerajinan tangan dari perak berkualitas tinggi, yang juga merupakan bagian dari Desa Bakti BCA.

Pada koleksi terbaru TULOLA bertajuk The Dancer, Made Suama menghadirkan tiga jenis perhiasan khas yakni bros kipas, bros ukiran, dan subeng (anting-anting) bermotif bunga. Karya-karya ini bukan sekadar aksesori, tetapi juga cerminan budaya dan tradisi yang mengakar di Desa Taro. 

Baca juga: Buku Nusantara Karya Samuel Wattimena, Lestarikan Keindahan Budaya Lewat Perhiasan

Misalnya, bros kipas terinspirasi oleh tarian tradisional Nar-Nir yang menggambarkan pergaulan remaja dengan atribut kipas elegan. Bros ini dihiasi ukiran khas Bali, terinspirasi oleh detail arsitektur Pura yang sering ditemui di desa tersebut.

Tak hanya bros kipas, bros ukiran yang dibuat oleh Made Suama mengangkat keindahan alam Desa Taro, terutama berbagai tumbuhan yang tumbuh di hutan, sungai, dan lembah desa tersebut. Inspirasi yang diambil dari alam ini tampak dalam detail ukiran tanaman merambat yang mendalam dan rumit, menambah keunikan perhiasan ini. 

Sementara itu, subeng bunga, sebuah anting-anting tradisional yang ia buat, terinspirasi dari bunga-bunga khas Desa Taro yang memiliki peran penting dalam berbagai ritual dan pementasan tari. Desa Taro adalah kawasan yang sarat akan kekayaan alam dan budaya, yang diakui sebagai salah satu Desa Wisata Terbaik di Dunia dengan tagline "An Eco Spiritual Destination." 

Desa ini bukan hanya terkenal karena kerajinan peraknya, tetapi juga karena daya tarik alamnya yang mencakup Pura Agung Gunung Raung, pemandangan indah di Semara Ratih Delodsema Village, dan konservasi lembu putih yang ikonis.

Bahkan, pada 2023, Desa Taro mendapatkan penghargaan Best Tourism Villages Upgrade Program dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO), memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata budaya dan spiritual yang mendunia.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengatakan bahwa perusahaan sangat senang dapat kembali bekerja sama dengan TULOLA, sebuah jenama lokal yang tidak hanya berkomitmen mempercantik wanita Indonesia, tetapi juga merayakan kekayaan budaya Nusantara. 

"Bangga rasanya melihat perajin Desa Wisata Taro dapat diakui dan dipercaya keahliannya oleh sebuah jenama perhiasan lokal inovatif seperti TULOLA," ujarnya. 

Kolaborasi antara seniman lokal seperti Made Suama dan TULOLA tidak hanya menampilkan keindahan perhiasan, tetapi juga mengangkat nama Desa Taro dan kekayaan budaya Bali dalam industri kreatif.

Semangat gotong-royong yang terjalin antara perajin lokal dan jenama lokal menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam melestarikan budaya sekaligus mendorong ekonomi kreatif di Indonesia. 

Baca juga: Menengok Strategi Bisnis Sentuhan Mutiara, Jenama Perhiasan yang Usung Nuansa Nusantara

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Lebih Dekat dengan Dina Mariana Sang Legenda Penyanyi Cilik yang Telah Berpulang

BERIKUTNYA

Cek Syarat & Biaya Kemitraan Coin Cheese, Street Food Korea yang Lagi Viral

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: