Mengenal Metode Skin Cycling untuk Lindungi Kulit dari Bahan Aktif Skincare
02 November 2024 |
11:30 WIB
Apakah Genhype pernah mendengar istilah skin cycling? Teknik perawatan kulit wajah ini banyak dilakukan orang-orang untuk melindungi kulit mereka dan memastikannya tetap aman dari paparan bahan aktif skincare yang diaplikasikan setiap hari.
Mengutip Everyday Health, skin cycling adalah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh seorang dermatolog asal New York, yakni Whitney Bowe. Mulanya dia memperkenalkan teknik tersebut kepada pasien-pasiennya, lalu untuk para pengikutnya di media sosial dan menjadi viral. Bahkan, video tentang metode tersebut telah ditonton hingga lebih dari 100 juta kali.
Baca juga: Jurus Mengatasi Masalah Kulit saat Peralihan Musim Kemarau ke Hujan
Skin cycling merupakan rutinitas perawatan kulit yang secara strategis mengatur penggunaan bahan aktif seperti eksfoliator dan retinoid, sambil memberikan waktu istirahat bagi kulit. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi kulit terhadap bahan-bahan kuat ini, sehingga dapat meminimalkan iritasi dan memaksimalkan manfaatnya?
Rangkaian skin cycling biasanya dilakukan dalam siklus empat hari. Pada dua malam pertama, perawatan kulit akan berfokus pada penggunaan skincare dengan bahan aktif kuat. Selanjutnya malam ketiga dan keempat, perawatan kulit akan fokus pada rest day atau skincare dasar. Berikut langkah-langkahnya.
Hari 1 - Eksfoliasi: Gunakan eksfoliator kimia yang mengandung alpha hydroxy acids (AHA) seperti asam glikolat atau beta hydroxy acids (BHA) seperti asam salisilat untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan memperbaiki tekstur kulit.
Hari 2 - Retinoid: Oleskan produk berbasis retinoid, seperti retinol atau tretinoin, yang membantu mengatasi masalah seperti jerawat, bercak gelap, dan tanda-tanda penuaan.
Hari 3 dan 4 - Istirahat dan Hidrasi: Selama dua hari ini, gunakan pembersih lembut dan pelembap tanpa bahan aktif. Anda juga dapat menambahkan serum yang mengandung hyaluronic acid untuk meningkatkan hidrasi kulit?
Mengutip Allure, skin cycling memiliki sejumlah manfaat untuk kulit. Misalnya meningkatkan toleransi kulit terhadap bahan aktif seperti retinoid dan eksfoliator, sehingga mengurangi risiko iritasi dan efek samping seperti kemerahan atau pengelupasan.
Baca juga: 3 Jurus Jitu Menghempaskan Flek Hitam di Kulit Wajah
Selain itu, skin cycling juga melindungi skin barrier dengan memberikan waktu istirahat dari paparan bahan aktif skincare yang kuat. Dengan begitu bisa membantu menjaga kelembapan dan mencegah kerusakan kulit.
Meminimalisir penggunakan skincare berbahan keras juga bisa mengurangi kemungkinan efek samping seperti kemerahan, kulit mengelupas, atau sensasi terbakar yang sering terjadi saat menggunakan produk aktif secara bersamaan.
Namun, metode skin cycling mungkin tidak cocok untuk beberapa orang, terutama mereka yang memiliki kondisi kulit tertentu. Mereka yang menggunakan retinoid karena jerawat parah atau rosacea mungkin harus mengaplikasikan produk tersebut secara konsisten supaya hasilnya optimal, dan skin cycling dapat mengurangi efektivitasnya.
Selain itu, orang dengan kulit sangat sensitif juga berisiko mengalami iritasi yang lebih besar saat melakukan perubahan pada rutinitas perawatan kulit. Mereka yang memiliki kondisi kulit kronis, seperti dermatitis atau eksim, biasanya perlu menjaga rutinitas perawatan kulit yang lebih stabil.
Editor: Fajar Sidik
Mengutip Everyday Health, skin cycling adalah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh seorang dermatolog asal New York, yakni Whitney Bowe. Mulanya dia memperkenalkan teknik tersebut kepada pasien-pasiennya, lalu untuk para pengikutnya di media sosial dan menjadi viral. Bahkan, video tentang metode tersebut telah ditonton hingga lebih dari 100 juta kali.
Baca juga: Jurus Mengatasi Masalah Kulit saat Peralihan Musim Kemarau ke Hujan
Skin cycling merupakan rutinitas perawatan kulit yang secara strategis mengatur penggunaan bahan aktif seperti eksfoliator dan retinoid, sambil memberikan waktu istirahat bagi kulit. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi kulit terhadap bahan-bahan kuat ini, sehingga dapat meminimalkan iritasi dan memaksimalkan manfaatnya?
Rangkaian skin cycling biasanya dilakukan dalam siklus empat hari. Pada dua malam pertama, perawatan kulit akan berfokus pada penggunaan skincare dengan bahan aktif kuat. Selanjutnya malam ketiga dan keempat, perawatan kulit akan fokus pada rest day atau skincare dasar. Berikut langkah-langkahnya.
Hari 1 - Eksfoliasi: Gunakan eksfoliator kimia yang mengandung alpha hydroxy acids (AHA) seperti asam glikolat atau beta hydroxy acids (BHA) seperti asam salisilat untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan memperbaiki tekstur kulit.
Hari 2 - Retinoid: Oleskan produk berbasis retinoid, seperti retinol atau tretinoin, yang membantu mengatasi masalah seperti jerawat, bercak gelap, dan tanda-tanda penuaan.
Hari 3 dan 4 - Istirahat dan Hidrasi: Selama dua hari ini, gunakan pembersih lembut dan pelembap tanpa bahan aktif. Anda juga dapat menambahkan serum yang mengandung hyaluronic acid untuk meningkatkan hidrasi kulit?
Mengutip Allure, skin cycling memiliki sejumlah manfaat untuk kulit. Misalnya meningkatkan toleransi kulit terhadap bahan aktif seperti retinoid dan eksfoliator, sehingga mengurangi risiko iritasi dan efek samping seperti kemerahan atau pengelupasan.
Baca juga: 3 Jurus Jitu Menghempaskan Flek Hitam di Kulit Wajah
Selain itu, skin cycling juga melindungi skin barrier dengan memberikan waktu istirahat dari paparan bahan aktif skincare yang kuat. Dengan begitu bisa membantu menjaga kelembapan dan mencegah kerusakan kulit.
Meminimalisir penggunakan skincare berbahan keras juga bisa mengurangi kemungkinan efek samping seperti kemerahan, kulit mengelupas, atau sensasi terbakar yang sering terjadi saat menggunakan produk aktif secara bersamaan.
Namun, metode skin cycling mungkin tidak cocok untuk beberapa orang, terutama mereka yang memiliki kondisi kulit tertentu. Mereka yang menggunakan retinoid karena jerawat parah atau rosacea mungkin harus mengaplikasikan produk tersebut secara konsisten supaya hasilnya optimal, dan skin cycling dapat mengurangi efektivitasnya.
Selain itu, orang dengan kulit sangat sensitif juga berisiko mengalami iritasi yang lebih besar saat melakukan perubahan pada rutinitas perawatan kulit. Mereka yang memiliki kondisi kulit kronis, seperti dermatitis atau eksim, biasanya perlu menjaga rutinitas perawatan kulit yang lebih stabil.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.