Peringatan 96 Tahun Sumpah Pemuda & Refleksi dari Jalan Kramat Raya Jakarta
28 October 2024 |
12:10 WIB
Hangat matahari merambati kulit saat ratusan pemuda dari berbagai daerah Indonesia berkumpul di Museum Sumpah Pemuda Senin, (28/10/24). Dengan takzim mereka berbaris rapi di jalan Kramat Raya, No.106, Jakarta Pusat. Bising dan kemacetan, tak menghalangi mereka untuk khusyu mengheningkan cipta.
Perlahan tapi pasti, sebaris dari rombongan tersebut bergerak ke depan museum pada pukul 07.45 WIB. Kepala Kwartir Nasional, Komjen. Pol. (Purn) Drs. H. Budi Waseso, memimpin upacara pengibaran bendera. Sejumlah anggota di kanan gedung, tampak memainkan komposisi Indonesia Raya dengan terompet dan simbal.
Hari ini, tepat 96 tahun silam, mungkin para pemuda PPI, juga sedang bersiap-siap merumuskan suluh perjuangan bangsa di tempat yang sama. Arkian, lahirlah sejumlah keputusan yang mengubah arah dan tujuan, untuk bersatu dalam menyalakan elan menuju Indonesia yang lebih padu dan bermartabat.
Baca juga: Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2024, Peringatan yang ke-96 Tahun
Kepala Kwartir Nasional, Komjen. Pol. (Purn) Drs. H. Budi Waseso, dalam pidatonya mengatakan, nilai-nilai agung yang ditampilkan generasi sumpah pemuda pada 1928 harus didengungkan untuk menguatkan kesadaran dan karakter bangsa. Terutama dalam menghadapi berbagai perubahan situasi dan kondisi yang cepat.
Menjadi peringatan setelah lebih dari 9 dekade berlalu, peran pemuda pada masa sekarang juga diperlukan untuk membangun Tanah Air yang lebih baik lagi. Sebab, pada hakikatnya pemuda adalah pemilik masa depan, yang merupakan subjek penting untuk mengawal generasi emas Indonesia 2045.
Walakin, capaian indeks pembangunan pemuda (IPB) pada 2024 masih berada di 56,35 persen. Rinciannya, domain pendidikan (70 persen), kesehatan dan kesejahteraan (65 persen), gender dan diskriminasi (53,33 persen), dan lapangan dan kesempatan kerja (45, persen), serta partisipasi dan kepemimpinan (43,33 persen).
"Capaian IPB tersebut perlu ditingkatkan dengan upaya pengembangan potensi dan keunggulan pemuda secara masif di seluruh Indonesia beserta seluruh stakeholder. Dari sinilah akan terbangun ekosistem pelayanan kepemudaan yang inovatif, maju, berkarakter kebangsaan dan berdaya saing," katanya.
Terpisah, Ketua Tim Museum dan Galeri Indonesian Heritage Agency, Zamrud Setya Negara, mengatakan Kegiatan Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda (Muspada) dengan melibatkan pelajar dan masyarakat merupakan salah satu upaya mereka untuk mendorong anak muda untuk terus aktif dalam kegiatan-kegiatan di museum.
Selain melakukan upacara peringatan hari sumpah pemuda, pada perhelatan tahun ini Muspada juga melibatkan berbagai komunitas, seperti Komunitas Perempuan Berkebaya hingga Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia, lewat program Sumpah Pemuda Youth Fest yang menampilkan pertunjukan musik, seni, dan diskusi interaktif.
"Ini merupakan bagian dari upaya Muspada bersama Indonesian Heritage Agency dalam melakukan reimajinasi museum lewat upaya reprogramming, redesigning, dan reinvigorating untuk menjadi ruang belajar dan inspirasi yang relevan bagi generasi muda," katanya.
Selain pelajar, kegiatan upacara bertajuk Maju Bersama Indonesia Raya juga dihadiri perwakilan keluarga dari tokoh-tokoh Sumpah Pemuda pelajar, hingga pegiat sejarah. Leny Atmadja, perwakilan keluarga dari Sie Kong Lian, pemilik kos yang kini tempatnya berubah menjadi museum itu berharap, berbagai kegiatan di museum tersebut dapat menarik minat anak muda untuk bertandang ke sana.
"Saya berharap gedung ini bisa digunakan untuk kelanjutan sejarah kesatuan kembali pemuda-pemudi Indonesia. Saya memang tidak merasakan denyar semangat [pemuda PPI kala itu] karena belum lahir, tapi kerelaan Kong untuk menyerahkan gedung ini untuk bangsa dan negara itulah yang membuat saya terkesan," katanya.
Baca juga: Menelisik Peranan Bahasa Indonesia dalam Suluh Pergerakan & Sejarah Sumpah Pemuda
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Perlahan tapi pasti, sebaris dari rombongan tersebut bergerak ke depan museum pada pukul 07.45 WIB. Kepala Kwartir Nasional, Komjen. Pol. (Purn) Drs. H. Budi Waseso, memimpin upacara pengibaran bendera. Sejumlah anggota di kanan gedung, tampak memainkan komposisi Indonesia Raya dengan terompet dan simbal.
Hari ini, tepat 96 tahun silam, mungkin para pemuda PPI, juga sedang bersiap-siap merumuskan suluh perjuangan bangsa di tempat yang sama. Arkian, lahirlah sejumlah keputusan yang mengubah arah dan tujuan, untuk bersatu dalam menyalakan elan menuju Indonesia yang lebih padu dan bermartabat.
Baca juga: Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2024, Peringatan yang ke-96 Tahun
(Dataindonesia.id/Hasil Survei Pandangan Publik terhadap Makna Sumpah Pemuda Menurut Litbang Kompas)
Menjadi peringatan setelah lebih dari 9 dekade berlalu, peran pemuda pada masa sekarang juga diperlukan untuk membangun Tanah Air yang lebih baik lagi. Sebab, pada hakikatnya pemuda adalah pemilik masa depan, yang merupakan subjek penting untuk mengawal generasi emas Indonesia 2045.
Walakin, capaian indeks pembangunan pemuda (IPB) pada 2024 masih berada di 56,35 persen. Rinciannya, domain pendidikan (70 persen), kesehatan dan kesejahteraan (65 persen), gender dan diskriminasi (53,33 persen), dan lapangan dan kesempatan kerja (45, persen), serta partisipasi dan kepemimpinan (43,33 persen).
"Capaian IPB tersebut perlu ditingkatkan dengan upaya pengembangan potensi dan keunggulan pemuda secara masif di seluruh Indonesia beserta seluruh stakeholder. Dari sinilah akan terbangun ekosistem pelayanan kepemudaan yang inovatif, maju, berkarakter kebangsaan dan berdaya saing," katanya.
Terpisah, Ketua Tim Museum dan Galeri Indonesian Heritage Agency, Zamrud Setya Negara, mengatakan Kegiatan Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda (Muspada) dengan melibatkan pelajar dan masyarakat merupakan salah satu upaya mereka untuk mendorong anak muda untuk terus aktif dalam kegiatan-kegiatan di museum.
Selain melakukan upacara peringatan hari sumpah pemuda, pada perhelatan tahun ini Muspada juga melibatkan berbagai komunitas, seperti Komunitas Perempuan Berkebaya hingga Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia, lewat program Sumpah Pemuda Youth Fest yang menampilkan pertunjukan musik, seni, dan diskusi interaktif.
"Ini merupakan bagian dari upaya Muspada bersama Indonesian Heritage Agency dalam melakukan reimajinasi museum lewat upaya reprogramming, redesigning, dan reinvigorating untuk menjadi ruang belajar dan inspirasi yang relevan bagi generasi muda," katanya.
Selain pelajar, kegiatan upacara bertajuk Maju Bersama Indonesia Raya juga dihadiri perwakilan keluarga dari tokoh-tokoh Sumpah Pemuda pelajar, hingga pegiat sejarah. Leny Atmadja, perwakilan keluarga dari Sie Kong Lian, pemilik kos yang kini tempatnya berubah menjadi museum itu berharap, berbagai kegiatan di museum tersebut dapat menarik minat anak muda untuk bertandang ke sana.
"Saya berharap gedung ini bisa digunakan untuk kelanjutan sejarah kesatuan kembali pemuda-pemudi Indonesia. Saya memang tidak merasakan denyar semangat [pemuda PPI kala itu] karena belum lahir, tapi kerelaan Kong untuk menyerahkan gedung ini untuk bangsa dan negara itulah yang membuat saya terkesan," katanya.
Baca juga: Menelisik Peranan Bahasa Indonesia dalam Suluh Pergerakan & Sejarah Sumpah Pemuda
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.