Produk dari Kresek Project (Sumber gambar: Hypeabis.id/Dewi Andriani)

Kresek Project, Upaya Mengolah Limbah Plastik Menjadi Karya Seni Bernilai Tinggi

15 October 2024   |   22:30 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Di tengah krisis lingkungan yang terus memburuk, salah satu solusi yang makin dilirik adalah mengolah sampah menjadi produk bernilai tinggi. Inilah yang dilakukan oleh Kresek Project, sebuah usaha kreatif yang mendaur ulang limbah plastik menjadi barang seni yang memiliki daya jual. 

Ide ini lahir dari semangat untuk menjaga lingkungan sekaligus memanfaatkan sampah plastik, khususnya kantong kresek, menjadi produk-produk yang unik dan bernilai seni seperti gerabah dan hiasan dinding.

Founder Kresek Project, Lilawati Nasution memanfaatkan bakat desain yang dimilikinya untuk menciptakan karya seni dari bahan-bahan yang dipandang sebelah mata oleh banyak orang.

“Kebetulan kakak saya memang taste-nya bagus, desainnya bagus. Jadi, dia gunakan bakatnya untuk mengolah sampah kresek ini menjadi barang seni,” ujar Nuriyati Nasution, adik dari Lilawati, yang ikut terlibat dalam usaha ini, saat ditemui di pameran Inacraft beberapa waktu lalu. 

Baca juga: Menyulap Limbah Padat Jadi Barang Berguna, Apa Mungkin?

Lilawati sebenarnya tidak memiliki latar belakang seni formal. Dia justru mengenyam pendidikan di bidang manajemen hingga jenjang S2 dan sempat bekerja di dunia korporasi. Namun, setelah pensiun, dia mulai tertarik dengan seni pengolahan sampah.

Ketertarikan ini tumbuh makin besar karena seringnya Lilawati dan keluarga berkunjung ke Lombok, di mana mereka bekerja sama dengan para pengrajin setempat untuk menciptakan produk-produk yang memadukan unsur seni lokal dan kreasi daur ulang. 

“Kami bekerja sama dengan pengrajin gerabah di Lombok, tapi desainnya tetap dari kita. Misalnya kita pesan gerabah dengan bentuk tertentu, lalu kita padukan dengan tali kresek atau bahan daur ulang lainnya, dan jadilah karya seni yang unik,” tutur Nuriyati.

Keunikan Kresek Project terletak pada penggunaan bahan-bahan daur ulang seperti plastik kresek, kain perca, dan bahan sisa lainnya. Semua karya yang dihasilkan adalah handmade, sehingga setiap produk menjadi satu-satunya alias one of a kind.

Beberapa karya seni yang dihasilkan antara lain hiasan topeng dan keranjang yang terbuat dari plastik kresek dengan range harga mulai Rp1 jutaan hingga Rp2 jutaan. Selain itu juga terdapat hiasan dinding berupa lukisan abstrak yang juga dibuat dari plastik kresek yang dibanderol mulai Rp10 juta hingga Rp20 jutaan. 

“Kami tidak menggunakan pewarna tambahan. Warna dari produk ini adalah warna asli dari bahan-bahan bekas yang kami kumpulkan. Itu yang membuatnya unik,” jelas Nuriyati. 
 

Tentu dalam bisnis ini ada tantangan yang dihadapi, salah satunya adalah menemukan kombinasi warna yang pas dari bahan-bahan tersebut. “Karena bahannya terbatas, di sinilah seninya maka pekerja seni kami harus pandai mencampurkan warna,” ucapnya. 

Meski baru berdiri pada 2022, Kresek Project telah menarik perhatian internasional. Produk-produk mereka pernah dipamerkan di beberapa acara internasional, termasuk di New York, di mana seluruh barang yang mereka bawa berhasil terjual.

“Kami sempat enggak bawa banyak barang karena enggak tahu apakah mereka akan tertarik. Akan tetapi ternyata laris manis, sampai menyesal enggak bawa lebih banyak,” cerita Nuriyati.

Selain Amerika Serikat , negara-negara seperti Jepang juga mulai melirik karya dari Kresek Project, terutama untuk produk fungsional serupa keranjang dan dekorasi rumah. Saat dipamerkan di Inacraft, banyak desainer interior yang juga tertarik dengan produk mereka karena kreasi mereka sangat cocok untuk hiasan rumah yang unik. 

Meskipun banyak permintaan dari luar negeri, Kresek Project tetap berpegang pada prinsip produksi terbatas. Lantaran semua produknya bersifat handmade, mereka tidak bisa memproduksi dalam skala besar. “Kami tidak fokus pada kuantitas. Kami lebih ingin menciptakan karya yang berkualitas dan memiliki nilai seni tinggi,” jelas Nuriyati.

Ke depannya, Kresek Project berharap dapat lebih banyak berkolaborasi dengan pengrajin lokal dan seniman untuk memperluas kreasi mereka, sambil tetap menjaga komitmen pada prinsip daur ulang dan menjaga lingkungan. 

Baca juga: Limbah Tekstil Jadi Sorotan, Fesyen Berkonsep Sustainable Makin Dilirik

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Keseruan Pembukaan Science Film Festival 2024, Ada Pemutaran 3 Film dan Eksperimen Ilmiah

BERIKUTNYA

Menyelami Estetika Rupa dari Sudut Pandang Perempuan dalam Pameran Nonalog

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: