Angkat Isu Ortu Abusive, Riset Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Gandeng Komnas Perempuan
15 October 2024 |
18:00 WIB
Produser eksekutif Prilly Latuconsina menceritakan proses dan riset panjang yang dilakukannya sebelum menggarap film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (2024). Dalam film produksi keempat Sinemaku Pictures itu, Prilly bahkan sampai menggandeng Komnas Perempuan untuk mendalami isu yang diangkat di filmnya.
Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis memang mengangkat beberapa isu yang masih cukup dianggap tabu dan sensitif di masyarakat, seperti kesehatan mental, orang tua yang abusive, hingga lingkungan yang toxic.
Prilly tak ingin isu-isu tersebut hanya berakhir menjadi tontonan semata ketika diangkat ke sebuah film. Alih-alih mengglorifikasi kesedihan dan rasa nelangsa, dia ingin film yang dibuatnya ini menjadi semacam platform penguat bagi individu yang berjuang dengan berbagai lapisan emosi mereka.
Baca juga: Cek Sinopsis Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis, Tayang 18 Oktober 2024 di Bioskop
Dengan demikian, fokus kreatif filmnya tak hanya perihal struktur dramatik dan sinematik untuk membuat film menjadi lebih nyata. Lebih dari itu, dia ingin penggambaran isu-isu yang masih tabu tersebut bisa lebih tersampaikan dengan baik tanpa ada kekeliruan yang justru bisa berakibat fatal.
Dia mengakui proses pembuatan film ini memang membutuhkan riset yang cukup mendalam, karena isunya sebenarnya cukup dekat dengan masyarakat dan telah menjadi masalah yang sulit diselesaikan.
Oleh karena itu, setelah struktur cerita terbentuk, Prilly dan tim coba membuka ruang asistensi dengan Komnas Perempuan, Komnas HAM, dan komunitas advokat telah banyak mengatasi kasus-kasus kekerasan berbasis gender.
“Sebelum kami menyelesaikan naskah, kami share dulu kepada mereka. Kami diskusi bersama mereka dari kasus-kasus yang pernah ditangani sebelumnya,” ucap Prilly.
Dalam proses riset dan diskusi tersebut, Prilly menyadari bahwa isu tentang cara penyelesaian kasus ini menjadi salah satu yang sangat penting. Dia tak ingin film ini diakhiri dengan penyelesaian yang seharusnya justru tidak dilakukan oleh penyintas.
“Jadi, wajib tetap ada simbolis bagaimana penyelesaian sebuah masalah yang berhubungan dengan kekerasan,” imbuhnya.
Prilly berharap film ini nantinya bisa jadi tontonan bagi semua orang. Selain soal kesehatan mental, filmnya juga akan membicarakan perihal orang tua dan lingkungan kerja, yang rupanya itu berpengaruh pada kejiwaan setiap individu.
Sementara itu, sutradara Reka Wijaya mengatakan bakal mencoba melihat suatu masalah dari sudut yang luas. Menurutnya, film ini bukan mencoba akan menjustifikasi terhadap orang yang berbuat kekerasan, tetapi lebih menggambarkan bahwa ada akar sistem yang salah, yang selama ini diamini masyarakat.
“Jadi, kita harus support juga teman-teman yang punya masalah secara emosi. Jadikan film ini rumah untuk kita semua yang terluka hatinya,” tuturnya.
Reka mengatakan dari naskah yang telah diperdalam tersebut, para pemain terbilang lancar dalam menampilkan setiap emosi yang dibutuhkan. Proses syuting juga terbilang mulus.
Namun, mengingat film ini cukup detail, dirinya memang membutuhkan persiapan yang cukup panjang. Reka menyebut butuh 10 hari hanya untuk mematangkan emosi para pemain sebelum proses syuting dimulai.
Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis bercerita tentang Tari (Prilly Latuconsina) yang menyadari ada sesuatu yang salah di rumahnya. Sang kakak telah pergi meninggalkan rumah terlebih dahulu, menyisakan Tari, ibu (Dominuque Sanda) dan ayah (Surya Saputra).
Tari sebenarnya sudah tak betah di rumah karena ayahnya yang temperamental dan kerap bertingkah kasar. Dia ingin pergi, tetapi tak mungkin membiarkan ibunya seorang diri. Ketika Tari ingin mengajak sang ibu pergi, dia merasa tak tega membiarkan ayahnya sendirian di rumah meski selalu mendapat perilaku kasar darinya.
Berada di keluarga yang abusive ini seperti sebuah lingkaran setan. Hingga suatu ketika, Tari bertemu dengan komunitas support group. Dari sana, Tari pun berjuang lepas dari cengkraman keluarga toxic.
Selain Prilly, Sanda, dan Surya, film ini masih akan dibintangi sederet aktor ternama lain, seperti Widi Mulia (sebagai Nina), Ummi Quary (Ica), Kristo Immanuel (Agoy), Gracia JKT48 (Sarah), dan Antonio Blanco (Dimas). Adapun, film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 17 Oktober 2024.
Baca juga: Cara Prilly Latuconsina Bangun Emosi Sebelum Syuting di Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis memang mengangkat beberapa isu yang masih cukup dianggap tabu dan sensitif di masyarakat, seperti kesehatan mental, orang tua yang abusive, hingga lingkungan yang toxic.
Prilly tak ingin isu-isu tersebut hanya berakhir menjadi tontonan semata ketika diangkat ke sebuah film. Alih-alih mengglorifikasi kesedihan dan rasa nelangsa, dia ingin film yang dibuatnya ini menjadi semacam platform penguat bagi individu yang berjuang dengan berbagai lapisan emosi mereka.
Baca juga: Cek Sinopsis Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis, Tayang 18 Oktober 2024 di Bioskop
Dengan demikian, fokus kreatif filmnya tak hanya perihal struktur dramatik dan sinematik untuk membuat film menjadi lebih nyata. Lebih dari itu, dia ingin penggambaran isu-isu yang masih tabu tersebut bisa lebih tersampaikan dengan baik tanpa ada kekeliruan yang justru bisa berakibat fatal.
Dia mengakui proses pembuatan film ini memang membutuhkan riset yang cukup mendalam, karena isunya sebenarnya cukup dekat dengan masyarakat dan telah menjadi masalah yang sulit diselesaikan.
Oleh karena itu, setelah struktur cerita terbentuk, Prilly dan tim coba membuka ruang asistensi dengan Komnas Perempuan, Komnas HAM, dan komunitas advokat telah banyak mengatasi kasus-kasus kekerasan berbasis gender.
“Sebelum kami menyelesaikan naskah, kami share dulu kepada mereka. Kami diskusi bersama mereka dari kasus-kasus yang pernah ditangani sebelumnya,” ucap Prilly.
Dalam proses riset dan diskusi tersebut, Prilly menyadari bahwa isu tentang cara penyelesaian kasus ini menjadi salah satu yang sangat penting. Dia tak ingin film ini diakhiri dengan penyelesaian yang seharusnya justru tidak dilakukan oleh penyintas.
“Jadi, wajib tetap ada simbolis bagaimana penyelesaian sebuah masalah yang berhubungan dengan kekerasan,” imbuhnya.
Prilly berharap film ini nantinya bisa jadi tontonan bagi semua orang. Selain soal kesehatan mental, filmnya juga akan membicarakan perihal orang tua dan lingkungan kerja, yang rupanya itu berpengaruh pada kejiwaan setiap individu.
Sementara itu, sutradara Reka Wijaya mengatakan bakal mencoba melihat suatu masalah dari sudut yang luas. Menurutnya, film ini bukan mencoba akan menjustifikasi terhadap orang yang berbuat kekerasan, tetapi lebih menggambarkan bahwa ada akar sistem yang salah, yang selama ini diamini masyarakat.
“Jadi, kita harus support juga teman-teman yang punya masalah secara emosi. Jadikan film ini rumah untuk kita semua yang terluka hatinya,” tuturnya.
Reka mengatakan dari naskah yang telah diperdalam tersebut, para pemain terbilang lancar dalam menampilkan setiap emosi yang dibutuhkan. Proses syuting juga terbilang mulus.
Namun, mengingat film ini cukup detail, dirinya memang membutuhkan persiapan yang cukup panjang. Reka menyebut butuh 10 hari hanya untuk mematangkan emosi para pemain sebelum proses syuting dimulai.
Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis bercerita tentang Tari (Prilly Latuconsina) yang menyadari ada sesuatu yang salah di rumahnya. Sang kakak telah pergi meninggalkan rumah terlebih dahulu, menyisakan Tari, ibu (Dominuque Sanda) dan ayah (Surya Saputra).
Tari sebenarnya sudah tak betah di rumah karena ayahnya yang temperamental dan kerap bertingkah kasar. Dia ingin pergi, tetapi tak mungkin membiarkan ibunya seorang diri. Ketika Tari ingin mengajak sang ibu pergi, dia merasa tak tega membiarkan ayahnya sendirian di rumah meski selalu mendapat perilaku kasar darinya.
Berada di keluarga yang abusive ini seperti sebuah lingkaran setan. Hingga suatu ketika, Tari bertemu dengan komunitas support group. Dari sana, Tari pun berjuang lepas dari cengkraman keluarga toxic.
Selain Prilly, Sanda, dan Surya, film ini masih akan dibintangi sederet aktor ternama lain, seperti Widi Mulia (sebagai Nina), Ummi Quary (Ica), Kristo Immanuel (Agoy), Gracia JKT48 (Sarah), dan Antonio Blanco (Dimas). Adapun, film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 17 Oktober 2024.
Baca juga: Cara Prilly Latuconsina Bangun Emosi Sebelum Syuting di Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.