Sejumlah wartawan mengamati koleksi di Rotunda saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Menikmati Wajah & Program Baru Museum Nasional Indonesia

14 October 2024   |   16:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Museum Nasional Indonesia dibuka kembali pada Selasa, 15 Oktober 2024. Salah satu museum tertua di Indonesia itu, kini bersalin rupa dengan wajah baru, lewat perubahan tata letak koleksi, dan program yang lebih kekinian bagi publik di Tanah Air.

Selain merenovasi bangunan, tata pamer di Museum Nasional Indonesia (MNI) juga diubah signifikan. Perubahan ini terlihat dari ruang Rotunda di Gedung A, yang dulunya menampung lebih dari 200 patung, kini hanya memacak sekitar 40-an arca dari abad ke-8 hingga ke-15 Masehi. 

Beberapa koleksi ara yang dapat dijumpai di kawasan ini misalnya, patung Tathagata Amoghasiddhi, sebuah arca Buddha yang ditemukan di Borobudur, Jawa Tengah. Ada pula arca Ganesha, sosok dewa yang menjadi simbol ilmu pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam agama Hindu. 

Baca juga: Mulai Dibuka 15 Oktober 2024, Cek Harga Tiket Masuk & Jam Operasional Museum Nasional Indonesia 
 

Seorang petugas melintas di Taman Arca  Museum Nasional Indonesia saat direvitalisasi pada Selasa (17/9/24).  (sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)

Seorang petugas melintas di Taman Arca Museum Nasional Indonesia saat direvitalisasi pada Selasa (17/9/24). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)

Suasana di Taman Arca juga lebih segar. Di ruang terbuka ini, Genhype akan melihat 9 arca yang ditata lebih rapi dengan Nandi sebagai objek pusat. Nandi merupakan arca yang mengimak seekor lembu jantan, kendaraan dari Dewa Siwa, yang menandai perkembangan agama Hindu di Indonesia.

Dari segi tata pamer, koleksi MNI juga akan dibuat lebih spesifik. Gedung A yang 'berbicara' mengenai masa lalu, seperti pra sejarah dan yang lain. Kemudian gedung B yang akan memacak koleksi dengan pendekatan scholarly, entertainment, dan spiritual. Lalu Gedung C, yang akan membicarakan masa depan.

Kebakaran melanda Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/9/23) sekitar pukul 19.58  WIB. Terdapat enam ruangan di Gedung A Museum Nasional terkena dampak. Total terdapat 902 koleksi yang terdampak dengan kondisi tinggi (27,4 persen), sedang (28,2 persen), dan ringan (44,4 persen). 
 

Reimajinasi Museum 

Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra, mengatakan bersoleknya museum Nasional Indonesia merupakan babak baru setelah berhasil direvitalisasi. Salah satunya dengan menghadirkan fasilitas modern, pameran interaktif, dan pengalaman edukatif bagi publik. 

Mengusung konsep Reimajinasi sebagai acuan utama tata pamer dan koleksi, MNI bakal menyajikan berbagai program baru. Termasuk mengedepankan inovasi bagi pengunjung dalam melihat dan berinteraksi dengan koleksi museum, lewat program-program yang digulirkan.

"Dengan hadirnya konsep ini, MNI bukan hanya sekadar tempat penyimpanan benda bersejarah. Sebab, berbagai koleksi di dalamnya merupakan produk utama yang dapat menjadi kekuatan narasi dalam memberikan pengetahuan baru pada publik," katanya.  
 

Wartawan mengamati koleksi terdampak kebakaran saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Wartawan mengamati koleksi terdampak kebakaran saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P) 

Selaras, Penanggung Jawab Unit  Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Chandra Dewi, mengatakan, selama tiga tahun ke depan MNI akan bertransformasi secara bertahap. Selain mendigitalisasi koleksi, pihaknya juga akan memperkenalkan berbagai cara baru dalam menyajikan dan merayakan keunggulan pemikiran lewat 196.000 koleksi di dalamnya.

Misalnya, lewat ruang pamer, ImersifA, yang mengadopsi inovasi teknologi untuk menghadirkan cara termutakhir dalam mengalami konteks sejarah dan budaya. Yaitu dengan mengedepankan visual dan audio yang canggih, sehingga publik seperti diajak untuk melihat lukisan gua dalam visual yang lebih imersif.

"Di ruang ImersifA, pengunjung dapat menjelajahi sejarah budaya Indonesia lintas zaman dalam format yang sangat interaktif. Visual ini juga memungkinkan mereka untuk mengimajinasikan kembali, bahkan mengalami narasi sejarah dengan cara yang baru dan menarik," katanya. 


Pameran Temporer & Repatriasi 

Lain dari itu, MNI juga menyajikan dua pameran temporer yang akan berlangsung hingga 31 Desember 2024 di gedung B dan C. Yaitu pameran Perjalanan Pemulihan MNI Pasca Kebakaran bertajuk Menabuh Nekara, Menyiram Api, dan Pameran Repatriasi, Kembalinya Warisan Budaya dan Pengetahuan Nusantara.

Pada pameran Pasca Kebakaran, publik diajak mengungkai musabab kebakaran hingga bagaimana proses revitalisasi, preservasi, dan restorasi dilakukan terhadap 902 total koleksi terdampak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12 koleksi tidak dapat diselamatkan, karena telah hancur dan bercampur dengan material lain.
 

Wartawan mengamati koleksi arca repatriasi saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Wartawan mengamati koleksi arca repatriasi saat press tour di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P) 

Sementara itu, pada pameran Repatriasi, publik akan disuguhi 300 benda cagar budaya yang telah dipulangkan dalam program repatriasi sejak 1972. Dari ratusan koleksi tersebut, 9 di antaranya, yakni arca-Prajnaparamita, Nandi, Ganesha, Bhairawa, Ganesha Berdiri, Durga Mahisasuramardini, Nandiswara, Mahakala, dan Brahma, juga turut dipamerkan

Tenaga Ahli Kurator Tata Pamer Baru IHA, Aprina Murwanti mengatakan, dari segi kuratorial, MNI kali ini berubah cukup banyak. Jika dulunya bentuk tata pamer masih mengedepankan sudut pandang dari kolonialisme Belanda, kini lewat konsep reimajinasi, semuanya diubah berdasarkan sudut pandang manusia Indonesia.

"salah satu yang terlihat nanti adalah di gedung B, yang kita fokuskan lewat cerita tentang kolektif bangsa yang berkutat mengenai kemerdekaan Indonesia. Ini juga berangkat dari ketidaktahuan masyarakat mengenai sejarah tentang  kemerdekaan," katanya. 

Baca juga: Kembali Dibuka untuk Publik, Cek Program Baru Museum Nasional Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Lukisan Ilang Catetan Ungkap Sisi Lain Pangeran Diponegoro dan Keris Mistisnya

BERIKUTNYA

Sydney Sweeney dan Amanda Seyfried akan Bintangi film The Housemaid

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: