Ilmuwan Temukan Sel Imun yang Bisa Cegah Kanker Menyebar ke Organ Lain
12 October 2024 |
06:30 WIB
Penelitian yang dilakukan selama beberapa dekade terakhir tentang metastasis mulai mendapatkan titik terang. Sebuah studi terbaru dari Montefiore Einstein Comprehensive Cancer Center (MECCC) menemukan respons imun alami pada tikus yang menghentikan sel kanker pengembara ini membentuk tumor baru.
Sebagai informasi, proses penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain disebut metastasis. Pemimpin penelitian ini, Julio Aguirre-Ghiso, mengatakan bahwa menghentikan metastasis merupakan salah satu tantangan terbesar dalam pengobatan kanker.
Baca juga: Dialami Erika Carlina, Apa Kaitan Penyakit Autoimun dengan Kesehatan Mental?
"Kami percaya penemuan kami dapat membuka jalan bagi metode baru untuk mencegah atau mengobati kanker yang menyebar," ujarnya melansir dari EurekAlert.
Peneliti menemukan bahwa sel-sel imun tertentu yang disebut alveolar macrophages memiliki peran penting dalam menjaga sel kanker dalam keadaan dorman atau tidak aktif.
Nantinya, alveolar macrophages akan mengirim sinyal ke sel kanker menggunakan protein yang disebut TGF-β2. Protein ini berfungsi mencegah sel kanker menjadi aktif dan membentuk tumor baru, yang menunjukkan bahwa alveolar macrophages berperan sebagai penghambat metastasis.
“Alveolar macrophages adalah respons pertama paru-paru, melindungi organ dari bakteri dan zat berbahaya seperti polutan lingkungan,” ujar Dr. Aguirre-Ghiso mengutip dari EurekAlert.
Makrofag khusus ini muncul pada awal perkembangan embrio dan berada di dalam jaringan paru-paru seumur hidup.
Sel kanker yang meninggalkan tumor asli dan menyebar ke organ lain dikenal sebagai disseminated cancer cells. Beberapa sel ini segera mulai membentuk tumor baru, sementara yang lain tetap dalam keadaan dorman selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan bahaya.
Menariknya, setiap organ memiliki jenis sel imun spesifik seperti alveolar macrophages. Studi ini menunjukkan bahwa sel-sel imun di berbagai organ mungkin melakukan tugas serupa, yaitu menjaga sel kanker tetap dorman dan mencegah penyebaran penyakit.
Dalam percobaan dengan tikus, peneliti menemukan bahwa penghilangan alveolar macrophages menyebabkan lebih banyak sel kanker menjadi aktif, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan tumor. Sebaliknya, ketika sel ini ada, mereka membantu menghentikan penyebaran kanker.
Para peneliti berharap bahwa dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme kerja sel-sel imun ini, pengobatan baru dapat dikembangkan untuk mencegah sel kanker terbangun dan menyebar.
Memperkuat sinyal dari sel-sel imun ini bisa menjadi kunci untuk menjaga sel kanker tetap dorman dan membantu menghentikan metastasis secara keseluruhan. Penemuan ini memberikan harapan baru dalam upaya penanganan kanker, khususnya dalam mencegah kekambuhan pada pasien yang telah menjalani pengobatan.
Pendekatan yang berpotensi lainnya adalah merekayasa alveolar macrophages untuk terus memproduksi molekul yang menekan pertumbuhan kanker. Terapi berbasis sel tersebut, meskipun masih dalam tahap awal pengembangan, dapat menjadi alat yang ampuh dalam mencegah kekambuhan metastasis.
“Kami sedang mempertimbangkan cara untuk merekayasa makrofag sehingga mereka selalu membuat molekul yang mencegah pertumbuhan sel kanker. Ini bisa menjadi semacam terapi sel untuk pasien,” jelas Aguirre-Ghiso.
Baca juga: 6 Kasus Mycoplasma Pneumonia Mendera Anak di Indonesia, Orang Tua Diimbau Lengkapi Imunisasi
Editor: Dika Irawan
Sebagai informasi, proses penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain disebut metastasis. Pemimpin penelitian ini, Julio Aguirre-Ghiso, mengatakan bahwa menghentikan metastasis merupakan salah satu tantangan terbesar dalam pengobatan kanker.
Baca juga: Dialami Erika Carlina, Apa Kaitan Penyakit Autoimun dengan Kesehatan Mental?
"Kami percaya penemuan kami dapat membuka jalan bagi metode baru untuk mencegah atau mengobati kanker yang menyebar," ujarnya melansir dari EurekAlert.
Peneliti menemukan bahwa sel-sel imun tertentu yang disebut alveolar macrophages memiliki peran penting dalam menjaga sel kanker dalam keadaan dorman atau tidak aktif.
Nantinya, alveolar macrophages akan mengirim sinyal ke sel kanker menggunakan protein yang disebut TGF-β2. Protein ini berfungsi mencegah sel kanker menjadi aktif dan membentuk tumor baru, yang menunjukkan bahwa alveolar macrophages berperan sebagai penghambat metastasis.
“Alveolar macrophages adalah respons pertama paru-paru, melindungi organ dari bakteri dan zat berbahaya seperti polutan lingkungan,” ujar Dr. Aguirre-Ghiso mengutip dari EurekAlert.
Makrofag khusus ini muncul pada awal perkembangan embrio dan berada di dalam jaringan paru-paru seumur hidup.
Sel kanker yang meninggalkan tumor asli dan menyebar ke organ lain dikenal sebagai disseminated cancer cells. Beberapa sel ini segera mulai membentuk tumor baru, sementara yang lain tetap dalam keadaan dorman selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan bahaya.
Menariknya, setiap organ memiliki jenis sel imun spesifik seperti alveolar macrophages. Studi ini menunjukkan bahwa sel-sel imun di berbagai organ mungkin melakukan tugas serupa, yaitu menjaga sel kanker tetap dorman dan mencegah penyebaran penyakit.
Dalam percobaan dengan tikus, peneliti menemukan bahwa penghilangan alveolar macrophages menyebabkan lebih banyak sel kanker menjadi aktif, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan tumor. Sebaliknya, ketika sel ini ada, mereka membantu menghentikan penyebaran kanker.
Para peneliti berharap bahwa dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme kerja sel-sel imun ini, pengobatan baru dapat dikembangkan untuk mencegah sel kanker terbangun dan menyebar.
Memperkuat sinyal dari sel-sel imun ini bisa menjadi kunci untuk menjaga sel kanker tetap dorman dan membantu menghentikan metastasis secara keseluruhan. Penemuan ini memberikan harapan baru dalam upaya penanganan kanker, khususnya dalam mencegah kekambuhan pada pasien yang telah menjalani pengobatan.
Pendekatan yang berpotensi lainnya adalah merekayasa alveolar macrophages untuk terus memproduksi molekul yang menekan pertumbuhan kanker. Terapi berbasis sel tersebut, meskipun masih dalam tahap awal pengembangan, dapat menjadi alat yang ampuh dalam mencegah kekambuhan metastasis.
“Kami sedang mempertimbangkan cara untuk merekayasa makrofag sehingga mereka selalu membuat molekul yang mencegah pertumbuhan sel kanker. Ini bisa menjadi semacam terapi sel untuk pasien,” jelas Aguirre-Ghiso.
Baca juga: 6 Kasus Mycoplasma Pneumonia Mendera Anak di Indonesia, Orang Tua Diimbau Lengkapi Imunisasi
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.