Teknologi Baru Deteksi Dini Glaukoma
15 May 2021 |
12:44 WIB
Kamu tahu glaukoma? Itu lho penyakit yang menyebabkan kerusakan saraf mata hingga kebutaan.
Para ahli menyebut glaukoma disebabkan oleh meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut. Penyakit ini berkembang perlahan dari waktu ke waktu dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Sayangnya tekanan dari mata dan pembuluh darah ini merusak saraf optik secara diam-diam, mempengaruhi penglihatan perifer dan kemudian penglihatan pusat. Jika tidak diobati, kebutaan total bisa terjadi.
Sebagian besar penyakit ini diderita masyarakat di negara berkembang di mana sebagian besar penderitanya sama sekali tidak menyadari kondisi tersebut dan terlambat ditangani. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk melakukan deteksi dini glaukoma.
S. Ajitha dan M.V. Judy dari Department of Computer Applications di Cochin University of Science and Technology, Kerala, India, menjelaskan bahwa dirinya bersama tim telah mengembangkan detektif algoritmik yang dapat mengidentifikasi karakteristik glaukoma yang ada dalam gambar 'fundus' pasien. Fundus adalah permukaan bagian dalam bola mata yang berlawanan dengan lensa, yang terletak di belakang kornea di bagian depan mata.
Algoritme ini dilatih dengan gambar fundus dari pasien yang diketahui mengidap glaukoma stadium awal. Karakteristik halus dari glaukoma tahap awal yang tidak akan terlihat bahkan oleh dokter mata terlatih akan terlihat jelas saat algoritme disajikan dengan gambar dari pasien.
Tim tersebut telah mendemonstrasikan sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi melebihi yang terlihat dengan pendekatan algoritmik lain. Mereka yakin pendekatan tersebut dapat menawarkan akurasi 100 persen dalam mendeteksi glaukoma secara otomatis sejak dini sehingga memungkinkan dokter mata untuk menawarkan pengobatan sebelum kerusakan terjadi pada saraf optik.
Sementaraq itu, mengutip situs Halodoc, gejala glaukoma antara lain nyeri pada mata, sakit kepala, melihat bayangan lingkaran di sekeliling cahaya, mata memerah, mual atau muntah, mata berkabut (khususnya pada bayi), penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat objek sama sekali.
Editor: Indyah Sutriningrum
Para ahli menyebut glaukoma disebabkan oleh meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut. Penyakit ini berkembang perlahan dari waktu ke waktu dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Sayangnya tekanan dari mata dan pembuluh darah ini merusak saraf optik secara diam-diam, mempengaruhi penglihatan perifer dan kemudian penglihatan pusat. Jika tidak diobati, kebutaan total bisa terjadi.
Sebagian besar penyakit ini diderita masyarakat di negara berkembang di mana sebagian besar penderitanya sama sekali tidak menyadari kondisi tersebut dan terlambat ditangani. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk melakukan deteksi dini glaukoma.
S. Ajitha dan M.V. Judy dari Department of Computer Applications di Cochin University of Science and Technology, Kerala, India, menjelaskan bahwa dirinya bersama tim telah mengembangkan detektif algoritmik yang dapat mengidentifikasi karakteristik glaukoma yang ada dalam gambar 'fundus' pasien. Fundus adalah permukaan bagian dalam bola mata yang berlawanan dengan lensa, yang terletak di belakang kornea di bagian depan mata.
Algoritme ini dilatih dengan gambar fundus dari pasien yang diketahui mengidap glaukoma stadium awal. Karakteristik halus dari glaukoma tahap awal yang tidak akan terlihat bahkan oleh dokter mata terlatih akan terlihat jelas saat algoritme disajikan dengan gambar dari pasien.
Tim tersebut telah mendemonstrasikan sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi melebihi yang terlihat dengan pendekatan algoritmik lain. Mereka yakin pendekatan tersebut dapat menawarkan akurasi 100 persen dalam mendeteksi glaukoma secara otomatis sejak dini sehingga memungkinkan dokter mata untuk menawarkan pengobatan sebelum kerusakan terjadi pada saraf optik.
Sementaraq itu, mengutip situs Halodoc, gejala glaukoma antara lain nyeri pada mata, sakit kepala, melihat bayangan lingkaran di sekeliling cahaya, mata memerah, mual atau muntah, mata berkabut (khususnya pada bayi), penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat objek sama sekali.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.