Menilik Karya Sabina Feroci yang Memahat Emosi di Art Jakarta 2024
05 October 2024 |
14:24 WIB
Gelaran Art Jakarta 2024 terus disambut meriah oleh para pencinta seni. Memasuki hari kedua, para pengunjung masih setia memadati area pameran di Hall B3, C3, dan C1 JIEXPO Kemayoran, Jakarta, untuk menikmati berbagai koleksi karya seni menarik seniman dari berbagai belahan dunia.
Dari sekain ekspresi seni rupa yang ada, satu karya dari seniman Sabina Feroci, menjadi yang cukup mendapat perhatian. Sejumlah pencinta seni yang hilir mudik terlihat menghentikan sejenak langkahnya, dan menikmati ekspresi seni yang menggugah dari seniman asal Florence, Italia tersebut di stand D Gallerie.
Baca juga: Mengungkai Karya Ganjel Tisna Sanjaya, Instalasi Seni Jadi Medium Kritik Sosial di Art Jakarta 2024
Tiga seri karya Sabina dipacak saling berdekatan. Dua karya berdimensi 40cm x 40 cm x 50 cm berjudul Flash dan Capitan Tempesta, sedangkan satu karya lain hadir lebih besar dengan dimensi 70cm x 70 cm x 5 cm bertajuk Bat-man.
Dalam karya mixmedia on wood ini, Sabina memvisualisasikantiga tokoh super hero dalam komik dengan bentuk yang menggugah. Ketiga figur ini berasal dari dunia dan generasi yang berbeda. Namun, ketiganya seolah saling bertaut,
Penataan presentasi yang berdampingan ini menciptakan intensi seolah ada komunikasi melalui bahasa tertentu, baik tubuh maupun jiwa, antar ketiganya maupun mereka dengan pencinta seni.
Karya-karya Sabina memahat emosi yang tidak memiliki ujung dan tepian, tidak agresif, bersedih, menderita, tetapi mereka sadar akan realitas mereka yang lain. Mereka seperti beremansipasi dan bebas dari aturan-aturan sosial, siapa pun figur itu.
Bentuk karya ini juga unik. Sekilas seperti lukisan dua dimensi, tetapi ketika didekati atau dilihat dari samping, barulah muncul intensi lain. Lukisan ini dibuat seolah-olah dengan teknik Al Fresco, yakni melukis di atas plester basah menggunakan cat berbahan dasar air.
Pemilik D Gallerie Esti Nurjadin mengatakan karya Sabina Feroci memang cukup disorot dalam Art Jakarta 2024 ini. Menurutnya, Sabina adalah salah satu seniman yang kini tengah diperhatikan, terutama setelah kemarin terlibat dalam Venice Biennale.
“Lukisan dia menarik ya, ini antara dua dimensi, tapi tiga dimensi juga, enggak flat,” ucapnya.
Esti bercerita karya ini bisa dibawa ke Indonesia, khususnya Art Jakarta 2024, setelah dirinya bertemu dengan Sabina di Art Taipei beberapa waktu lalu. Kala itu, karyanya juga telah dipamerkan sebuah galeri di Taiwan.
Dirinya kemudian mulai menjalin komunikasi dengan Sabina. Tak hanya itu, dirinya pun sempat ke studionya dan melihat proses kreatif dari seniman asal Florence tersebut.
“Menarik melihat dia berproses, lalu saya ajak. Karena agak unik juga ya. Mungkin orang Indonesia masih banyak senang yang semua berwarna. Sementara, dia punya enggak berwarna, kayak muted begitu,” imbuhnya.
Esti mengatakan tahun ini stand D Gallerie tidak hanya memacak lukisan dua dimensi saja. Saat ini, beberapa karya tiga dimensi, seperti patung maupun objek-objek yang wall mounted 3D juga cukup banyak dihadirkan.
“Awereness orang melihat sen kini makin beragam ya. Jadi, tidak selalu dua dimensi saja, tetapi medium-medium lain memang mulai menemukan pasarnya sendiri,” imbuhnya.
Baca juga: Ekspektasi Tinggi Galeri di Art Jakarta 2024, Sejumlah Karya Terjual Habis Sebelum Pembukaan
Selama 3 hari penuh, dari Jumat, (4/10/2024) dan akan berlangsung hingga Minggu (6/10/2024), Art Jakarta 2024 akan menjadi rumah bagi 73 galeri seni terkemuka, dengan perincian 39 galeri di antaranya berasal dari dalam negeri dan 34 galeri dari mancanegara.
Deretan galeri seni yang berpartisipasi di antaranya adalah Art+ Contemporary, Art Agenda, Art:1 New Museum, ArtSerpong Gallery, Mizuma Gallery, Museum of Toys, Nadi Gallery, Sankhara Art, Semarang Gallery, SEWU SATU, ShanghART, Srisasanti Gallery, Zola Zolu Gallery, 2Madison Gallery, 39+ Art Space, 75 Gallery, Gajah Gallery, GALLERY YEH, Galeri Ruang Dini, Galeri Zen1, dan masih banyak lagi.
Bursa seni tahunan ini konsisten memamerkan seni kontemporer dari para seniman berbakat di Asia Tenggara. Setiap tahunnya, pameran ini menjadi wadah yang mempertemukan galeri, seniman, kolektor, dan penggemar seni, menciptakan platform yang dinamis untuk pertukaran seni dan dialog budaya.
Editor: Fajar Sidik
Dari sekain ekspresi seni rupa yang ada, satu karya dari seniman Sabina Feroci, menjadi yang cukup mendapat perhatian. Sejumlah pencinta seni yang hilir mudik terlihat menghentikan sejenak langkahnya, dan menikmati ekspresi seni yang menggugah dari seniman asal Florence, Italia tersebut di stand D Gallerie.
Baca juga: Mengungkai Karya Ganjel Tisna Sanjaya, Instalasi Seni Jadi Medium Kritik Sosial di Art Jakarta 2024
Tiga seri karya Sabina dipacak saling berdekatan. Dua karya berdimensi 40cm x 40 cm x 50 cm berjudul Flash dan Capitan Tempesta, sedangkan satu karya lain hadir lebih besar dengan dimensi 70cm x 70 cm x 5 cm bertajuk Bat-man.
Dalam karya mixmedia on wood ini, Sabina memvisualisasikantiga tokoh super hero dalam komik dengan bentuk yang menggugah. Ketiga figur ini berasal dari dunia dan generasi yang berbeda. Namun, ketiganya seolah saling bertaut,
Penataan presentasi yang berdampingan ini menciptakan intensi seolah ada komunikasi melalui bahasa tertentu, baik tubuh maupun jiwa, antar ketiganya maupun mereka dengan pencinta seni.
Karya-karya Sabina memahat emosi yang tidak memiliki ujung dan tepian, tidak agresif, bersedih, menderita, tetapi mereka sadar akan realitas mereka yang lain. Mereka seperti beremansipasi dan bebas dari aturan-aturan sosial, siapa pun figur itu.
Bentuk karya ini juga unik. Sekilas seperti lukisan dua dimensi, tetapi ketika didekati atau dilihat dari samping, barulah muncul intensi lain. Lukisan ini dibuat seolah-olah dengan teknik Al Fresco, yakni melukis di atas plester basah menggunakan cat berbahan dasar air.
Karya Sabina Feroci berjudul Flash (kiri atas), Capitan Tempesto (kiri bawah), dan Bat-man dari D Gallerie ditampilkan saat Art Jakarta 2024 di Jakarta, Jumat (4/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)
Pemilik D Gallerie Esti Nurjadin mengatakan karya Sabina Feroci memang cukup disorot dalam Art Jakarta 2024 ini. Menurutnya, Sabina adalah salah satu seniman yang kini tengah diperhatikan, terutama setelah kemarin terlibat dalam Venice Biennale.
“Lukisan dia menarik ya, ini antara dua dimensi, tapi tiga dimensi juga, enggak flat,” ucapnya.
Esti bercerita karya ini bisa dibawa ke Indonesia, khususnya Art Jakarta 2024, setelah dirinya bertemu dengan Sabina di Art Taipei beberapa waktu lalu. Kala itu, karyanya juga telah dipamerkan sebuah galeri di Taiwan.
Dirinya kemudian mulai menjalin komunikasi dengan Sabina. Tak hanya itu, dirinya pun sempat ke studionya dan melihat proses kreatif dari seniman asal Florence tersebut.
“Menarik melihat dia berproses, lalu saya ajak. Karena agak unik juga ya. Mungkin orang Indonesia masih banyak senang yang semua berwarna. Sementara, dia punya enggak berwarna, kayak muted begitu,” imbuhnya.
Esti mengatakan tahun ini stand D Gallerie tidak hanya memacak lukisan dua dimensi saja. Saat ini, beberapa karya tiga dimensi, seperti patung maupun objek-objek yang wall mounted 3D juga cukup banyak dihadirkan.
“Awereness orang melihat sen kini makin beragam ya. Jadi, tidak selalu dua dimensi saja, tetapi medium-medium lain memang mulai menemukan pasarnya sendiri,” imbuhnya.
Baca juga: Ekspektasi Tinggi Galeri di Art Jakarta 2024, Sejumlah Karya Terjual Habis Sebelum Pembukaan
Selama 3 hari penuh, dari Jumat, (4/10/2024) dan akan berlangsung hingga Minggu (6/10/2024), Art Jakarta 2024 akan menjadi rumah bagi 73 galeri seni terkemuka, dengan perincian 39 galeri di antaranya berasal dari dalam negeri dan 34 galeri dari mancanegara.
Deretan galeri seni yang berpartisipasi di antaranya adalah Art+ Contemporary, Art Agenda, Art:1 New Museum, ArtSerpong Gallery, Mizuma Gallery, Museum of Toys, Nadi Gallery, Sankhara Art, Semarang Gallery, SEWU SATU, ShanghART, Srisasanti Gallery, Zola Zolu Gallery, 2Madison Gallery, 39+ Art Space, 75 Gallery, Gajah Gallery, GALLERY YEH, Galeri Ruang Dini, Galeri Zen1, dan masih banyak lagi.
Bursa seni tahunan ini konsisten memamerkan seni kontemporer dari para seniman berbakat di Asia Tenggara. Setiap tahunnya, pameran ini menjadi wadah yang mempertemukan galeri, seniman, kolektor, dan penggemar seni, menciptakan platform yang dinamis untuk pertukaran seni dan dialog budaya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.