Pengunjung melihat karya seni saat gelaran Art Jakarta 2024 di Jakarta, Jumat (4/10/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman)

Eksplorasi Seni Syaiful Garibaldi dalam Karya Antara Muara di Art Jakarta 2024

05 October 2024   |   16:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Seniman asal Bandung, Syaiful Aulia Garibaldi, kembali memikat para pencinta seni di Art Jakarta 2024 melalui karya terbarunya bertajuk Antara Muara. Instalasi dengan material kayu ini tepat berada di tengah ruang pameran dan menjadi bagian dalam program AJ Spot.

Karya instalasi ini terdiri dari kumpulan potongan kayu bekas dengan bentuk yang acak. Batang-batang kayu kecil tersebut kemudian digabungkan menjadi satu rangkaian dengan bentuk yang menggugah.

Baca juga: Menilik Karya Sabina Feroci yang Memahat Emosi di Art Jakarta 2024

Sekilas, potongan-potongan kayu berwarna cokelat tersebut menyerupai akar mangrove, satu tanaman penting yang berfungsi untuk mengurangi abrasi dan biasanya ditanam di daerah dekat pantai.
 

 Pengunjung melihat karya seni saat gelaran Art Jakarta 2024 di Jakarta, Jumat (4/10/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman)

Pengunjung melihat karya seni saat gelaran Art Jakarta 2024 di Jakarta, Jumat (4/10/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman)


Di instalasi tersebut, Tepu, panggilan karib seniman memberi satu twist menarik dengan menempatkan sebuah kotak yang tampak menyerupai kakus helikopter, di atas potongan kayu tersebut.

Lewat bahasa-bahasa visual ini, Antara Muara seperti ingin membicarakan titik tengah, antara kondisi tertentu yang tengah terjadi, khususnya isu abrasi yang kian kencang belakangan ini, dengan hiruk pikuk manusia. Seperti namanya, muara adalah tempat di mana sungai bertemu dengan laut.

Jika diperhatikan lebih jauh, visual instalasi yang mirip mangrove ini juga punya banyak detail menarik. Potongan-potongan kayu tersebut tampak tak lagi utuh. Di beberapa bagiannya, terdapat bolong-bolong. Akarnya pun tak menancak di tanah atau pasir pantai, tetapi miselium blok.

Meski secara sekilas bentuknya seperti mangrove, tetapi potongan kayu yang disusun ini tetaplah bukan mangrove. Sambungan-sambungannya yang artifisial memberi interpretasi menarik tentang diskusi alam dan buatan manusia.

Tepu mengatakan Antara Muara merupakan karya yang menjadi bagian dari proyek panjang penelitiannya bersama kawan-kawan dari alumni Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.

“Lokasi pengerjaan dan risetnya itu di Muara Gembong, Bekasi Utara. Di sana salah satu wilayah yang cukup terdampak abrasi. Padahal, di perkampungan sana ada banyak nelayan dan petani tambak yang menggantungkan dirinya ke laut,” ucap Tepu kepada Hypeabis.id.

Dalam riset yang dilakukannya sebelum karya ini, Tepu menyebut wilayah tersebut mulai mengalami abrasi yang tajam pada medio 2000-an. Hingga hari ini, situasi yang terjadi makin parah.

Tepu telah bolak-balik ke wilayah itu. Sekitar tiga minggu lalu, dirinya pun sempat tinggal di sana dan membaur dengan warga. Dari hal inilah, seniman asal Bandung ini kemudian mencoba merespons situasi yang terjadi.

Tak hanya melandasi karyanya dengan riset, di dalam prosesnya pun Tepu juga mengajak warga. Di wilayah itu, dirinya menemukan banyak material menarik, paling banyak adalah kayu-kayu bekas.

“Tapi, di sana kayu-kayunya itu kayak sudah berkarang gitu ya, karena sudah lama kena air pantai mungkin. Lama-lama dia berkarang dan kayak kena shipworm,” imbuhnya.

Ketika riset tersebut, Tepu juga belajar banyak hal, salah satunya soal penanaman mangrove, yang menjadi salah satu cara vital memperlambat proses abrasi. Tak lupa, kehidupan manusianya dan bagaimana warga merespons itu juga menjadi satu hal yang makin mempertebal karyanya.

Tepu mengatakan bermain-main dengan material kayu menjadi satu hal baru di dalam karyanya. Sebelumnya, dia belum pernah mengeksplorasi material ini. Menurutnya, kayu jadi satu material yang cukup menarik.

Dirinya bercerita proses berkarya dimulai dengan membuat desain terlebih dahulu. Tim dan warga kemudian mulai berburu kayu-kayu yang kiranya bisa dieksplorasi ke dalam bentuk yang telah dibayangkan sebelumnya.

Tak langsung menemukan bentuk, karya ini mengalami beberapa perubahan. Di lokasi, kumpulan kayu yang terkumpul sempat dirangkai, kemudian dipisahkan lagi. Potongan-potongan kayunya kemudian di pindah ke lokasi workshop dengan kebutuhan perlatan yang lebih memadai, di Babelan, Bekasi.
 

 Pengunjung melihat karya seni saat gelaran Art Jakarta 2024 di Jakarta, Jumat (4/10/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman)

Pengunjung melihat karya seni saat gelaran Art Jakarta 2024 di Jakarta, Jumat (4/10/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman)


Di tempat inilah, detail-detail mulai karya mulai disusun sedemikian rupa. Kayu-kayu mulai disambung dan dirangkai satu sama lain, termasuk memuat kakus helikopternya. Setelah itu, dipecah lagi dalam tiga modul besar dan kembali dirangkai di lokasi pameran Art Jakarta agar lebih aman.

Tepu mengatakan Antara Muara ini bukanlah karya terakhirnya di wilayah risetnya di Muara Gembong. Proses riset hingga kini masih terus berlanjut. Dia pun menimbang keputusan karya ini akan menjadi berseri dan sangat mungkin hadir dalam bentuk-bentuk baru ke depannya. 

Baca juga: Mengungkai Karya Ganjel Tisna Sanjaya, Instalasi Seni Jadi Medium Kritik Sosial di Art Jakarta 2024

Art Jakarta telah berlangsung sejak Jumat, (4/10/2024) dan akan berakhir pada Minggu (6/10/2024). Bertempat di JIEXPO Kemayoran, Art Jakarta 2024 akan menjadi rumah bagi 73 galeri seni terkemuka, dengan perincian 39 galeri di antaranya berasal dari dalam negeri dan 34 galeri dari mancanegara.

Deretan galeri seni yang berpartisipasi di antaranya adalah Art+ Contemporary, Art Agenda, Art:1 New Museum, ArtSerpong Gallery, Mizuma Gallery, Museum of Toys, Nadi Gallery, Sankhara Art, Semarang Gallery, SEWU SATU, ShanghART, Srisasanti Gallery, Zola Zolu Gallery, 2Madison Gallery, 39+ Art Space, 75 Gallery, Gajah Gallery, GALLERY YEH, Galeri Ruang Dini, Galeri Zen1, dan masih banyak lagi.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Film Madani Makin Sering Dieksplorasi dalam Bentuk yang Asyik oleh Sineas Lokal

BERIKUTNYA

Menilik Karya Sabina Feroci yang Memahat Emosi di Art Jakarta 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: