Garam Himalaya Tak Selalu Aman bagi Penderita Hipertensi, Begini Kata Dokter
04 October 2024 |
18:00 WIB
Apakah Genhype pernah menggunakan garam himalaya? Garam ini memang tengah menjadi tren beberapa tahun terakhir sebagai alternatif pengganti garam konvensional. Sebab, garam ini disebut bebas zat kimia buatan dan kaya akan mineral yang bermanfaat untuk kesehatan, juga kecantikan.
Garam himalaya sering menjadi pilihan bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi, karena kandungan natrium dan sodium yang lebih rendah dibandingkan garam dapur. Namun, dr. Fridolin Seto Pandu, Head of Department Underwriting Sequis, mengingatkan agar penderita hipertensi tetap membatasi konsumsi garam secara keseluruhan, termasuk garam himalaya.
Mengapa penderita hipertensi disarankan mengurangi konsumsi garam? Hal ini disebabkan karena kadar garam yang tinggi dapat meningkatkan jumlah natrium dalam sel, yang pada akhirnya mengganggu keseimbangan cairan tubuh.
“Meskipun garam himalaya mengandung banyak manfaat, kandungan natriumnya tetap dapat memicu peningkatan tekanan darah. Anda boleh saja menggunakan garam himalaya untuk masakan, tetapi bukan berarti garam ini lebih baik, sehingga penderita hipertensi dapat mengonsumsinya secara berlebihan,” ujar dr. Fridolin.
Baca juga: Biar Sehat, Ini Tip Mengurangi Asupan Lemak, Gula, dan Garam Saat Memasak
Menurutnya, tubuh yang mengandung kadar garam berlebih akan menyebabkan natrium masuk ke dalam sel. Jika natrium menarik cairan berlebih ke dalam sel, jantung harus memompa darah lebih kuat, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Dia juga menekankan, pasien dengan tekanan darah tinggi perlu memperhatikan kesehatan ginjal, karena ginjal dan sistem peredaran darah saling berhubungan dan bergantung satu sama lain. Sistem peredaran darah mencakup jantung dan pembuluh darah, sementara ginjal berfungsi menyaring limbah dan cairan dari darah.
Jika tubuh mengandung terlalu banyak garam, ginjal harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan garam melalui urin. Jika ginjal tidak mampu menyeimbangkan kadar garam dalam tubuh, kelebihan garam akan beredar dalam darah, menarik cairan, dan meningkatkan volume darah.
"Hal ini juga akan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah dan mengganggu kerja jantung," katanya.
Oleh karena itu, Fridolin mengingatkan masyarakat akan bahaya hipertensi, yang dapat mengancam nyawa. WHO menyebutkan bahwa hipertensi adalah penyebab utama kematian dini di seluruh dunia.
Sekitar 46 persen orang dewasa diperkirakan mengidap hipertensi tanpa menyadarinya, karena seringkali penyakit ini tidak menunjukkan gejala. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah melalui pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
“Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka 140/90 mmHg atau lebih tinggi, berarti tekanan darah Anda terlalu tinggi dan Anda perlu waspada terhadap risiko hipertensi,” ungkapnya.
Pasien hipertensi dapat mengontrol tekanan darah dengan mengurangi konsumsi garam, rutin memeriksakan diri ke dokter, serta meminum obat sesuai resep. Langkah-langkah ini dapat membantu mencegah komplikasi seperti serangan jantung, strok, kerusakan ginjal, serta masalah kesehatan lainnya.
WHO juga mendukung upaya negara-negara untuk mengurangi hipertensi sebagai masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara berpendapatan rendah dan menengah, yang merasakan dampaknya secara tidak proporsional. Masyarakat dapat mendukung upaya ini dengan menerapkan gaya hidup sehat dan memiliki asuransi.
Mengadopsi gaya hidup sehat adalah cara efektif untuk mencegah hipertensi. Bahkan, penderita hipertensi dianjurkan untuk mengubah pola hidup mereka, seperti mengurangi makanan yang tinggi garam, termasuk makanan cepat saji dan produk olahan, meskipun menggunakan garam himalaya. Pasalnya, kadar garam yang tinggi dapat mengganggu efektivitas obat-obatan.
Selain itu, memiliki asuransi kesehatan juga merupakan bentuk dukungan dalam menangani hipertensi. Dengan asuransi, pengobatan hipertensi dapat tertangani dengan baik, sekaligus melindungi keuangan keluarga dari biaya perawatan medis yang mahal.
Baca juga: Mengenal Diet Garam yang Cocok Buat Pengidap Hipertensi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Garam himalaya sering menjadi pilihan bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi, karena kandungan natrium dan sodium yang lebih rendah dibandingkan garam dapur. Namun, dr. Fridolin Seto Pandu, Head of Department Underwriting Sequis, mengingatkan agar penderita hipertensi tetap membatasi konsumsi garam secara keseluruhan, termasuk garam himalaya.
Mengapa penderita hipertensi disarankan mengurangi konsumsi garam? Hal ini disebabkan karena kadar garam yang tinggi dapat meningkatkan jumlah natrium dalam sel, yang pada akhirnya mengganggu keseimbangan cairan tubuh.
“Meskipun garam himalaya mengandung banyak manfaat, kandungan natriumnya tetap dapat memicu peningkatan tekanan darah. Anda boleh saja menggunakan garam himalaya untuk masakan, tetapi bukan berarti garam ini lebih baik, sehingga penderita hipertensi dapat mengonsumsinya secara berlebihan,” ujar dr. Fridolin.
Baca juga: Biar Sehat, Ini Tip Mengurangi Asupan Lemak, Gula, dan Garam Saat Memasak
Menurutnya, tubuh yang mengandung kadar garam berlebih akan menyebabkan natrium masuk ke dalam sel. Jika natrium menarik cairan berlebih ke dalam sel, jantung harus memompa darah lebih kuat, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Dia juga menekankan, pasien dengan tekanan darah tinggi perlu memperhatikan kesehatan ginjal, karena ginjal dan sistem peredaran darah saling berhubungan dan bergantung satu sama lain. Sistem peredaran darah mencakup jantung dan pembuluh darah, sementara ginjal berfungsi menyaring limbah dan cairan dari darah.
Jika tubuh mengandung terlalu banyak garam, ginjal harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan garam melalui urin. Jika ginjal tidak mampu menyeimbangkan kadar garam dalam tubuh, kelebihan garam akan beredar dalam darah, menarik cairan, dan meningkatkan volume darah.
"Hal ini juga akan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah dan mengganggu kerja jantung," katanya.
Oleh karena itu, Fridolin mengingatkan masyarakat akan bahaya hipertensi, yang dapat mengancam nyawa. WHO menyebutkan bahwa hipertensi adalah penyebab utama kematian dini di seluruh dunia.
Sekitar 46 persen orang dewasa diperkirakan mengidap hipertensi tanpa menyadarinya, karena seringkali penyakit ini tidak menunjukkan gejala. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah melalui pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
“Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka 140/90 mmHg atau lebih tinggi, berarti tekanan darah Anda terlalu tinggi dan Anda perlu waspada terhadap risiko hipertensi,” ungkapnya.
Pasien hipertensi dapat mengontrol tekanan darah dengan mengurangi konsumsi garam, rutin memeriksakan diri ke dokter, serta meminum obat sesuai resep. Langkah-langkah ini dapat membantu mencegah komplikasi seperti serangan jantung, strok, kerusakan ginjal, serta masalah kesehatan lainnya.
WHO juga mendukung upaya negara-negara untuk mengurangi hipertensi sebagai masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara berpendapatan rendah dan menengah, yang merasakan dampaknya secara tidak proporsional. Masyarakat dapat mendukung upaya ini dengan menerapkan gaya hidup sehat dan memiliki asuransi.
Mengadopsi gaya hidup sehat adalah cara efektif untuk mencegah hipertensi. Bahkan, penderita hipertensi dianjurkan untuk mengubah pola hidup mereka, seperti mengurangi makanan yang tinggi garam, termasuk makanan cepat saji dan produk olahan, meskipun menggunakan garam himalaya. Pasalnya, kadar garam yang tinggi dapat mengganggu efektivitas obat-obatan.
Selain itu, memiliki asuransi kesehatan juga merupakan bentuk dukungan dalam menangani hipertensi. Dengan asuransi, pengobatan hipertensi dapat tertangani dengan baik, sekaligus melindungi keuangan keluarga dari biaya perawatan medis yang mahal.
Baca juga: Mengenal Diet Garam yang Cocok Buat Pengidap Hipertensi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.