Studi: Kecanduan Game Online Dapat Mengubah Jaringan Otak, Ganggu Kontrol Kognitif dan Emosi
01 October 2024 |
07:14 WIB
Kecanduan game online yang meningkat seiring dengan penggunaan internet kini diakui sebagai masalah kesehatan global. Penelitian dari ilmuwan China dan Jerman menunjukkan bahwa kecanduan ini dapat mengubah koneksi otak, mengganggu kontrol kognitif dan emosi.
Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Psychiatry Research: Neuroimaging. Dalam studi tersebut, para peneliti melakukan pemindaian otak menggunakan fMRI pada 72 orang yang terdiri dari 37 orang dewasa yang mengalami kecanduan game online dan 35 orang dewasa sehat.
Baca juga: Penelitian Terbaru: Main Video Game Berisiko Gangguan Pendengaran Permanen
Para ilmuwan menggunakan metode teori graf untuk menganalisis jaringan otak mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa kecanduan game online menyebabkan berkurangnya koneksi di beberapa wilayah otak penting, terutama yang terkait dengan kontrol kognitif dan pengolahan emosi.
Wilayah otak seperti korteks prefrontal dan korteks cingulate mengalami penurunan konektivitas. Perlu diketahui, korteks prefrontal merupakan suatu bagian di otak yang tugasnya mengatur kemampuan merencanakan sesuatu, memecahkan masalah, mengontrol diri, dan membuat keputusan.
Hal ini mengindikasikan bahwa orang yang kecanduan game online mungkin kesulitan mengendalikan impuls mereka, termasuk keinginan untuk terus bermain meskipun ada konsekuensi negatif.
Pola jaringan otak pada kelompok kecanduan ini serupa dengan yang ditemukan pada individu dengan kecanduan narkoba, menunjukkan bahwa kedua jenis kecanduan memiliki efek serupa pada otak.
Studi ini juga menemukan bahwa partisipan yang kecanduan memiliki koneksi yang lebih sedikit di wilayah otak yang berkaitan dengan emosi, seperti amigdala dan gyrus lingual. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang perubahan amigdala pada pecandu narkoba, yang mengarah pada masalah emosi seperti kecemasan dan depresi.
Di sisi lain, kecanduan game online justru memperkuat jaringan otak yang berkaitan dengan pemrosesan sensorik dan motorik. Wilayah otak yang berhubungan dengan pendengaran, penglihatan, sensorimotor, dan pemrosesan visuospasial menunjukkan peningkatan koordinasi, yang mungkin berkaitan dengan tingginya aktivitas sensorik dan motorik selama bermain game.
Penelitian ini menekankan bahwa kecanduan game online bukan sekadar masalah perilaku, tetapi juga berdampak pada struktur dan fungsi otak.
Kecanduan ini dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam mengontrol perilaku dan emosi mereka, namun meningkatkan fungsi sensorik dan motorik yang berhubungan dengan pengalaman bermain game.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Psychiatry Research: Neuroimaging. Dalam studi tersebut, para peneliti melakukan pemindaian otak menggunakan fMRI pada 72 orang yang terdiri dari 37 orang dewasa yang mengalami kecanduan game online dan 35 orang dewasa sehat.
Baca juga: Penelitian Terbaru: Main Video Game Berisiko Gangguan Pendengaran Permanen
Para ilmuwan menggunakan metode teori graf untuk menganalisis jaringan otak mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa kecanduan game online menyebabkan berkurangnya koneksi di beberapa wilayah otak penting, terutama yang terkait dengan kontrol kognitif dan pengolahan emosi.
Wilayah otak seperti korteks prefrontal dan korteks cingulate mengalami penurunan konektivitas. Perlu diketahui, korteks prefrontal merupakan suatu bagian di otak yang tugasnya mengatur kemampuan merencanakan sesuatu, memecahkan masalah, mengontrol diri, dan membuat keputusan.
Hal ini mengindikasikan bahwa orang yang kecanduan game online mungkin kesulitan mengendalikan impuls mereka, termasuk keinginan untuk terus bermain meskipun ada konsekuensi negatif.
Pola jaringan otak pada kelompok kecanduan ini serupa dengan yang ditemukan pada individu dengan kecanduan narkoba, menunjukkan bahwa kedua jenis kecanduan memiliki efek serupa pada otak.
Studi ini juga menemukan bahwa partisipan yang kecanduan memiliki koneksi yang lebih sedikit di wilayah otak yang berkaitan dengan emosi, seperti amigdala dan gyrus lingual. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang perubahan amigdala pada pecandu narkoba, yang mengarah pada masalah emosi seperti kecemasan dan depresi.
Di sisi lain, kecanduan game online justru memperkuat jaringan otak yang berkaitan dengan pemrosesan sensorik dan motorik. Wilayah otak yang berhubungan dengan pendengaran, penglihatan, sensorimotor, dan pemrosesan visuospasial menunjukkan peningkatan koordinasi, yang mungkin berkaitan dengan tingginya aktivitas sensorik dan motorik selama bermain game.
Penelitian ini menekankan bahwa kecanduan game online bukan sekadar masalah perilaku, tetapi juga berdampak pada struktur dan fungsi otak.
Kecanduan ini dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam mengontrol perilaku dan emosi mereka, namun meningkatkan fungsi sensorik dan motorik yang berhubungan dengan pengalaman bermain game.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.