Daftar Pemenang Jakarta World Cinema 2024, dari The Substance hingga Girls Will be Girls
29 September 2024 |
14:30 WIB
Jakarta World Cinema 2024 baru saja rampung digelar di CGV Grand Indonesia, Jakarta. Setelah 8 hari penuh gemerlap, dari 21 September hingga 28 September 2024, salah satu festival bergengsi di Indonesia ini akhirnya mengumumkan daftar pemenang film terbaiknya.
Sepanjang JWC 2024, festival yang kini memasuki edisi ketiga tersebut telah menayangkan 120 film dari 61 negara dengan lebih dari 10 program berbeda. Dari jumlah tersebut, 13 film di antaranya masuk ke dalam program kompetisi.
Setelah dua tahun pertama JWC hadir sebagai festival film nonkompetisi, tahun ini JWC memperkenalkan First Feature Competition yang memiliki dua kategori, yakni Best Director dan Best Film.
Baca juga: Film Skenario Terbaik Cannes The Substance Diputar di Jakarta World Cinema 2024
Nantinya, ke-13 film tersebut akan kembali dikurasi dengan ketat oleh tiga juri yang ditunjuk dalam kompetisi ini, mereka adalah Lola Amaria, Yosep Anggi Noen, dan Makbul Mubarak.
Tak hanya oleh juri, penonton festival juga dapat ikut berpartisipasi menjadi juri dengan memberikan voting terhadap film yang disukainya. Pemenang film versi penonton akan diganjar dengan penghargaan Audience Award.
Pemenang penghargaan kategori Audience Award Jakarta World Cinema 2024 adalah The Substance. Audience Award merupakan film pilihan favorit penonton sepanjang gelaran festival. Para penonton JWC 2024 melakukan voting pada film-film yang disukainya, hasil pemungutan suara terbanyak itulah yang kemudian memenangkan penghargaan ini.
The Substance, karya terbaru sutradara Coralie Fargeat merupakan film pembuka JWC 2024. Film ini sebelumnya masuk ke dalam dua nominasi bergengsi, yakni Palme d’Or dan Penulis Skenario Terbaik Cannes Film Festival 2024. Film ini kemudian berhasil memenangkan piala Penulis Skenario Terbaik di festival tertua di dunia tersebut.
Film ini bercerita tentang kisah seorang aktris Hollywood pembawa acara latihan aerobik yang menua dan mulai tergantikan. Dia kemudian membeli sebuah obat di pasar gelap yang membuatnya bisa lebih muda. Namun, ada konsekuensi besar yang harus dihadapinya.
Pemenang penghargaan First Feature Competition kategori Best Director JWC 2024 jatuh kepada sutradara Jianjie Lin. Dalam JWC 2024, Jianjie Lin membawa satu film terbarunya bertajuk Brief History of A Family.
Film ini mencoba menggambarkan sebuah keluarga China kelas menengah pasca kebijakan satu anak diterapkan. Mereka menerima teman baru anak mereka yang misterius. Ketegangan kemudian muncul dan membuka rahasia yang ada.
Dalam Jury Statement yang dibacakan oleh Makmul Mubarak, film Brief History of A Family mampu membangun bahasa visual yang kuat dengan cara menempatkan karakter-karakternya seolah mereka adalah spesimen biologis yang diamati lewat kaca mikroskop. Hal ini memungkinkan penonton mengalami gestur-gestur mikroskoptik yang bisa jadi akan terlewat begitu saja jika tidak ditempatkan pada framing yang sedemikian rupa.
Meski mengambil pendekatan yang begitu renik, sutradara tetap mampu menjaga kesadaran pentonon sepanjang film bahwa ini adalah karya yang mengandung kritik yang sangat besar.
Pemenang First Feature Competition kategori Best Film adalah Girls Will Be Girls karya sutradara Shuchi Talati. Dibintangi oleh Preeti Panigrahi, Kani Kusruti, dan Kesav Binoy Kiron, ini adalah film feature pertama Talati yang cukup menggugah. Girls Will Be Girls merupakan Film produksi Indonesia-Prancis.
Film ini bercerita tentang Mira, seorang remaja berusia 16 tahun yang menemukan romansa dan hasrat di sebuah sekolah asrama ketat di Himalaya. Namun, kebangkitan seksualnya diganggu oleh ibunya yang tidak pernah dewasa. Lebih dari sekadar kisah romantis antara dua remaja, film ini juga tentang kekuatan gender.
Sementara itu, dalam Jury Statement yang dibacakan oleh Lola Amaria, film ini dianggap berhasil meramu pendekatan genre yang sudah begitu familiar dan sebenarnya sudah sangat rentan untuk terkesan usang. Namun, film ini mampu dibawa ke sebuah level lain yang begitu segar, tidak terduga, tetapi tidak kehilangan kesederhanaannya.
Hubungan-hubungan antartokoh begitu misterius sekaligus menyentuh. Sulit menunjuk satu elemen yang paling menonjol, karena semua menyatu dengan organik dan tanpa sadar penonton akan terhanyut jauh.
Baca juga: Madani International Film Festival 2024, Mengangkat Marwah dan Sorotan untuk Sinema Sudan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sepanjang JWC 2024, festival yang kini memasuki edisi ketiga tersebut telah menayangkan 120 film dari 61 negara dengan lebih dari 10 program berbeda. Dari jumlah tersebut, 13 film di antaranya masuk ke dalam program kompetisi.
Setelah dua tahun pertama JWC hadir sebagai festival film nonkompetisi, tahun ini JWC memperkenalkan First Feature Competition yang memiliki dua kategori, yakni Best Director dan Best Film.
Baca juga: Film Skenario Terbaik Cannes The Substance Diputar di Jakarta World Cinema 2024
Nantinya, ke-13 film tersebut akan kembali dikurasi dengan ketat oleh tiga juri yang ditunjuk dalam kompetisi ini, mereka adalah Lola Amaria, Yosep Anggi Noen, dan Makbul Mubarak.
Tak hanya oleh juri, penonton festival juga dapat ikut berpartisipasi menjadi juri dengan memberikan voting terhadap film yang disukainya. Pemenang film versi penonton akan diganjar dengan penghargaan Audience Award.
1. Audience Award
Pemenang penghargaan kategori Audience Award Jakarta World Cinema 2024 adalah The Substance. Audience Award merupakan film pilihan favorit penonton sepanjang gelaran festival. Para penonton JWC 2024 melakukan voting pada film-film yang disukainya, hasil pemungutan suara terbanyak itulah yang kemudian memenangkan penghargaan ini.
The Substance, karya terbaru sutradara Coralie Fargeat merupakan film pembuka JWC 2024. Film ini sebelumnya masuk ke dalam dua nominasi bergengsi, yakni Palme d’Or dan Penulis Skenario Terbaik Cannes Film Festival 2024. Film ini kemudian berhasil memenangkan piala Penulis Skenario Terbaik di festival tertua di dunia tersebut.
Film ini bercerita tentang kisah seorang aktris Hollywood pembawa acara latihan aerobik yang menua dan mulai tergantikan. Dia kemudian membeli sebuah obat di pasar gelap yang membuatnya bisa lebih muda. Namun, ada konsekuensi besar yang harus dihadapinya.
2. First Feature Competition Winner - Best Director
Pemenang penghargaan First Feature Competition kategori Best Director JWC 2024 jatuh kepada sutradara Jianjie Lin. Dalam JWC 2024, Jianjie Lin membawa satu film terbarunya bertajuk Brief History of A Family.
Film ini mencoba menggambarkan sebuah keluarga China kelas menengah pasca kebijakan satu anak diterapkan. Mereka menerima teman baru anak mereka yang misterius. Ketegangan kemudian muncul dan membuka rahasia yang ada.
Dalam Jury Statement yang dibacakan oleh Makmul Mubarak, film Brief History of A Family mampu membangun bahasa visual yang kuat dengan cara menempatkan karakter-karakternya seolah mereka adalah spesimen biologis yang diamati lewat kaca mikroskop. Hal ini memungkinkan penonton mengalami gestur-gestur mikroskoptik yang bisa jadi akan terlewat begitu saja jika tidak ditempatkan pada framing yang sedemikian rupa.
Meski mengambil pendekatan yang begitu renik, sutradara tetap mampu menjaga kesadaran pentonon sepanjang film bahwa ini adalah karya yang mengandung kritik yang sangat besar.
3. First Feature Competition Winner: Best Film
Pemenang First Feature Competition kategori Best Film adalah Girls Will Be Girls karya sutradara Shuchi Talati. Dibintangi oleh Preeti Panigrahi, Kani Kusruti, dan Kesav Binoy Kiron, ini adalah film feature pertama Talati yang cukup menggugah. Girls Will Be Girls merupakan Film produksi Indonesia-Prancis.
Film ini bercerita tentang Mira, seorang remaja berusia 16 tahun yang menemukan romansa dan hasrat di sebuah sekolah asrama ketat di Himalaya. Namun, kebangkitan seksualnya diganggu oleh ibunya yang tidak pernah dewasa. Lebih dari sekadar kisah romantis antara dua remaja, film ini juga tentang kekuatan gender.
Sementara itu, dalam Jury Statement yang dibacakan oleh Lola Amaria, film ini dianggap berhasil meramu pendekatan genre yang sudah begitu familiar dan sebenarnya sudah sangat rentan untuk terkesan usang. Namun, film ini mampu dibawa ke sebuah level lain yang begitu segar, tidak terduga, tetapi tidak kehilangan kesederhanaannya.
Hubungan-hubungan antartokoh begitu misterius sekaligus menyentuh. Sulit menunjuk satu elemen yang paling menonjol, karena semua menyatu dengan organik dan tanpa sadar penonton akan terhanyut jauh.
Baca juga: Madani International Film Festival 2024, Mengangkat Marwah dan Sorotan untuk Sinema Sudan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.