Seminar Food Ingredients Asia Indonesia 2024, Memperkuat Daya Saing Produk Halal Indonesia
28 September 2024 |
18:00 WIB
Populasi muslim dunia diproyeksikan kian besar. Berdasarkan data Pew Research Center's Forum on Religion and Public Life, populasi penduduk muslim di dunia diperkirakan akan mencapai 2,2 milyar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia pada 2030. Indonesia menjadi salah satu pasar muslim terbesar di Asia hingga dunia.
Seiring dengan proyeksi bahwa seperempat populasi muslim akan mengisi dunia pada 2030, permintaan terhadap produk halal khususnya dalam makanan dan minuman juga dipastikan akan meningkat. Sebagaimana diketahui, Indonesia masuk dalam pasar muslim terbesar di Asia bahkan dunia.
Baca juga: Halal Indo Expo Perdana Digelar 26-29 September 2024, Cek Rangkaian Acaranya
Untuk menyambut populasi yang besar ini, pemerintah Indonesia telah mengatur jaminan produk halal yang mengharuskan semua produk yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia untuk memiliki sertifikasi halal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014.
Seminar dan konferensi mengenai kebijakan sertifikasi halal pun mulai banyak diselenggarakan. Salah satunya di Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024, sebuah acara yang berfungsi sebagai platform penting bagi profesional dan pelaku bisnis untuk menjalin koneksi, mengeksplorasi peluang kerjasama, dan mengungkap inovasi terbaru dalam industri bahan makanan.
Berlangsung di Jakarta Internasional Expo Kemayoran pada 4-6 September 2024, acara ini mencatat rekor dengan lebih dari 22.000 pengunjung yang datang dari berbagai sektor industri makanan dan minuman.
Dengan lebih dari 700 perusahaan peserta dari 38 negara, Fi Asia Indonesia 2024 juga menyambut pasar muslim Indonesia lewat konferensi kebijakan sertifikasi halal yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan LPPOM MUI.
Dalam agenda tersebut, Fi Asia Indonesia 2024 menyajikan program edukasi dan sosialisasi tentang sertifikasi halal yang bertujuan memberikan kenyamanan dan kepastian bagi konsumen dalam mengonsumsi produk.
Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi BPJPH Mamat Salamet Burhanudin mengatakan, seminar sertifikasi ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing produk-produk halal Indonesia baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.
Tahap pertama dari program wajib sertifikasi halal akan berakhir pada 17 Oktober 2024. Oleh karena itu, pemerintah gencar melakukan sosialisasi agar pelaku usaha dapat mempersiapkan diri. Kehadiran BPJPH dalam pameran Fi Asia 2024 merupakan bagian dari program edukasi tentang pentingnya produk halal khususnya yang berkaitan tentang bahan baku pangan.
Berdasarkan data dari BPS, jumlah pelaku usaha di bidang makanan dan minuman ada sekitar 8 juta dan saat ini kami sudah melayani 2 juta pelaku usaha dengan total jumlah produk yang tersertifikasi sebanyak 5 juta.
"Kami akan dorong terus agar para pelaku usaha makanan dan minuman mendaftarkan produk-produknya karena untuk mendapatkan sertifikasi halal itu mudah, murah, cepat, dan terukur," jelas Mamat.
LPPOM MUI juga turut membuka Halal Coaching Center selama pameran. Hal ini bertujuan memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk berkonsultasi tentang proses pendaftaran sertifikasi halal. Keberadaan pusat informasi mengenai sertifikasi halal ini juga menjadi peluang bagi pelaku industri makanan dan minuman untuk memperoleh bimbingan serta informasi mengenai mekanisme sertifikasi halal.
Baca juga: Riset: 93 Persen Masyarakat Indonesia Pertimbangkan Logo Halal sebelum Beli Produk
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Seiring dengan proyeksi bahwa seperempat populasi muslim akan mengisi dunia pada 2030, permintaan terhadap produk halal khususnya dalam makanan dan minuman juga dipastikan akan meningkat. Sebagaimana diketahui, Indonesia masuk dalam pasar muslim terbesar di Asia bahkan dunia.
Baca juga: Halal Indo Expo Perdana Digelar 26-29 September 2024, Cek Rangkaian Acaranya
Untuk menyambut populasi yang besar ini, pemerintah Indonesia telah mengatur jaminan produk halal yang mengharuskan semua produk yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia untuk memiliki sertifikasi halal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014.
Seminar dan konferensi mengenai kebijakan sertifikasi halal pun mulai banyak diselenggarakan. Salah satunya di Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024, sebuah acara yang berfungsi sebagai platform penting bagi profesional dan pelaku bisnis untuk menjalin koneksi, mengeksplorasi peluang kerjasama, dan mengungkap inovasi terbaru dalam industri bahan makanan.
Berlangsung di Jakarta Internasional Expo Kemayoran pada 4-6 September 2024, acara ini mencatat rekor dengan lebih dari 22.000 pengunjung yang datang dari berbagai sektor industri makanan dan minuman.
Dengan lebih dari 700 perusahaan peserta dari 38 negara, Fi Asia Indonesia 2024 juga menyambut pasar muslim Indonesia lewat konferensi kebijakan sertifikasi halal yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan LPPOM MUI.
Dalam agenda tersebut, Fi Asia Indonesia 2024 menyajikan program edukasi dan sosialisasi tentang sertifikasi halal yang bertujuan memberikan kenyamanan dan kepastian bagi konsumen dalam mengonsumsi produk.
Seminar Food Ingredients Asia Indonesia 2024 (Sumber gambar: Dok. Food Ingredients Asia Indonesia 2024)
Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi BPJPH Mamat Salamet Burhanudin mengatakan, seminar sertifikasi ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing produk-produk halal Indonesia baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.
Tahap pertama dari program wajib sertifikasi halal akan berakhir pada 17 Oktober 2024. Oleh karena itu, pemerintah gencar melakukan sosialisasi agar pelaku usaha dapat mempersiapkan diri. Kehadiran BPJPH dalam pameran Fi Asia 2024 merupakan bagian dari program edukasi tentang pentingnya produk halal khususnya yang berkaitan tentang bahan baku pangan.
Berdasarkan data dari BPS, jumlah pelaku usaha di bidang makanan dan minuman ada sekitar 8 juta dan saat ini kami sudah melayani 2 juta pelaku usaha dengan total jumlah produk yang tersertifikasi sebanyak 5 juta.
"Kami akan dorong terus agar para pelaku usaha makanan dan minuman mendaftarkan produk-produknya karena untuk mendapatkan sertifikasi halal itu mudah, murah, cepat, dan terukur," jelas Mamat.
LPPOM MUI juga turut membuka Halal Coaching Center selama pameran. Hal ini bertujuan memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk berkonsultasi tentang proses pendaftaran sertifikasi halal. Keberadaan pusat informasi mengenai sertifikasi halal ini juga menjadi peluang bagi pelaku industri makanan dan minuman untuk memperoleh bimbingan serta informasi mengenai mekanisme sertifikasi halal.
Baca juga: Riset: 93 Persen Masyarakat Indonesia Pertimbangkan Logo Halal sebelum Beli Produk
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.