Laksamana Muda TNI Purn Rosihan Arsyad. (Sumber Foto: JIBI/Hypeabis.id/Abdurrachman)

Simak Profil Laksamana Muda TNI Purn Rosihan Arsyad dan Karyanya

28 September 2024   |   17:39 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Laksamana Muda TNI Purn Rosihan Arsyad, tokoh militer yang berpengaruh di Indonesia, meluncurkan buku terbarunya yang berjudul Indonesia’s Maritime Interest, Cooperation and Capacity Building pada Sabtu (28/9/2024) di Auditorium Perpustakaan Nasional.

Buku yang diterbitkan oleh Lembaga Pembangunan Masyarakat Indonesia (LPMI) ini menyajikan analisis komprehensif mengenai peran strategis perairan Indonesia dalam mengendalikan jalur komunikasi laut yang krusial bagi kelancaran ekonomi baik regional maupun internasional.

Baca juga: Sorotan Rosihan Arsyad dalam Buku Terbaru Tentang Kepentingan Maritim Indonesia

"Buku ini adalah kumpulan tulisan saya dari beberapa seminar. Saya bersyukur atas kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan belajar dari para ahli di bidang maritim," ungkap Rosihan.

Dengan latar belakang sebagai Perwira Angkatan Laut RI, Rosihan mengungkapkan bahwa ketertarikannya dalam dunia maritim didorong oleh keyakinan bahwa kemakmuran Indonesia bergantung pada pengelolaan lautan yang bertanggung jawab.

Ia menekankan pentingnya hal ini bagi keamanan, kesejahteraan bangsa, dan perekonomian negara, menjadikan bukunya sebagai kontribusi signifikan untuk masa depan maritim Indonesia.

 

Profil Rosihan Arsyad

Rosihan Arsyad merupakan salah satu tokoh militer Indonesia. Pria kelahiran Bengkulu 29 Juli 1949 tersebut, pernah menjabat sebagai Kepala Staf Armada Barat Angkatan Laut RI sebelum menjadi Gubernur Sumatera Selatan (periode 1998-2003). 

Setelah menamatkan SD, SMP dan SMA di sekolah Yayasan Xaverius Palembang, dia melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata RI/Akademi Angkatan Laut dan diwisuda sebagai letnan muda pada 1971.

Rosihan juga merupakan perwira korps pelaut sekaligus penerbang. Dia mengikuti latihan terbang di US Naval Air Training Command di Pensacola, Florida dan lulus dengan pujian pada 1974. Sebagai penerbang di Satuan Udara Armada, dia menghabiskan lebih 6000 jam terbang dengan Nomad N-22, CASA C-212 dan
Dakota C-47.

Selanjutnya dia menjadi komandan skuadron yaitu Komandan Skuadron 200 (Latih) dan Skuadron 800 (Patroli Maritim). Sekolah staf dan komandonya pun TNI AU (SESKOAU).

Sebagai pelaut, Rosihan menjadi perwira pelaksana KRI Teluk Banten, kemudian komandan KRI Teluk Semangka. Kariernya terus meningkat, baik di staf maupun komando, berturut-turut sebagai Perwira Pembantu Utama Pengkajian Strategis, Komandan Satuan Udara Armada, Kepala Sub Direktorat Latihan, Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat (Armabar) dan terakhir sebagai Kepala Staf Armada Barat. 

Pada kedudukannya di Armabarm dia memimpin operasi search and rescue kecelakaan pesawat Silk Air yang jatuh di Sungai Musi Desember 1997 yang menewaskan 97 penumpang dan 7 awak.

Pada 1998, Rosihan pensiun dari kemiliteran di usianya 49 tahun, lalu menjadi Gubernur Sumatera Selatan. Selanjutnya dia aktif membina olahraga sebagai Wakil Ketua Umum KONI dan Sekretaris Jenderal KONI (2007-2011). Dia juga pernah menjadi Chef de Mission Kontingen Indonesia ke Olimpiade Beijing 2008.

Rosihan pernah berkarier di bidang jurnalistik, sebagai Presiden Direktur sekaligus Pemimpin Umum harian Sinar Harapan. Serta menjadi Presiden Direktur PT Bukit Baiduri Energi, Mahakam Coal Mining. Pernah menjadi Presiden Komisaris PT Softex Indonesia dan kini di PT Polychem Indonesia.

Tak sampai di sana, dia juga pernah memimpin Yayasan United in Diversity yang bergerak di bidang pendidikan serta anggota Advisory Board Conservation International Indonesia yang bergerak di pelestarian lingkungan.

Purnawirawan TNI-AL yang pernah menjadi Direktur Eksekutif Institute for Maritime Studies itu, beberapa kali tampil pada seminar dan dialog internasional, antara lain di Jepang dan Amerika Serikat mengenai keamanan maritim, energi, maritime capacity building. Selain itu, di Jakarta dan Kuala Lumpur tentang sengketa di Laut Cina Selatan.

Adapun kegemarannya dalam menulis sudah dimulainya sejak masih perwira muda dengan menyusun buku-buku petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk kepentingan TNI AL, bahkan menyusun buku Etiket dan Kehidupan Perwira TNI Angkatan Laut yang kemudian menjadi buku pegangan resmi mengenai etiket di lingkungan TNI AL.

Tulisan Rosihan juga telah diterbitkan dalam publikasi internasional, diantaranya dalam Asian Energy Security: Regional Cooperation in the Malacca Strait, Papers in Australia Maritime Affairs, No. 23, Sea Power Center – Australia, dan dalam Maritime Capacity Building in the Asia-Pacific Region, Papers in Australia Maritime Affairs, No. 30, Sea Power Center – Australia.

Sepanjang kariernya, Rosihan menerima tidak kurang dari 16 bintang dan Satya Lencana. Keberhasilannya memimpin SAR pada kecelakaan Silk Air di sungai Musi pada 1997 mendapat pengakuan dari pemerintah Singapura.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Seminar Food Ingredients Asia Indonesia 2024, Memperkuat Daya Saing Produk Halal Indonesia

BERIKUTNYA

Fitur Fotografi Malam Jadi Andalan, Cek Kelebihan Lensa Summilux di Xiaomi 14T Series

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: