Sutradara dengar Helga Theresia Manullang (kedua dari kiri) dan sutradara tuli Hasna Mufidah (ketiga dari kiri) (Sumber gambar: FMI 2024)

Menilik Proses Kreatif Kelompok Fantasi Tuli Garap Teater Musikal Senandung Senyap di FMI 2024

27 September 2024   |   13:56 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Kelompok Fantasi Tuli bakal menjadi salah satu penampil dalam perhelatan Festival Musikal Indonesia (FMI) 2024. Kelompok seni yang menjadi wadah teman tuli berkarya ini akan menyajikan satu pertunjukan yang cukup menggugah bertajuk Senandung Senyap.

Senandung Senyap merupakan teater musikal inklusif yang diadaptasi dari kisah nyata teman-teman tuli di Indonesia. Pertunjukan ini digarap oleh dua sutradara, yakni sutradara tuli Hasna Mufidah dan sutradara dengar Helga Theresia Manullang.

Baca juga: Festival Musikal Indonesia 2024 Siap Dihelat di Ciputra Artpreneur Jakarta

Dalam pertunjukan ini, Geddi Jaddi Membummi dan Dila Sarah akan bertindak sebagai penata musik. Adapun koreografernya akan diracik oleh Marta Hardy. Pertunjukan ini akan dimainkan oleh tujuh orang di antaranya Hanna, Arsa, Rimba, Madhan, Farida, Jati Andito, dan Mufi.

Sutradara tuli Hasna Mufidah mengatakan cerita musikal Senandung Senyap terinspirasi dari sebuah film dokumenter pendek yang dibuat 2019-2022. Film dokumenter itu menceritakan dirinya yang penandang tuli dan kehidupan teman tuli lainnya, tentang bagaimana mereka berusaha menggapai cita-citanya.

“Cerita di dokumenter itu sebenarnya panjang, tetapi saya coba memfokuskan tema pendidikannya,” ujar Mufi seusai konferensi pers di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Kamis (27/9/2024).

Menurut Mufi, teman-teman tuli sama seperti yang lain, mereka memiliki cita-cita dan keinginan besar. Namun, sayangnya, mereka masih cukup sulit berkembang dan menemukan jalan yang tepat menuju apa yang menjadi pilihannya.

Salah satunya adalah karena masih banyak kesalahan persepsi soal teman tuli. Dalam meramu pertunjukan ini, Mufi juga melakukan riset yang cukup panjang dan mengedepankan kehati-hatian. Pasalnya, mengangkat dunia disabilitas itu perlu sensitivitas dan pemahaman yang lebih.

Sementara itu, sutradara dengar Helga Theresia Manullang menjelaskan cerita di musikal ini akan berfokus pada penyandang disabilitas bernama Mufi. Namun, karena fokus cerita tentang pendidikan, ceritanya juga akan menggambarkan kehidupan kisah-kisah di Sekolah Luar Biasa.

“Mungkin teman-teman belum tahu kondisinya seperti apa, akan coba dirangkum di sini. Salah satu tantangan dari teman tuli adalah dipaksa berbicara, mereka tidak diperbolehkan bahasa isyarat, dan hal-hal lain yang masih keliru,” imbuhnya.

Helga mengatakan pertunjukan ini akan cukup unik karena melibatkan dua sutradara. Keterlibatan sutradara tuli dan sutradara dengar karena dalam pertunjukan ini, keduanya memang akan saling berkolaborasi, terlebih pentasnya adalah musikal.
 


Tantangan Produksi

Mufi mengatakan sejauh ini progres latihan sudah mencapai 70 persen. Menurutnya, tim produksi maupun pemain sudah menampilkan pertunjukannya dengan bagus. Namun, masih ada beberapa tantangan yang ditemui, terutama soal akses inklusivitas panggung kepada para penampil maupun penonton tuli.

Saat ini dirinya tengah mencoba berbagai cara. Misalnya, dengan menghadirkan layar cukup besar di belakang para penampil yang akan menampilkan teks. Harapannya, penonton biasa bisa menikmati seperti biasa, sedangkan penonton tuli bisa terbantu lewat teks tersebut.

“Nah, cuma penempatan teks juga perlu diatur penempatannya kan. Mungkin di atasnya, tetapi harus jelas. Tuli itu kan bicara dengan visual dan isyarat juga, semoga itu bisa membantu,” ungkap Mufi.

Mufi menyebut penempatan ini memang yang perlu dicari titik tengahnya. Sebab, biasanya, panggung kan juga berisi dengan set properti dan hal-hal lainnya. Selain itu, juru bicara isyarat juga mesti ditunjukkan.

Kemudian, hal lain yang menjadi fokusnya adalah terkait operator. Dalam artian, koordinasi para pemain terhadap alur adegan itu di atas panggung juga mesti tertata dengan baik.

Helga menambahkan, dalam pertunjukan inklusif, tak hanya persoalan kreatif saja yang menjadi bahasan utama. Hal-hal terkait teknis juga jadi faktor penting. Pasalnya, ini akan jadi satu hal yang cukup berbeda.

“Ini pasti akan berbeda sekali teknisnya, agak ribet, tetapi juga unik. Ini juga pertama di Indonesia ada musikal tuli. Terima kasih untuk FMI. Ya, semoga lancar,” tuturnya.

Musikal Senandung Senyap akan bercerita tentang Mufi, remaja tuli yang sangat mencintai seni tari dan musik. Dengan semangat yang membara, Mufi ingin mewujudkan cita-citanya menjadi seorang penari yang bebas menari tanpa hambatan aksesibilitas.

Namun, saat mimpinya semakin dekat, gurunya menegaskan kalau berisyarat bukanlah berbicara. Bisakah Mufi bersama teman-teman Tuli lainnya membuktikan bahwa mengekspresikan diri melalui tari dan musik itu lebih dari sekedar kata-kata?

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Festival Musikal Indonesia 2024 Jadi Panggung Anak Muda Unjuk Karya

BERIKUTNYA

Setlist Konser SECRET NUMBER di Jakarta 28 September 2024, Beautiful One sampai Who Dis?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: