Madani International Film Festival 2024, Sorotan Khusus untuk Hanung Bramantyo
26 September 2024 |
20:00 WIB
Madani International Film Festival (MIFF) selalu menjanjikan sesuatu yang istimewa, salah satunya melalui program Retrospeksi. Tahun ini, MIFF akan memberikan spotlight kepada Hanung Bramantyo, salah satu sineas yang kerap memberikan warna Islami dalam setiap karya-karyanya.
Retrospektif adalah program yang akan memberikan sorotan dengan menayangkan film-film penting yang berada dalam periode terentu dalam lanskap sinema Indonesia. Retrospektif dalam sebuah festival film juga dapat memberikan pengalaman bagi penonton untuk melihat transformasi penceritaan dan estetika sinematik khas dari waktu ke waktu.
Baca juga: Madani International Film Festival 2024, Mengangkat Marwah dan Sorotan untuk Sinema Sudan
Board of Madani International Film Festival Hikmat Darmawan mengatakan bahwa Hanung Bramantyo merupakan salah satu sutradara yang punya kontribusi besar terhadap perfilman Indonesia lebih dari dua dekade terakhir.
Hanung juga salah satu representasi sutradara yang mengalami sejumlah era. Pada medio 2009, perfilman Indonesia sempat berada pada fase yang kurang baik. Namun, Hanung kemudian muncul dengan karya Ayat-Ayat Cinta.
Film itu tak hanya memantik pasar kembali bergairah, tetapi juga membawa dan merepresentasikan pesan-pesan dakwah dengan indah. Filmnya mencoba berbicara dengan apik persoalan menghadapi naik-turunnya persoalan hidup dengan cara Islam.
Hikmat mengatakan Hanung selalu mampu mengangkat isu dan wacana Islam dengan caranya yang unik dan menarik. Dia tak hanya meramunya dalam film cinta, tetapi bahkan pada sejarah.
Misalnya, pada film Bumi Manusia yang juga mencoba berbicara soal perjuangan Minke terhadap pengakuan nikah Islam sebagai hukum yang sah bagi warga Hindia Belanda kala itu. Selain itu, film-filmnya yang lain, seperti Tuhan Izinkan Aku Berdosa hingga Ipar Adalah Maut sekali pun, membawa wacana Islam dengan cara khas Hanung.
“Jadi, ada banyak segi itu yang muncul. Kadang dihadirkan secara dominan, kadang hadir lewat latar saja. Itu menarik sekali ya, jarang ada yang mengangkat aspek itu,” ucap Hikmat kepada Hypeabis.id.
Dalam program Retrospektif ini, MIFF menghadirkan dua film Hanung. Pertama adalah Hijab (Women in Veil), yang akan diputar 4 Oktober 2024 di Studio Sjuman Djaya Taman Ismail Marzuki.
Film yang dirilis pada 2015 ini menyajikan drama komedi yang menghangatkan hadir. Film ini juga menghadirkan sang istri, Zaskia Adya Mecca sebagai bintang sekaligus co-produser. Ceritanya soal perjalanan empat sahabat, Bia, Sari, Tata, dan Anin yang memulai petualangan wirausaha.
Mereka mendirikan bisnis fesyen. Namun, berbagai tantangan dan keberhasilan yang didapat menguji kehidupan profesional dan pribadi mereka.
Film kedua yang dihadirkan adalah Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Film ini akan ditayangkan pada 5 Oktober 2024 di Studio Sjuman Djaya Taman Ismail Marzuki.
Film yang dirilis pada 2023 ini bercerita tentang Nidah Kiran, seorang pelajar yang cerdas dan religius. Dia mendapati dirinya terjebak dalam organisasi pejuang Negara Islam. Alih-alih menerima bimbingan, ia justru mengalami serangkaian cobaan berat.
Hikmat mengatakan dua film ini cukup menggambarkan pola dan cara Hanung berbicara soal Islam di dalam film-filmmya. Sebenarnya, kata Hikmat, dirinya ingin menghadirkan lebih banyak film Hanung.
Namun, ada beberapa persoalan yang dihadapi saat penyusunan program. Salah satunya ialah perihal arsip. Hikmat menyebut sejumlah film Hanung ada yang masih berada dalam bentuk seluloid, terutama karya-karya lama.
Film-film tersebut belum terdigitalisasi sehingga cukup sulit dilakukan pemutaran. Di sisi lain, beberapa film lainnya ada yang mengalami kendala teknis, seperti pengoalan IP, kepemilikan PH, dan hal-hal sejenis.
Namun, dia berharap dua film ini bisa menjadi pemantik perbincangan yang menarik untuk melihat bagaimana narasi-narasi Islam bisa muncul dengan cara yang menarik.
Baca juga: Madani International Film Festival 2024: Simak Program, Daftar Film & Jadwal Pemutarannya
Editor: Dika Irawan
Retrospektif adalah program yang akan memberikan sorotan dengan menayangkan film-film penting yang berada dalam periode terentu dalam lanskap sinema Indonesia. Retrospektif dalam sebuah festival film juga dapat memberikan pengalaman bagi penonton untuk melihat transformasi penceritaan dan estetika sinematik khas dari waktu ke waktu.
Baca juga: Madani International Film Festival 2024, Mengangkat Marwah dan Sorotan untuk Sinema Sudan
Board of Madani International Film Festival Hikmat Darmawan mengatakan bahwa Hanung Bramantyo merupakan salah satu sutradara yang punya kontribusi besar terhadap perfilman Indonesia lebih dari dua dekade terakhir.
Hanung juga salah satu representasi sutradara yang mengalami sejumlah era. Pada medio 2009, perfilman Indonesia sempat berada pada fase yang kurang baik. Namun, Hanung kemudian muncul dengan karya Ayat-Ayat Cinta.
Film itu tak hanya memantik pasar kembali bergairah, tetapi juga membawa dan merepresentasikan pesan-pesan dakwah dengan indah. Filmnya mencoba berbicara dengan apik persoalan menghadapi naik-turunnya persoalan hidup dengan cara Islam.
Hikmat mengatakan Hanung selalu mampu mengangkat isu dan wacana Islam dengan caranya yang unik dan menarik. Dia tak hanya meramunya dalam film cinta, tetapi bahkan pada sejarah.
Misalnya, pada film Bumi Manusia yang juga mencoba berbicara soal perjuangan Minke terhadap pengakuan nikah Islam sebagai hukum yang sah bagi warga Hindia Belanda kala itu. Selain itu, film-filmnya yang lain, seperti Tuhan Izinkan Aku Berdosa hingga Ipar Adalah Maut sekali pun, membawa wacana Islam dengan cara khas Hanung.
“Jadi, ada banyak segi itu yang muncul. Kadang dihadirkan secara dominan, kadang hadir lewat latar saja. Itu menarik sekali ya, jarang ada yang mengangkat aspek itu,” ucap Hikmat kepada Hypeabis.id.
Dalam program Retrospektif ini, MIFF menghadirkan dua film Hanung. Pertama adalah Hijab (Women in Veil), yang akan diputar 4 Oktober 2024 di Studio Sjuman Djaya Taman Ismail Marzuki.
Film yang dirilis pada 2015 ini menyajikan drama komedi yang menghangatkan hadir. Film ini juga menghadirkan sang istri, Zaskia Adya Mecca sebagai bintang sekaligus co-produser. Ceritanya soal perjalanan empat sahabat, Bia, Sari, Tata, dan Anin yang memulai petualangan wirausaha.
Mereka mendirikan bisnis fesyen. Namun, berbagai tantangan dan keberhasilan yang didapat menguji kehidupan profesional dan pribadi mereka.
Film kedua yang dihadirkan adalah Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Film ini akan ditayangkan pada 5 Oktober 2024 di Studio Sjuman Djaya Taman Ismail Marzuki.
Film yang dirilis pada 2023 ini bercerita tentang Nidah Kiran, seorang pelajar yang cerdas dan religius. Dia mendapati dirinya terjebak dalam organisasi pejuang Negara Islam. Alih-alih menerima bimbingan, ia justru mengalami serangkaian cobaan berat.
Hikmat mengatakan dua film ini cukup menggambarkan pola dan cara Hanung berbicara soal Islam di dalam film-filmmya. Sebenarnya, kata Hikmat, dirinya ingin menghadirkan lebih banyak film Hanung.
Namun, ada beberapa persoalan yang dihadapi saat penyusunan program. Salah satunya ialah perihal arsip. Hikmat menyebut sejumlah film Hanung ada yang masih berada dalam bentuk seluloid, terutama karya-karya lama.
Film-film tersebut belum terdigitalisasi sehingga cukup sulit dilakukan pemutaran. Di sisi lain, beberapa film lainnya ada yang mengalami kendala teknis, seperti pengoalan IP, kepemilikan PH, dan hal-hal sejenis.
Namun, dia berharap dua film ini bisa menjadi pemantik perbincangan yang menarik untuk melihat bagaimana narasi-narasi Islam bisa muncul dengan cara yang menarik.
Baca juga: Madani International Film Festival 2024: Simak Program, Daftar Film & Jadwal Pemutarannya
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.