Agatha Christie. (Sumber gambar: Agatha Christie/X)

5 Novel Terbaik Agatha Christie, Sang Ratu Penulis Cerita Kriminal

26 September 2024   |   17:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Nama Agatha Christie mendadak viral di media sosial X. Nama penulis asal Inggris itu menjadi perbincangan setelah salah satu warganet mengunggah sebuah foto, yang memperlihatkan koleksi buku Agatha Christie dipajang di kategori buku anak di salah satu toko buku. Banyak warganet yang mengkritik hal tersebut, lantaran tidak tepat.

Dalam foto yang diunggah oleh akun X @s0zzled, terlihat koleksi novel terbaru Agatha Christie yang dipajang di rak kategori "Children Books" atau buku bacaan anak. Dilihat dari fotonya, diketahui toko buku tersebut ialah Gramedia yang memang belum lama ini merilis koleksi novel terjemahan terlaris sang penulis.

Baca juga: Resensi Novel Sisi Tergelap Surga, Kupas Cerita Kelamnya Jakarta

Beberapa novel yang dipajang diantaranya yakni Pembunuhan di Orient Express (1974), Setelah Pemakaman (1963), Pembunuhan ABC (1936), dan Mengungkit Pembunuhan (1942). "Sangking enggak taunya sampai salah naruh," demikian cuit akun X @s0zzled.
 


Unggahan itu pun menuai reaksi publik. Banyak warganet yang berkomentar dan menyayangkan hal tersebut. Tak sedikit yang menilai bahwa karya-karya novel Agatha Christie tidak seharusnya diletakkan di rak kategori buku anak-anak, lantaran menyajikan kisah-kisah tentang kriminal dan detektif yang kebanyakan dari peristiwa pembunuhan.

Ya, Agatha Christie bukan penulis buku anak-anak. Penulis yang lahir di Torquay, Devon, Inggris, ini dikenal di seluruh dunia sebagai The Queen of Crime atau Ratu Penulis Cerita Kriminal. Mulai menulis menjelang akhir Perang Dunia I, Christie dikenal berkat 66 novel detektif dan 14 kumpulan cerita pendeknya, terutama yang berkisar pada detektif fiktif Hercule Poirot dan Miss Marple.

Penulis kelahiran 1890 ini juga menulis drama terpanjang di dunia, misteri pembunuhan The Mousetrap, yang telah dipentaskan di West End, London sejak 1952. Termasuk,  menulis enam novel dengan nama samaran Mary Westmacott. 

Pada 1971, Christie diangkat menjadi Dame (DBE) oleh Ratu Elizabeth II atas kontribusinya pada sastra. Guinness World Records mencatat Christie sebagai penulis fiksi terlaris sepanjang masa, berkat novel-novelnya yang telah terjual lebih dari 2 miliar eksemplar.

Dari sekian banyak judul buku yang telah ditulis Agatha Christie, ada sejumlah novelnya yang didapuk sebagai karya terbaik sang penulis. Buku-buku ini dipilih berdasarkan kesuksesannya secara komersial, capaian pujian kritis, dan dampak karyanya pada genre misteri. 

Berikut adalah 5 novel terbaik Agatha Christie sebagaimana dilansir dari Forbes.


A Murder Is Announced (1950)

Dalam buku ini, Christie mengubah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari menjadi sesuatu yang menyeramkan. Mengambil latar desa Inggris kuno bernama Chipping Cleghorn, novel A Murder Is Announced berkisah tentang eksperimen pembunuhan yang berani.

Penduduk desa Chipping Cleghorn, termasuk Jane Marple, dipenuhi rasa penasaran ketika membaca sebuah iklan di surat kabar lokal yang bertuliskan: “Pembunuhan akan dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 29 Oktober, di Little Paddocks, pukul 6.30 sore.” Permainan misteri? Atau lelucon jahat untuk menakuti sang pemilik rumah, Letitia Blacklock?

Tak sanggup menolak undangan misterius itu, kerumunan orang mulai berkumpul di Little Paddocks pada waktu yang disebutkan. Seketika, mendadak, semua lampu padam dan terdengar tiga tembakan. Saat lampu menyala kembali, pembunuhan telah terjadi, seperti yang diiklankan.
 
 

The Murder of Roger Ackroyd (1926)

Didapuk sebagai buku kriminal terbaik sepanjang masa, buku ini juga menjadikan karier Agatha Christie semakin melejit sebagai penulis novel detektif. Apalagi, novel ini dikatakan sebagai novel paling kontroversial karena memuat plot twist yang inovatif di akhir cerita, dan memberikan dampak signifikan terhadap buku bergenre kriminal.

Novel ini berkisah tentang Roger Ackroyd yang terlalu mengetahui banyak hal. Bahkan, dia tahu bahwa wanita yang dicintainya telah meracuni suami pertama yang kejam. Dia pun curiga bahwa kekasihnya itu telah membunuh seseorang, hingga membuatnya bunuh diri dengan meminum obat hingga overdosis.

Suatu malam, Roger menerima sepucuk surat berisi informasi yang sangat fatal. Belum sempat dia membaca hingga selesai, saat dia hampir tahu siapa yang menghancurkan kekasihnya itu, sayang sekali, seseorang menikamnya hingga terbunuh. Hercule Poirot pun terpaksa menunda masa pensiunnya untuk menyelidiki kasus ini.


The Murder at the Vicarage (1930)

Pembunuhan di Wisma Pendeta atau The Murder at the Vicarage adalah novel pertama Christie yang menampilkan karakter Miss Marple, meskipun karakter tersebut sebelumnya telah muncul dalam cerita-cerita pendek yang diterbitkan dalam The Royal Magazine dan The Story-Teller Magazine, dimulai pada Desember 1927. Cerita-cerita sebelumnya kemudian muncul dalam bentuk buku dengan judul The Thirteen Problems pada 1932.

Kisahnya mengikuti Kolonel Protheroe yang ditembak dengan peluru menembus kepala di Wisma Pendeta. Meski semua penduduk St. Mary Mead membencinya, tetap saja kejadian tersebut mengejutkan. Suasana semakin kompleks ketika dua orang menyatakan diri sebagai pembunuh sang kolonel. Namun, berkat Miss Marple, teka-teki pembunuhan yang menggemparkan itu berhasil dibongkar.
 


Murder on the Orient Express (1934)

Novel Murder On The Orient Express (Pembunuhan Di Orient Express) merupakan salah satu novel thriller klasik Christie yang sangat identik dengan sang penulis, sekaligus salah satu novel dalam kisah Detektif Poirot.

Kisahnya mengikuti peristiwa pembunuhan di sebuah kereta. Tepat setelah tengah malam, gumpalan salju menghentikan kereta Orient Express. Padahal saat itu kereta mewah tersebut sangat dipadati penumpang. Tetapi, begitu pagi tiba, mereka kekurangan satu penumpang.

Sang penumpang tewas di dalam kompartemen, dengan belasan luka tusuk, dan pintunya terkunci dari dalam. Sebagai salah satu penumpang, Poirot berlomba dengan waktu untuk menemukan pelaku pembunuhan itu.


And Then There Were None (1939)

And Then There Were None atau Lalu Semuanya Lenyap ialah novel Christie yang paling mencekam dan menegangkan. Sebuah cerita detektif tanpa detektif. Bukunya mengisahkah sepuluh orang yang diundang ke sebuah rumah mewah dan modern di sebuah pulau di seberang pantai Devon.

Sepuluh orang dengan rahasia kelam masing-masing, datang tanpa curiga pada sore musim panas yang indah. Tetapi tiba-tiba terjadi serentetan kejadian misterius. Pulau tersebut berubah menjadi pulau maut yang mengerikan ketika orang-orang itu tewas satu demi satu.

Baca juga: Resensi Novel Sapaan Sang Giri: Kisah Sejarah dari Mereka yang Terbuang

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Mengisahkan Kehidupan Sandwich Generation, Simak Sinopsis Film Home Sweet Loan

BERIKUTNYA

Libas Maladewa 4-0, Indonesia Raih Hasil Manis di Laga Pembuka Kualifikasi Piala Asia U-20

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: