Menengok Konsep Runway Fashion Show Chanel dari Masa ke Masa di Grand Palais
25 September 2024 |
14:35 WIB
Chanel menjadi salah satu rumah mode yang dinantikan koleksi terbarunya di Paris Fashion Week Spring/Summer 2025. Jenama ini akan melakukan presentasi mode pada 1 Oktober 2024 mendatang untuk koleksi ready-to-wear dan haute couture mereka.
Setelah Virginie Viard mundur dari posisinya, Chanel akan meluncurkan koleksi terbaru mereka tanpa arahan direktur kreatif. Viard telah menjabat selama lima tahun terakhir menggantikan Karl Lagerfeld yang meninggal dunia pada 2019.
Kali ini Chanel akan melenggangkan karya busana teranyarnya di venue langganan mereka, Grand Palais. Bangunan historis yang terletak di antara Champs-Élysées dan Sungai Seine tersebut selama empat tahun belakangan ini sedang dalam proses direnovasi.
Baca juga: Boardwalk Rumah Mode CHANEL Fall-Winter 2024-2025 Angkat Gaya Fesyen 1920-an & 1970-an
Menengok kembali peragaan busana Chanel di Grand Palais, jenama ini seolah tak pernah kehabisan ide dalam menciptakan runway yang unik dan berkesan. Sejak 2005, Chanel telah menyulap Grand Palais menjadi teater mode megah mereka. Jenama ini menciptakan runway yang spektakuler seperti supermarket raksasa sampai replika pesawat dan kasino bergaya Monte Carlo.
Mengutip Women's Wear Daily (WWD), Chanel melakukan debutnya di Grand Palais saat memamerkan koleksi Spring 2006 Ready-to-Wear. Lagerfeld menciptakan runway yang terinspirasi dari internet, terlihat dari adanya ornamen komputer desktop raksasa menyerupai iMac Apple. Namun, logo perusahaan teknologi itu diganti dengan dua huruf C milik Chanel .
Peragaan busana Chanel dua tahun kemudian, yakni Fall 2008 Ready-to-Wear juga menampilkan carousel atau komidi putar raksasa yang dibangun dua tingkat. Para model mengenakan busana dan aksesori dari koleksi terbaru mereka sambil mengelilingi komidi putar.
Runway untuk koleksi Spring 2010 Ready-to-Wear juga tak kalah menarik. Lagerfeld mempersembahkan koleksi berjudul Romp in the Hay, terinspirasi dari rumah pertanian di desa bergaya Marie Antoinette. Para model bermunculan dari lumbung dengan tumpukan jerami. Presentasi mode ditutup dengan penampilan Lily Allen membawakan lagunya yang berjudul Not Fair.
Chanel makin kreatif menciptakan runway peragaan busana mereka. Pada koleksi Spring 2012 Couture, jenama ini melenggangkan para modelnya di Grand Palais yang telah disulap menjadi replika pesawat. Model-model mengenakan busana bergaya era 1960-an ala pramugari tempo dulu.
Meski begitu, Runway Chanel yang paling populer adalah supermarket raksasa di mana mereka menampilkan koleksi Fall 2014 ready-to-wear. Para model berjalan di lorong-lorong rak yang penuh dengan produk makanan kemasan, minuman kaleng, sampai buah-buahan segar. Mereka menenteng handbag mirip tas belanja.
"Mengapa supermarket? Itu adalah bagian dari kehidupan masa kini, bahkan orang-orang yang berbusana di Chanel pun pergi ke sana, supermarket adalah pernyataan modern untuk barang-barang mahal," kata Lagerfeld kepada New York Times.
Selanjutnya saat menampilkan koleksi Fall 2015 Couture, Chanel membawa kemegahan kasino kelas atas bergaya Monte Carlo. Tak tanggung-tanggung mereka menempatkan mesin slot dan meja rolet. Selebritas papan atas seperti Kristen Stewart, Julianne Moore, dan Vanessa Paradis bermain kartu saat para model mengelilingi lantai kasino.
Tak sampai di sana, kreativitas Chanel tampaknya mulai mengaburkan batas-batas bumi dan luar angkasa. Lagerfeld menyulap Grand Palais sebagai landasan peluncuran roket sebagai runway untuk menampilkan koleksi Fall 2017 Ready-to-Wear.
Para model mengenakan busana perpaduan gaya metalik era antariksa dengan motif retro termasuk ikat kepala lebar dan mutiara. Lagu Rocket Man karya Elton John menutup presentasi mode yang spektakuler tersebut.
Setahun kemudian, Lagerfeld menciptakan replika ngarai Verdon Gorge, salah satu landmark ikonik di Prancis sebagai panggung runway koleksi Spring 2018 ready-to-wear. Berlatarkan panorama alam yang cantik, satu per satu model keluar melintasi landasan kayu yang di kanan kirinya terdapat air terjun.
Masih banyak lagi, konsep runway Chanel yang kreatif. Misalnya replika pantai dengan pasir dan ombak buatan saat menampilkan koleksi bertajuk By the Sea edisi Spring 2019 ready to wear.
Masih di tahun yang sama, Chanel membangun runway bertemakan rumah-rumah musim dingin yang ditutupi salju untuk koleksi Fall 2019 Ready-to-Wear. Peragaan busana ini digelar dalam suasana berkabung, setelah berpulangnya Karl Lagerfeld.
Tahun-tahun selanjutnya, direktur kreatif Virginie Viard melanjutkan warisan kreativitas Karl Lagerfeld. Namun, jenama ini harus absen menampilkan koleksinya di Grand Palais karena proyek renovasi bangunan bersejarah tersebut.
Mengutip Fashion Network, anggaran untuk proyek renovasi Grand Palais adalah 466 juta Euro, termasuk 25 juta Euro sebagai dukungan dari Chanel. Proyek ini direncanakan berlangsung selama tiga tahun, sejak 2020 hingga 2023 tapi baru resmi dirampungkan pada 2024 ini. Meski begitu gedung ini baru dibuka untuk umum pada 2025 mendatang.
Grand Palais sendiri telah memasuki usia 124 tahun. Setelah direnovasi, bangunan ini menjadi lebih kokoh dan megah. Renovasi Grand Palais sebagian besar untuk meningkatkan aksesibilitas gedung, merestorasi patung eksterior aslinya, serta merenovasi sebagian ruangan yang telah diblokir selama beberapa dekade.
Struktur bangunin megaj ini menggabungkan baja, batu, dan kaca. Bagian tengahnya mamiliki luas 13.500 m2, serta merupakan bangunan terbesar di Eropa. Ciri khasanya ada pada langit-langit berupa kubah kaca besar, dengan luas 145.313 kaki persegi.
Chatillon Architectes, studio perencanaan kota, arsitektur, dan desain interior di Paris, diberi tugas untuk merenovasi Grand Palais selama tiga tahun terakhir. Prosesnya sangat lambat karena mereka harus menjaga integritas desain aslinya.
“Grand Palais memiliki banyak ruangan yang tidak diketahui dan tersembunyi selama beberapa dekade akibat modifikasi berturut-turut," kata François Chatillon, pendiri Chatillon Architectes, pada The Art Newspaper.
Dia juga mengungkapkan, proses memilih warna lantai batu yang baru begitu panjang. Perlu waktu lebih dari tiga tahun sebelum memutuskan beton termo warna koral. Adapun keputusan ini diambil setelah diskusi panjang dengan menteri kebudayaan Prancis.
Setelah direnovasi, diharapkan Grand Palais menambah daya tariknya sebagai bangunan bersejarah kota Paris, Prancis. Bangunan ini akan menjadi pusat seni, sains, olahraga dan budaya. Beberapa waktu lalu, tempat ini menjadi tuan rumah cabang olahraga anggar dan taekwondo di Olimpiade Paris 2024.
Selama lebih dari 10 tahun Grand Palais juga telah menjadi rumah bagi Chanel untuk melenggangkan koleksi ready to wear dan haute couture terbaru mereka. Oleh karena itu, Chanel ingin berkontribusi untuk renovasinya, mereka juga merupakan satu-satunya sponsor swasta untuk proyek tersebut.
"Chanel dan Grand Palais telah menjalin hubungan yang kuat, sejak di bawah arahan direktur kreatif Karl Lagerfeld pada 2005," kata Bruno Pavlovsky, Presiden divisi mode Chanel.
Bagi Chanel, Grand Palais lebih dari sekadar monumen bersejarah di jantung kota Paris. Arsitekturnya yang luar biasa banyak menginspirasi Karl Lagerfeld dalam menciptakan runway dan karya busana kreatifnya. Kembalinya Chanel ke Grand Palais membuat para pencinta mode mengantisipasi kira-kira runway spektakuler seperti apa lagi yang akan dibangun di sana.
Baca juga: 8 Wanita Sumber Inspirasi Perancang Busana Karl Lagerfeld dari Tahun ke Tahun
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Setelah Virginie Viard mundur dari posisinya, Chanel akan meluncurkan koleksi terbaru mereka tanpa arahan direktur kreatif. Viard telah menjabat selama lima tahun terakhir menggantikan Karl Lagerfeld yang meninggal dunia pada 2019.
Kali ini Chanel akan melenggangkan karya busana teranyarnya di venue langganan mereka, Grand Palais. Bangunan historis yang terletak di antara Champs-Élysées dan Sungai Seine tersebut selama empat tahun belakangan ini sedang dalam proses direnovasi.
Baca juga: Boardwalk Rumah Mode CHANEL Fall-Winter 2024-2025 Angkat Gaya Fesyen 1920-an & 1970-an
Menengok kembali peragaan busana Chanel di Grand Palais, jenama ini seolah tak pernah kehabisan ide dalam menciptakan runway yang unik dan berkesan. Sejak 2005, Chanel telah menyulap Grand Palais menjadi teater mode megah mereka. Jenama ini menciptakan runway yang spektakuler seperti supermarket raksasa sampai replika pesawat dan kasino bergaya Monte Carlo.
Mengutip Women's Wear Daily (WWD), Chanel melakukan debutnya di Grand Palais saat memamerkan koleksi Spring 2006 Ready-to-Wear. Lagerfeld menciptakan runway yang terinspirasi dari internet, terlihat dari adanya ornamen komputer desktop raksasa menyerupai iMac Apple. Namun, logo perusahaan teknologi itu diganti dengan dua huruf C milik Chanel .
Peragaan busana Chanel dua tahun kemudian, yakni Fall 2008 Ready-to-Wear juga menampilkan carousel atau komidi putar raksasa yang dibangun dua tingkat. Para model mengenakan busana dan aksesori dari koleksi terbaru mereka sambil mengelilingi komidi putar.
Runway untuk koleksi Spring 2010 Ready-to-Wear juga tak kalah menarik. Lagerfeld mempersembahkan koleksi berjudul Romp in the Hay, terinspirasi dari rumah pertanian di desa bergaya Marie Antoinette. Para model bermunculan dari lumbung dengan tumpukan jerami. Presentasi mode ditutup dengan penampilan Lily Allen membawakan lagunya yang berjudul Not Fair.
Chanel makin kreatif menciptakan runway peragaan busana mereka. Pada koleksi Spring 2012 Couture, jenama ini melenggangkan para modelnya di Grand Palais yang telah disulap menjadi replika pesawat. Model-model mengenakan busana bergaya era 1960-an ala pramugari tempo dulu.
Meski begitu, Runway Chanel yang paling populer adalah supermarket raksasa di mana mereka menampilkan koleksi Fall 2014 ready-to-wear. Para model berjalan di lorong-lorong rak yang penuh dengan produk makanan kemasan, minuman kaleng, sampai buah-buahan segar. Mereka menenteng handbag mirip tas belanja.
"Mengapa supermarket? Itu adalah bagian dari kehidupan masa kini, bahkan orang-orang yang berbusana di Chanel pun pergi ke sana, supermarket adalah pernyataan modern untuk barang-barang mahal," kata Lagerfeld kepada New York Times.
Selanjutnya saat menampilkan koleksi Fall 2015 Couture, Chanel membawa kemegahan kasino kelas atas bergaya Monte Carlo. Tak tanggung-tanggung mereka menempatkan mesin slot dan meja rolet. Selebritas papan atas seperti Kristen Stewart, Julianne Moore, dan Vanessa Paradis bermain kartu saat para model mengelilingi lantai kasino.
Tak sampai di sana, kreativitas Chanel tampaknya mulai mengaburkan batas-batas bumi dan luar angkasa. Lagerfeld menyulap Grand Palais sebagai landasan peluncuran roket sebagai runway untuk menampilkan koleksi Fall 2017 Ready-to-Wear.
Para model mengenakan busana perpaduan gaya metalik era antariksa dengan motif retro termasuk ikat kepala lebar dan mutiara. Lagu Rocket Man karya Elton John menutup presentasi mode yang spektakuler tersebut.
Setahun kemudian, Lagerfeld menciptakan replika ngarai Verdon Gorge, salah satu landmark ikonik di Prancis sebagai panggung runway koleksi Spring 2018 ready-to-wear. Berlatarkan panorama alam yang cantik, satu per satu model keluar melintasi landasan kayu yang di kanan kirinya terdapat air terjun.
Masih banyak lagi, konsep runway Chanel yang kreatif. Misalnya replika pantai dengan pasir dan ombak buatan saat menampilkan koleksi bertajuk By the Sea edisi Spring 2019 ready to wear.
Masih di tahun yang sama, Chanel membangun runway bertemakan rumah-rumah musim dingin yang ditutupi salju untuk koleksi Fall 2019 Ready-to-Wear. Peragaan busana ini digelar dalam suasana berkabung, setelah berpulangnya Karl Lagerfeld.
Tahun-tahun selanjutnya, direktur kreatif Virginie Viard melanjutkan warisan kreativitas Karl Lagerfeld. Namun, jenama ini harus absen menampilkan koleksinya di Grand Palais karena proyek renovasi bangunan bersejarah tersebut.
Kembalinya Chanel ke Grand Palais
Mengutip Fashion Network, anggaran untuk proyek renovasi Grand Palais adalah 466 juta Euro, termasuk 25 juta Euro sebagai dukungan dari Chanel. Proyek ini direncanakan berlangsung selama tiga tahun, sejak 2020 hingga 2023 tapi baru resmi dirampungkan pada 2024 ini. Meski begitu gedung ini baru dibuka untuk umum pada 2025 mendatang.Grand Palais sendiri telah memasuki usia 124 tahun. Setelah direnovasi, bangunan ini menjadi lebih kokoh dan megah. Renovasi Grand Palais sebagian besar untuk meningkatkan aksesibilitas gedung, merestorasi patung eksterior aslinya, serta merenovasi sebagian ruangan yang telah diblokir selama beberapa dekade.
Struktur bangunin megaj ini menggabungkan baja, batu, dan kaca. Bagian tengahnya mamiliki luas 13.500 m2, serta merupakan bangunan terbesar di Eropa. Ciri khasanya ada pada langit-langit berupa kubah kaca besar, dengan luas 145.313 kaki persegi.
Chatillon Architectes, studio perencanaan kota, arsitektur, dan desain interior di Paris, diberi tugas untuk merenovasi Grand Palais selama tiga tahun terakhir. Prosesnya sangat lambat karena mereka harus menjaga integritas desain aslinya.
“Grand Palais memiliki banyak ruangan yang tidak diketahui dan tersembunyi selama beberapa dekade akibat modifikasi berturut-turut," kata François Chatillon, pendiri Chatillon Architectes, pada The Art Newspaper.
Dia juga mengungkapkan, proses memilih warna lantai batu yang baru begitu panjang. Perlu waktu lebih dari tiga tahun sebelum memutuskan beton termo warna koral. Adapun keputusan ini diambil setelah diskusi panjang dengan menteri kebudayaan Prancis.
Setelah direnovasi, diharapkan Grand Palais menambah daya tariknya sebagai bangunan bersejarah kota Paris, Prancis. Bangunan ini akan menjadi pusat seni, sains, olahraga dan budaya. Beberapa waktu lalu, tempat ini menjadi tuan rumah cabang olahraga anggar dan taekwondo di Olimpiade Paris 2024.
Selama lebih dari 10 tahun Grand Palais juga telah menjadi rumah bagi Chanel untuk melenggangkan koleksi ready to wear dan haute couture terbaru mereka. Oleh karena itu, Chanel ingin berkontribusi untuk renovasinya, mereka juga merupakan satu-satunya sponsor swasta untuk proyek tersebut.
"Chanel dan Grand Palais telah menjalin hubungan yang kuat, sejak di bawah arahan direktur kreatif Karl Lagerfeld pada 2005," kata Bruno Pavlovsky, Presiden divisi mode Chanel.
Bagi Chanel, Grand Palais lebih dari sekadar monumen bersejarah di jantung kota Paris. Arsitekturnya yang luar biasa banyak menginspirasi Karl Lagerfeld dalam menciptakan runway dan karya busana kreatifnya. Kembalinya Chanel ke Grand Palais membuat para pencinta mode mengantisipasi kira-kira runway spektakuler seperti apa lagi yang akan dibangun di sana.
Baca juga: 8 Wanita Sumber Inspirasi Perancang Busana Karl Lagerfeld dari Tahun ke Tahun
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.